32- Prahara Bersih-Bersih

802 64 10
                                    

"I've waited a moment for you to choose me
I'll become something special so you'd come to me
Even someone picky as you will be addicted to me." --- Candy (Baekhyun)

~♡~

"Fazlina Nindya!"

Seruan di depan kelas membuat Azel tersentak kecil. Sejak tadi padahal Ica yang berada di sampingnya sudah menyenggol lengan Azel, bahkan menoel-noel dan berbisik. "Zel, dipanggil Bu Ida."

Azel sejak beberapa menit lalu sebenarnya sudah menantikan namanya dipanggil. Namun sebuah pesan dari Iqbal yang dikirimkan padanya membuat ia teralih. Pesan singkat yang membuat Azel berdebar dan tersenyum geli.

Hari ini agendanya adalah bersih-bersih kelas dan pembagian kertas ujian. Jadi sejak tadi pagi semua siswa dari kelas X hingga XII sudah rusuh bolak-balik saling pinjam alat kebersihan seperti sapu, alat pel, kain lap, ember, dan lainnya. Mereka mulai membersihkan kelas masing-masing dari pintu, jendela, hingga lantai. Tapi tetap saja, ada yang enak-enakan jajan di kantin dalam suasana seperti ini, biasanya murid laki-laki yang melakukan tak patut dicontoh itu.

"Ini kertas ujian kamu."

"Iya, Bu."
Azel segera mengambil kertas ujian yang diangsurkan sang guru padanya. Ia nyengir kuda ketika dipelototi. Kemudian ia bergegas kembali ke kursinya.

"Jangan lupa membawa kertas ujian kalian saat UAS hari Senin besok, ya." Guru paruh baya itu membenarkan kacamata bacanya. "Galih Kurniawan."
Bu Ida memanggil satu-persatu siswa XI IPS 3 sesuai urut absen.

Azel memandang kertas ujiannya. Di ruang ujian No. 33 dengan nomor absen 14. Seperti biasa di sekolahnya murid kelas X IPA akan ditempatkan dengan murid kelas XI IPS. Yang itu artinya, ia akan mendapat teman sebangku ujian dengan murid X IPA.
Tunggu, Iqbal kan X IPA. Eh tapi Azel enggak tahu akan dipasangkan dengan X IPA mana. Setahu Azel, Iqbal kelas X IPA 4, eh apa IPA 2 ya?

Kini Azel berdialog dengan pikirannya sendiri.

"Ruang 33 tuh berarti di pojok ya? Kelas XII tuh." Ica membaca kertas ujian Azel. "Kita seruangan, Zel. Yes!"

Seperti biasanya, murid-murid seperti Azel dan Ica akan saling kerjasama, eh tapi dalam hal belajar loh, maksudnya sebelum masuk ruangan kan bisa belajar bareng dulu. Hihi.

"Irma beda ruang lagi?" Azel menepuk pundak Irma yang berada di depannya.

Irma membalik badannya dan mengangguk. "Ruang 34. Seperti biasa, kita enggak seruangan." Nada bicaranya lemas di akhir kalimat.

Azel memandang melas. "Yah ..." Lalu tangan gadis itu hinggap ke bahu Irma. "Derita absen akhiran. Gapapa."

Iya, meskipun nama panggilannya Irma, tapi nama lengkapnya itu Tri Irma Sari, dengan absen urutan tiga dari absen terakhir.

Ica ikut memegang bahu Irma. "Gwenchana, gwenchana." Ia menyengir sembari menyemangati.

"Iya, kita bisa belajar bareng kan, ruangan kita sebelahan."

Ica mengangguk mengiyakan ucapan Azel.
Azel sekali lagi memandang kertas ujiannya.

"Kira-kira Iqbal dapat ruang di mana, ya?"

"Iqbal pasti sama XI IPS, kan?" Ica menatap Azel, membuat Azel menyeringai kecil. Ternyata tadi Azel mengutarakan kalimat tanya itu bukan di hatinya saja.
"Gimana kalau seruang sama kita?" Mata Ica berbinar menatap Azel.

Azel memandangnya sangsi. "Apa iya?" tanyanya. "Bisa jadi sama XII IPS, enggak sih?"

"Bisa jadi, kan?"

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang