38- Class Meeting

707 56 19
                                    

"When I said “what’s up?”
I really meant “I miss you”
In each and every emoji
My subtle feelings keep changing, I wonder if you know" --- Blueming (IU)

~♥~

"Bal, lagi apa?"

Azel menyembulkan kepalanya ke pintu kamar Iqbal. Dilihatnya pemuda itu tengah fokus pada layar laptopnya yang memunculkan sebuah video. Kemudian tangan Iqbal dihentak-hentak sesuai video itu, pun kakinya yang menendang udara.
Pemuda itu sangat fokus hingga mengabaikan Azel.
Azel mencebikkan bibirnya. Ia melangkah masuk ke dalam kamar Iqbal dan setelahnya baru pemuda itu menyadari keberadaannya.

"Eh, Noona?"

Iqbal tersenyum memandang Azel sekilas, sebelum akhirnya terhanyut kembali pada videonya.
"Aku lagi latihan. Buat Ujian Kenaikan Tingkat besok lusa," sambungnya. Tatapannya tepat memperhatikan gerakan yang akan diujikan dalam ujiannya.

Azel bersidekap memandang tunangannya itu. Dengan celana training dan kaos tanpa lengan juga ikat kepala, Iqbal kini benar-benar seperti pendekar ahli bela diri yang ada di tv-tv itu.
Baru pertama kali Azel melihat pemuda itu melatih gerakan taekwondonya di kamar. Pasti Iqbal sangat frustasi karena materi ujiannya.

"Besok lusa ada lomba tarik tambang." Azel memperhatikan karpet berwarna hitam yang entah sejak kapan sudah berada di kamar Iqbal. Pemuda itu benar-benar niat untuk latihan rupanya.

"Oh, iya? Aku mau nonton tadinya, cuman ada ujian," kata Iqbal diakhiri cengiran. Matanya masih tertuju pada layar laptop. Kini pemuda itu tengah memasang kuda-kudanya kembali. Sepertinya mengulang lagi dari awal. Azel jadi punya ide jahil kan sekarang.

"Kamu mau aku tonton?" tanya Azel mendekati pemuda itu. "Eh boleh gak sih nonton ujian taekwondo?" tanyanya lagi saat Iqbal mengabaikannya. Ia melangkah mendekati Iqbal. Kaki Azel kini sudah menyentuh karpet hitam, kemudian kembali melangkah menyejajarkan dirinya dengan Iqbal.

"Bal?" Azel mencolek lengan Iqbal yang penuh dengan keringat.

"Iya? Eh, boleh ditonton kok. Noona dateng aja gak pa-pa," jawabnya setelah Azel kini malah makin mencolek-colek lengannya yang tanpa pelindung apa-apa. "Noona ... jangan ganggu dulu, ih," protesnya.

Azel terkekeh menyaksikan keputusasaan Iqbal sekarang. Pasalnya kini pemuda itu tidak fokus lagi pada video. Azel benar-benar membuyarkan fokusnya.

Tapi yang namanya Azel, diperingati seperti itu bukannya jera, justru ia makin menjadi-jadi. Sekarang punggung Iqbal ditusuk-tusuk dengan telunjuknya.

"Noona," geram Iqbal. "Nanti kena, nangis awas loh."

"Aku gak bisa berenti ini, gimana dong?" Tawa Azel semakin keras.

"Awas ya Noona kalo aku gak lulus ujian!" Iqbal melirik Azel. Pemuda itu pura-pura memelototi Azel. Bukannya takut, Azel justru memeletkan lidahnya, meledek Iqbal.

Seiring tawa Azel yang makin kencang, sebenarnya sejak tadi Iqbal benar-benar sudah tidak bisa mengingat urutan gerakannya.

"Eh- kan! Jadi lupa aku sama urutannya." Iqbal kini tengah melakukan Poomsae. Ia merangkum satu-per satu jurus yang ia pelajari. Tangannya memukul, lalu menangkis, dan -

"Aw!"

- menendang Azel.

"Noona!"
Iqbal mengakhiri latihannya. Ia melihat Azel sudah terduduk akibat tendangannya. Pemuda itu meringis.
"Yah, udah dibilang kan, jangan ganggu aku latihan. Ngeyel."

~♥~

Hari pertama class meeting diadakan lomba pentung kendil. Sebenarnya lomba ini tak pantas disebut pentung kendil, karena yang dipukul (pentung) bukan kendil, melainkan plastik. Tapi entah panitia tetap menamai lomba ini dengan pentung kendil.

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang