23. Nyawa Dibalas Nyawa

639 89 7
                                    

Januari 2019

Keyrin duduk dengan santai di sebuah kursi kayu sambil menyeruput segelas kopi susu panas. Kini ia berada di sebuah cafetaria di dekat kantor temannya bekerja. Di depannya ada seorang pria bertubuh tegap dan gagah. Helaan napas itu terdengar jelas di telinga Keyrin. Lelaki itu menatap undangan pernikahan yang sangat mewah berwarna putih dan emas.

"Key, kamu yakin menikah dengan lelaki itu?" Keyrin meletakkan kopinya di meja. Ia mengangguk.

"Key, kalau menurut aku, jangan menikah dengannya. Entah mengapa aku merasa curiga padanya karena ini sangat mendadak. Coba kita ingat-ingat lagi, dia datang tiba-tiba dan mengaku kalian teman lama. Tapi saat aku bekerja jadi sopirmu dulu, kamu bahkan tidak pernah mempunyai teman laki-laki. Menatap mereka saja pun kamu tidak berani. Key, coba kamu selidiki dulu apa tujuan dia menikahi kamu sebelum terlambat."

"Dion, dia baik padaku. Keluarganya juga."

Dion menghela napasnya kuat. " Justru karena itu kita patut curiga, Key. Bisa saja dia baik untuk menutupi sejuta rahasia." Keyrin menggeleng.

"Bisa saja, kan Key?"

"Dion, aku tidak bisa membatalkan pernikahan kami."

"Key, perasaanku tidak enak. Sejak setelah dia meminta aku menceritakan apa yang terjadi padamu dulu."

"Wajar dia ingin tahu, dia temanku."

Dion memukul meja dengan pelan.

"Kamu tenang saja, Dion. Dia tidak akan menyakiti aku. Kalau pun itu terjadi, aku sudah siap." Keyrin tersenyum lebar.

"Kamu memang sudah berubah, ya Key. Kamu tidak menyakiti dirimu lagi. Bagus kalau dia membawa dampak positif padamu. Tapi tetap berhati-hati, ya. Kalau ada apa-apa, kamu hubungi aku."

"Iya, Dion. Kamu jangan khawatir ya."

"Apa dia mencintai kamu?" Keyrin terdiam, raut wajahnya berubah.

Dion menatap undangan itu lagi.

"Dion, aku harus kembali ke rumah. Aku pulang dulu, ya."

"Hati-hati, Key."

"Iya, titip salam pada Candy." Keyrin bangkit berdiri dan meninggalkan Dion.

Dion meraih undangan itu, ia juga bangkit berdiri dan meninggalkan tempat itu.

Sementara itu Keyrin masuk ke dalam sebuah mobil mewah, ia tersenyum pada lelaki yang sejak tadi menunggunya.

"Sudah?" Keyrin tersenyum. Lelaki itu memakaikan sabuk pengaman untuk Keyrin, ia juga mengecup kening Keyrin. Lalu melajukan mobilnya.

Keyrin menghela napasnya. Ia kepikiran pada ucapan Dion tadi.

"Hei, apa yang kamu pikirkan?" tanya Jackson, ia menggenggam tangan Keyrin. Keyrin menolah, ia menggeleng.

"Aku hanya grogi karena tidak terasa sebentar lagi kita akan menikah."

"Aku sudah menantikan ini sejak lama," ucap Jackson.

Keyrin mengangguk. Ia menatap lurus ke depan.

Kini ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah Jackson mencintainya?

Waktu berjalan dengan cepat, sehingga sesuai keinginan Jackson menikah di awal tahun. Namun Keyrin belum pernah mendengar Jackson mengucapkan kata cinta padanya.

"Hei, santai ya...." Jackson mengecup punggung tangan Keyrin. Keyrin tersenyum lebar.

Dalam perjalanan pulang, mereka tidak bicara lagi. Hingga akhirnya sampai di rumah Jackson, Keyrin langsung turun dan melangkah pergi tanpa menunggu Jackson.

Jackson merasa heran dengan sikap Keyrin, tadi sebelum bertemu Dion, ia masih seperti biasa.

Jackson turun dari mobil dan mengejar langkah Keyrin.

Keyrin masuk ke kamar dan menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Ia menatap langit-langit kamar.

"Key, ada apa? Apa Dion mengatakan hal yang aneh?" Jackson duduk di sebelah Keyrin.

Keyrin duduk, ia menggeleng. Mencoba biasa saja.

"Hei, jangan terlalu banyak berpikir, ya. Aku tidak mau kamu stres." Jackson menggenggam kedua tangan Keyrin, menatap gadis itu penuh perasaan.

"Iya, Tuan." Keyrin tersenyum. Ia menarik tangannya dan memeluk Jackson.

Dari perlakuan Jackson untuknya, Keyrin merasa tidak ada yang kurang. Meski Jackson belum pernah mengucapkan kata cinta untuknya, tapi ia merasa selalu dicintai Jackson, ia selalu merasa cukup.
Dan Keyrin merasa Jackson menunjukkan cintanya melalui perbuatan.

"Aku hanya takut. Takut membuat keluargamu malu nantinya."

"Hei, aku tahu kamu akan melakukan yang terbaik untuk hari istimewa kita." Keyrin mengangguk.

Jackson mengelus punggung Keyrin membuat Keyrin tertidur dipelukannya.

Persiapan pernikahan mereka sudah 95% dan baju pengantin juga sudah siap. Tinggal menghitung hari saja.

Namun Jackson berjanji pada dirinya, setelah menikah dengan Keyrin ia akan berusaha untuk jujur karena Keyrin berhak tahu yang sebenarnya.

★•••★

Jackson menutup pintu kamar Keyrin dengan gerakan pelan. Jackson melangkah dengan cepat menuju teras.
Seseorang sudah menunggunya di teras.

"Bagaimana?" tanya Jackson pada dua anak buahnya.

"Ini adalah foto saat pemakaman ayahnya, Pak." Jackson menerima dua lembar foto. Ia menatapnya dengan lekat dan teliti.

Sangat jelas bahwasanya Keyrin memang hadir di acara pemakaman ayahnya. Gadis itu memakai pakaian serba putih.

Lalu, kenapa Dion mengatakan Keyrin saat itu tidak datang? Dion mengatakan Keyrin menghilang dan ditemukan di tengah hutan.

"Lalu bagaimana pelaku pemerkosaan itu?"

"Beri kami sedikit lagi waktu, Pak."

"Menurut penuturan teman Keyrin, ia menemukan Keyrin dari surat kabar yang beredar. Cari tahu kapan surat kabar itu, bila perlu tanyakan pada bajingan itu."

"Baik, Pak."

"Kalian boleh pergi. Pastikan saat acara pernikahanku tidak ada yang mengacau."

"Baik, Pak. Permisi, Pak." Kedua anak buahnya membungkuk sopan, lalu pergi.

Jackson masuk ke rumah, ia melangkah cepat menuju kamarnya. Ia mendekati pintu rahasia menuju ruang kerjanya dan memasukkan kode pintu. Saat pintu terbuka, ia langsung masuk dan menuruni tangga.

Lalu ia duduk di kursi kerjanya. Ia meletakkan dua lembar foto itu di nakas dan membuka laci. Ia mengeluarkan amplop kuning dari laci.

Jackson membuka amplop itu dan mengeluarkan isinya. Ada beberapa foto dan dan surat kabar mengenai kebangkrutan perusahaan ayah Keyrin.

Jackson menatap foto itu dengan sinis. Di foto itu ada seorang laki-laki muda bertubuh tinggi dan tegap dan seorang gadis memakai seragam putih abu-abu.

"Kamu tidak tahu berurusan dengan siapa!" Suara Jackson berat, ekspresi wajahnya dingin dan jelas ia menahan amarah.

"Aku akan menghancurkan kamu secara perlahan dan akan membuatmu kehilangan orang-orang yang kamu cintai. Seperti yang kamu lakukan pada Keyrin. Nyawa dibalas dengan nyawa, bukan?"

Jackson meletakkan foto itu, lalu ia kembali menatap foto saat pemakaman ayah Keyrin. Ia menatap Keyrin yang menangis sambil menutup mulutnya. Foto itu diambil tepat saat peti ayahnya di masukkan ke dalam galian tanah.

"Aku pastikan tidak ada lagi tangis seperti ini, Key." Jackson mengelus foto itu. Dadanya mulai sesak.

★•••★

Sebentar lagi konflik akan dimulai.
Selamat bertanya-tanya, Guys.

Btw aku skip dan langswke tahun baru ya. Biar gak lambat kali alurnya.
Makasih udah mau baca.
Share juga cerita ini ke temen kalian ya💕

SECRET OF JACKSONWhere stories live. Discover now