18- Menghilang

2.1K 135 23
                                    

18


"When we meet again , I 'll be the first to say
I'm fine , hello" -- Hello, Goodbye  (Hyorin)

~♥~♥~♥~

Aku membuka mataku karena silau cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela. Baru kusadari jika sekarang pukul 9 artinya aku tidur lama sekali. Bergegas aku keluar kamar dan menghampiri kamar Iqbal.
Kuketuk kamar Iqbal dengan antusias, kubiarkan jika setelah ini Iqbal akan mengamuk karena pintunya begitu keras kuketuk.

"Bal.... "

"Iqbal kamu di dalem? "

Saking nggak sabarnya, akhirnya kubuka pintu itu. Dan betapa terkejutnya tak ada Iqbal disana. Cepat-cepat aku turuni anak tangga untuk menanyakan pada Mama.

"Ma, Iqbal kemana?" tanyaku. Mama yang tengah menonton tayangan Doraemon di chanel kesayangannya, mendongak. Danang yang duduk di sampingnya pun sama. Mereka memandangku aneh, seolah-olah hanya aku yang ketinggalan berita penting.

"Tadi udah pulang ke rumahnya yang di Cisarua," ujar Mama. Mama mengatakan itu dengan santainya.

Aku melongo. "Hah?"

Danang seperti nggak menghiraukan aku sama sekali. Cowok itu kini malah tertawa saat ada adegan lucu. Dasar adik kurang ajar!

"Iya sayang, tadi pagi. Pulang ke rumah buat ngurus tahlilan sama Ayahnya, " lanjut Mama. Aku memandangnya cengo.

"Tadi pagi? Ini juga masih pagi, Ma," kataku.

"Oh, berarti tadi pagi banget. Jam 6 mereka udah berangkat dari sini."
"Kok? Mama nggak bangunin aku sih?" aku masih nggak percaya dengan apa yang kudengar dari Mama.

Mama malah tertawa kecil mendengar pertanyaanku.

"Mah... kok ketawa?!"

Mama memandangku sambil meredakan tawanya. Aku tau dia masih ingin tertawa sebenarnya.

"Apa kamu bilang? Mama nggak bangunin kamu? " katanya menatapku.
"Tanya tuh Danang gimana tadi pagi kita udah coba bangunin kamu."

"Kak, gue malu loh tadi pagi pas bangunin Kak Azel. Tau nggak?" Danang menjawab dengan menyebalkan.

"ckckck."

Aku tertegun.

3 jam sebelumnya

"Bangunin kakak kamu sana."

Danang bergegas menuruti perintah Mamanya dan segera menaiki tangga.
Reina tersenyum menatap Iqbal yang duduk di sampingnya.
"Bunda kamu orang baik, Bal, Mama yakin dia akan bahagia disana. Kamu tau kan kalau Bunda itu sahabat terbaiknya Mama?" Iqbal diam mendengarkan.
"Mama tau, Bunda senang kalau kamu mau tegar dan nggak larut dalam kesedihan, jangan nyalahin dirimu, " Reina tersenyum. Iqbal mengangguk.

"Mama punya sesuatu buat kamu," ucap Reina tiba-tiba sembari mengambil benda yang dimaksud.  Reina mengeluarkan sebuah foto dari sakunya. Di dalam foto itu terdapat dua orang perempuan berseragam SMP saling merangkul. Iqbal memerhatikan foto itu . Pemuda itu tersenyum sedih.

"Lihat bukan bagaimana Bundamu bisa tertawa begitu? " Reina tersenyum kembali. "Foto ini kamu bawa ya, kamu kan belum punya fotonya Bunda waktu sekolah."

Sudut bibir Iqbal tertarik. Ia mengembalikan foto itu ke tangan Reina. "Nggak perlu Ma," katanya. "Ini disimpan Mama saja ya."

"Kenapa?" tanya wanita berambut pendek itu.

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang