11- Pengakuan dan Kejutan

3.6K 205 20
                                    

~♥~♥~♥~♥~

"This is a chance from God
What are you doing? Run over here
If you don't catch me, if you don't hold onto me
I'll fly away like a balloon
If you kick away this chance
It'll make you kick your blankets" -- Whatta Man (IOI)

~♥~

"Jadi gini ...."

Azel menatap takut-takut dua cewek yang tengah bersidekap di hadapannya.
Ia memilin rok selututnya hingga kusut sangkin gugupnya.

Saat ini jam istirahat sedang berlangsung, dan begitu bel berdering tadi, kedua sahabatnya ini bergegas membawa, ralat, tepatnya memaksa Azel ke kantin saat gadis itu hendak kabur.

"Iqbal itu ..." Azel berujar lirih.
Ia memutar kepalanya ke belakangnya, ke samping kanannya, dan ke samping kirinya, memastikan tidak ada siapapun yang akan menguping.
Beruntungnya mereka memilih tempat duduk paling pojok, dan berhubung ini masih awal istirahat, jadi kantin belum ramai.

Azel mencondongkan tubuhnya ke depan dan direspon oleh kedua cewek di depannya yang juga ikut memajukan tubuh mereka. Penasaran dengan kelanjutan ucapan Azel.

".... adik kelas gue."

Kedua cewek itu mengerjap seketika dan terbatuk ringan.

"Anjir! Itu mah gue tau. Kalo gitu Iqbal juga adek kelas gue sama Irma," sergah Ica sambil menoyor kening Azel.
Azel merenges.

"Lagian lo pada lebay amat sih!" sungut Azel. "Gue kan udah bilang kalo gue nggak ada apa-apanya sama Iqbal!"

Irma menggeleng cepat. "No! Impossible kalo lo nggak punya hubungan apa-apa sama Iqbal tapi dalam keadaan seperti tadi di UKS!"

Azel memutar bola matanya. Jika dalam posisi seperti ini, percuma saja ia mengelak semua tuduhan yang memang sudah mengarah ke arahnya.

"Ya udah, iya, gue ngaku!" seru Azel. Gadis itu sekali lagi melakukan gerakan memperhatikan sekitarnya sebelum menarik kedua gadis di depannya dan membisikkan sesuatu.

"Iqbal itu tunangan gue," akunya. Azel menatap kedua cewek itu dengan serius. Sedangkan Irma dan Ica malah mengedip-ngedipkan mata mereka, memastikan apa yang barusan di dengar mereka tidak salah.

"Lo serius?" tanya Irma.

Azel mengangguk mantap sebagai responnya.

Kedua cewek itu melepaskan rangkulan Azel dengan cepat dan menatap Azel dengan nanar. Sekali lagi memastikan pendengaran mereka.

Sedetik kemudian tawa mereka menggelegar seketika memenuhi kantin yang semula senyap. Beberapa murid memandang aneh kedua cewek di hadapan Azel yang tengah memegangi perut mereka.

"Are you kidding me, Fazlina?"

"Lo kebanyakan nonton drama korea makanya banyak ngayal!"

Irma mengusap air mata yang menggenang di kelopak matanya dengan napas yang sudah tidak lagi beraturan.
"Aduh... sakit perut gue." Irma meredakan tawanya dan menatap Azel dengan tatapan geli.

Azel mendengus dan memutar bola matanya. "Katanya suruh ngomong yang sebenarnya, kalian kok malah ketawa sih?" gerutu Azel. "Kalo nggak percaya ya udah!"

Azel mencebikkan bibirnya dan mengaduk jus apel di gelasnya. Azel menyedot jus itu sampai tersisa setengahnya dan memilih mengabaikan kedua sahabatnya yang tengah berceloteh meledeknya.

"Gini aja, deh.... Kalo kalian mau percaya sama omongan gue, pulang sekolah nanti, ikut gue ke rumah."

~♥~

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang