29- Salah Tingkah

869 83 17
                                    

"Try to run away from me, no no
When you open your eyes again
When you start thinking about me
You are gonna be mine again" -- More and More (Twice)

~♥~

Kamu tuh kaya Pohon Kersen, meskipun daunnya berguguran, tapi tetap membuat nyaman orang-orang yang berteduh di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamu tuh kaya Pohon Kersen, meskipun daunnya berguguran, tapi tetap membuat nyaman orang-orang yang berteduh di bawahnya.
Eaa ~ Eaaa~

Azel tersenyum geli melihat pesan dari Iqbal. Dalam pesan itu, Iqbal juga melampirkan foto yang menurutnya ganteng. Enggak. Iqbal memang sejak dulu ganteng. Tapi Azel baru sadar setelah beberapa bulan menghabiskan kebersamaan dengan pemuda itu.
Masih dengan senyum yang mengembang, Azel meletakkan tas slempangnya dan membiarkan ponselnya masih memunculkan pesan terakhir dari Iqbal yang tidak ia balas. Azel memang selalu begitu, membiarkan pesan diread tanpa membalasnya kemudian. Iqbal sudah terbiasa. Betapa kebal hati Iqbal menghadapi gadis sepertinya.

"Pohon Kersen? Mwoyaa..."
Azel bersenandung masih cengengesan dengan gaje. Ia melangkahkan kakinya dan pura-pura seperti penari balet saat mengganti seragamnya dengan kaos oblong kesukaannya.

"Lalala ..."

Tok Tok Tok

"Noona."

Senandungnya terhenti ketika mendengar ketukan di pintu. Itu pasti Iqbal, pikirnya.
Jadi tanpa membuang waktunya, Azel segera membuka pintu tersebut. Dan benar, Iqbal berada di sana.
Masih mengenakan pakaian dan topi yang persis seperti dalam pesan yang tadi ia kirimkan. Oh tapi earphone-nya sudah ia lepaskan. Iqbal ngos-ngosan seperti sehabis maraton. Ditatapnya gadis di depannya yang melongo di tempat.

"Martabak di bawah, dari siapa?"

Azel terkejut mendengar pertanyaan dari pemuda itu. Martabak yang Iqbal maksud itu pemberian cowok yang sejak tadi membuat mood-nya buruk.

"Gatau."

Akhirnya hanya itu yang bisa ia lontarkan.
Iqbal mengerutkan kening. Ia tahu bahwa martabak manis tersebut adalah pemberian Ilham.

"Tadi Kak Ilham ke sini?" tanyanya lagi.

Azel memutar bola matanya dan menyilangkan lengannya depan dada. "Kenapa?" tanyanya. "Udah ya, Bal. Kamu yang nyuruh aku buat lupain dia, kenapa sekarang kamu malah sebut-sebut namanya lagi? Asal kamu tahu aja, dari tadi aku bete karena hal itu."

Iqbal terkekeh kecil. "Syukur deh."

"Hah?" Azel mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa syukur?" tanyanya.

"Ya karena itu artinya ... orang itu sudah benar-benar akan Noona hilangkan dari pikiran Noona. Sebentar lagi Noona akan berhasil move on. Tenang aja." Iqbal tertawa kecil di akhir kalimatnya.
"Lagipula ada aku, jadi Noona puas-puasin mencurahkan perasaan Noona padaku, oke?" Iqbal mengerling dan menyeringai.

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang