37- Sehabis Ujian

712 55 9
                                    

37



~♥~

Erlan selaku ketua kelas XI IPS 3, maju ke depan. Begitu jam istirahat berdering tanda ujian terakhir berakhir, ia mengambil alih perhatian seisi kelas membuat teman-temannya fokus mendengarkannya.

Setiap selesai UAS semester genap, pasti akan diadakan Class Meeting, yaitu perlombaan yang diadakan untuk masing-masing kelas melawan kelas lain dari mulai sepuluh hingga dua belas. Perlombaannya terdiri dari lomba acara tujuh belasan seperti pentung kendil dan tarik tambang, kemudian lomba olahraga seperti futsal, lalu ada flashmob. Puncak dari rangkaian perlombaan di Class meeting ini yaitu diadakan Color run.
Seluruh kelas masing-masing dimintai jatah iuran yang kemudian akan digunakan untuk hadiah. Lomba ini seperti biasa wajib diikuti, dan bagi kelas yang tidak mendaftar di masing-masing perlombaan, akan mendapat sanksi berupa denda sebesar lima puluh ribu rupiah per lombanya. Tentu saja, XI IPS 3 tidak ingin mengeluarkan sepeserpun uang kas mereka untuk membayar denda.
Prinsip ketua kelas mereka sangat tegas "Lebih baik ikut perlombaan tapi kalah daripada gak ikut lomba terus bayar denda".

Erlan memandang seisi kelasnya sambil membawa catatan daftar perlombaan. "Kita ada perlombaan pentung kendil, tarik tambang, futsal, dan flashmob." Ia menulis satu-persatu daftar lomba itu di papan tulis.
"Ini sistemnya pakai tunjukkan dari gue aja ya?"

Seisi kelas mengangguk, menyetujui saran sang ketua kelas. Malas mengajukan diri sebagai perwakilan.

"Di sini yang pentung kendil anak yang tinggi. Emm... Resti ya Res?" Erlan menunjuk dan menatap ke nama yang disebutnya. Kemudian disambut oleh anggukan si empunya nama.

"Terus, tarik tambang kita butuh enam orang cewek. Siapa yang mau ajuin diri?" tanya Erlan memandang seisi kelas.

"Tadi katanya lo tunjuk aja?" Seorang cowok menyeletuk. Ia tampak menguap. Ogah-ogahan mengikuti pemilihan ini. Ia sudah tahu kalau pasti murid cowok akan kebagian jatah mengikuti tim futsal.

"Ya barangkali ada yang bersedia ajuin dirinya," tegas Erlan. "Tapi gue serahin ke kalian. Kalo gak ada yang ajuin, gue tunjuk."

"Yaudah, gue!" Azel mengacungkan tangan.

"Gue juga!"

"Gue!"
Diikuti Ica dan Irma yang antusias, juga ketiga cewek lain.

Erlan mengangguk-angguk dan mencatat. Namun, saat ia melihat Azel, keningnya berkerut. "Lo ikut flashmob aja, Zel. Kan itu bidang lo. Bisa sekalian ajarin dan latih anak-anak yang lain."
Seisi kelas mengangguk menyetujui.
Azel ingin memprotes namun ia urungkan saat mendapat tatapan seisi kelas.
"Iya udah, oke," katanya pasrah.

Tadinya Azel ingin mencoba hal yang baru seperti tarik tambang ini. Lagi-lagi harus berkecimpung dengan dance seperti flashmob membuatnya sedikit bosan. Padahal tahun lalu, ia sudah ikut flashmob mewakili kelasnya.

"Sama tim yang biasa?" Azel bertanya ke seisi kelas. Erlan mengangguk menjawabnya.

"Iya sama kita." Cindy dan gengnya mengangguk menjawab pertanyaan Azel.

Azel memutar mata jengah, namun pada akhirnya mengangguk. "Oke deh," sahutnya singkat tidak ingin menimbulkan perdebatan.

Seperti biasa, Azel lah yang akan mendapat lebih banyak porsi peran dalam tim. Gadis itu akan memikirkan mulai dari konsep, kostum, sampai koreografi dari tim flashmob mereka. Lagi-lagi sama seperti tahun lalu. Cindy dan gengnya mana mau repot-repot begitu.

Ica dan Irma mengelus pundak Azel untuk menyemangatinya. Mereka mengangkat  tangan mereka dan berujar, "Fighting!"

~♥~

Class meeting diadakan seminggu penuh. Dan dalam tiap lomba, akan diambil juara satu sampai tiga. Selain itu ada bazar makanan dari murid-murid yang ingin memasarkan produk makanan mereka.

Kelas Iqbal sibuk memikirkan stand bazar mereka akan diisi oleh makanan apa, dan pemasarannya. Namun, beruntung pada akhirnya seorang cewek dari kelas mereka menghubungi salah satu reseller dari produk makanan dan menawarkan untuk dijualkan. Akhirnya kelas setuju. Setidaknya stand mereka tidak kosong, karena stand yang diperuntukkan untuk jualan harus disewa, dan biaya sewanya lumayan.

"Bal, ikut futsal?" Adit menanyainya setelah dirinya mendapat tawaran dari si ketua kelas.

Iqbal tampak berpikir. "Futsal hari apa?"

Adit menyerahkan pamflet lomba. "Hari Selasa."

"Oh, boleh deh. Soalnya ada ujian kenaikan tingkat taekwondo juga di luar, nah pas hari class meet, tapi ternyata beda hari." Iqbal mengangguk menyerahkan kembali pamflet lomba pada Adit.

"Oke." Adit maju  ke depan kelas dan menyerahkan daftar anak yang mengikuti lomba futsal. Ada dirinya sendiri, Iqbal, Reyhan, dan tiga cowok lainnya.

Deon dan Erza sendiri merasa malas mengikuti perlombaan itu. Mereka kali ini hanya jadi tim hore dan bersedia mengurus stand bazar.

"Lo gak ikut flashmob aja, Han?" tanya Deon memandang Reyhan yang matanya masih tertuju ke papan tulis. Terdapat daftar nama yang ditunjuk sebagai perwakilan masing-masing lomba.

Deon yang diacuhkan oleh teman sebangkunya itu pun menoel-noel dagu Reyhan. "Kan bisa diajarin si Kakak Mega ..." cowok itu memainkan nada bicaranya sembari menaik turunkan alisnya.

Reyhan menyentak jemari Deon di dagunya. "Apaan sih lo?" serunya sambil memelototi Deon.

Cowok itu malah nyengir tanpa rasa bersalah. "Gitu aja ngambek."

Setelah dicuekin Reyhan, akhirnya Deon membalikkan badan ke meja belakangnya dan memandang Iqbal. "Bal, si Noona pasti ikut flashmob ya?"

Iqbal mengangguk. "Pasti," jawabnya. "Tahun lalu dia juga jadi perwakilan flashmob."

"Yah, gak asik. Harusnya ikut tarik tambang, biar antimainstream." Deon mencebik bibir.

"Pikiran lo yang antimainstream," geram Erza. Ia meraup muka Deon sembari berujar.

Erza menepuk pundak Iqbal di sebelahnya. "Semangat ujian taekwondonya, bro."

Iqbal tersenyum sejak tadi memperhatikan interaksi teman-temannya. "Makasih."

Iya, untuk Ujian Kenaikan Tingkat Taekwondo kali ini, ia harus benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuannya. Sabuknya sudah kuning karena ia sudah mengikuti taekwondo sejak SMP. Namun, ujian untuk meraih sabuk selanjutnya, yaitu sabuk hijau, pasti akan lebih susah dari semasa SMP dulu.

Semangat!

~♥~


Oh iya, udah bilang belum ya aku tuh. Jadi OMF ini tuh novel dengan konflik  yang ringan, bahkan konflik pasaran gitu. Jadi, diharap kalian gak bosen ya, hihi.
Terkait jumlah part, belum dipastikan, tergantung mood dan vote, part bisa mencapai 50 atau enggak, tergantung minat kalian ya.

Berdoa aja bisa bikin sampek segitu partnya wkwk

XOXO

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang