19- Kangen Iqbal!

1.9K 134 31
                                    

~♥~♥~♥~

"Come back home
Can you come back home?
I'm still waiting for you like this
come baby baby come come baby
come back to me" -- Come back home (2ne1)

~♥~♥~♥~

Pagi ini adalah pagi kelima tanpa adanya Iqbal di rumah ini. Azel memandang kursi ruang makan yang biasanya ditempati Iqbal dengan lesu . Dan ajaibnya tiba-tiba Iqbal muncul dalam imajinasinya. Pemuda itu tersenyum dengan bulan sabit di matanya seperti biasa. Azel menggelengkan kepalanya, ia pasti sudah gila sekarang. Efek Iqbal sungguh dahsyat. Buktinya saat ini Azel sampai membayangkan sosok  Iqbal muncul di depannya padahal pemuda itu tengah jauh disana.
Seiring gelengan kepala, Azel mengucak kelopak matanya, dan Iqbal pun hilang. Azel mendesah panjang. Ia meminum segelas air putih dan menetralkan degup jantungnya.
Oh tidak! Azel kangen Iqbal! Pake banget!

"Kak, tumben jam segini udah bangun."

Azel mendongak ke arah tangga dan mendapati Danang melangkah mendekatinya. Gadis itu menghela napas sekali lagi.

"Oh gue tau... pasti kangen Mas Iqbal ya?"
Danang menaik turunkan alisnya, meledek. 

"Sok tau!"

Tak mau ambil pusing, Azel bergegas meninggalkan ruang makan, berniat kembali ke kamarnya.

"Mas Iqbal kemungkinan nggak balik kesini deh kayaknya." Suara Danang menghentikan langkah Azel.

Azel berbalik badan dengan cepat. "Maksudnya?" gadis itu mengerutkan dahi.

Didapatinya Danang tengah cengengesan nggak jelas. "Tuhkan bener! Kangen ciyeeee... "

Dasar adik kurang asem!

"Blegug!"

"HAHAHA..  MA INI KAK AZEL KANGEN MAS IQBAL!!"

Azel mendengus sebal dan tak menghiraukan ledekan Danang.
Lebih baik ia bergegas menyiapkan diri untuk sekolah pagi ini daripada menanggapi Danang. "Dia bukan adek gue, sungguh!" gerutunya sembari menaiki tangga.

~♥~♥~♥~

Azel tersenyum memandang pantulannya di cermin. Ia melebarkan senyumnya. Merasa tak cukup , kini jarinya ikut menarik sudut bibirnya agar senyumnya semakin lebar. Tapi akhirnya ia menyerah dan wajahnya kembali muram. Sekali lagi memandang cermin, ia merapikan rambut panjangnya. Gadis itu kembali tersenyum, kali ini bukan senyum yang dipaksakan. Azel harus tetap ceria bukan?
Azel yakin, Iqbal pasti akan kembali kesini. Ke rumahnya.

Gadis itu mengambil tas selempangnya dan bergegas menuruni anak tangga bersiap menyongsong hari baru. Iya, meski hari ini ia tidak berangkat bersama Iqbal .

Di sekolah, Azel melakukan kegiatannya seperti biasa.  Mencatat pelajaran, pergi ke kantin saat waktu  istirahat, mengikuti pelajaran olahraga ketika mapel olahraga, mampir sebentar ke ruang latihan dance, berbenah, kemudian pulang saat bel pulang telah berbunyi. Begitu seterusnya sejak hari kemarin.

Hal ini tidak luput dari pengamatan Ica dan Irma yang heran dengan sikap Azel yang tak seperti biasanya. Azel kembali menjadi Azel sebelum mengenal Iqbal. Menjadi pendiam jika tidak ditanya.

"Azelkuuu... jangan murung gitu dong," kata Ica sambil menepuk pelan pundak Azel. Ica merangkul pundak kiri Azel, disusul Irma yang ikut merangkul di sebelah kanannya.
"Cheer up, dear." Irma menoel dagu Azel.

Azel tersenyum kecil. "Gwenchana.. " katanya menirukan dialog drama.

Irma dan Ica berpandangan. Mereka tersenyum. "Gitu dong." Keduanya iseng menekan pundak Azel hingga gadis itu kesakitan.
"Eh sakit!"
Melihat Azel kesakitan, keduanya malah tertawa. Azel pun tertawa sambil mengaduh.
Azel sudah kembali. Dan semoga seterusnya begini.

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang