31- Keajaiban, Gara-gara Buah Kersen

956 65 25
                                    


Dengerin mulmednya ya, bisa bikin mood kalian nambah pas baca part ini. :)
Happy reading~

.
.
.

"I want to hold your hand that used to only pass by
I want to walk with you, whatever path we take" --- Say Yes (Punch ft. Loco - Ost. Moonlovers)

~♥~

Ica dan Irma melongo memandang Azel. Sedangkan gadis yang mendapatkan reaksi itu malah mengedikkan bahu sambil menaik-turunkan alisnya. Kemudian kedua sahabatnya tersebut kembali menjatuhkan pandangan mereka pada kertas LKS Matematika kepunyaan Azel.

"Daebak."

Hanya kalimat itu yang terlontarkan dari bibir mereka. Beberapa detik kemudian mereka bergegas menyalin jawaban dalam LKS Azel ke LKS mereka sendiri. Azel hanya menggelengkan kepalanya memandang mereka.

"Makanya ya, buat jadi pelajaran. Pe-er tuh enggak bisa dipandangin semaleman terus tiba-tiba muncul jawaban." Azel mengelus rambut keduanya.

Ica dan Irma diam saja tidak menyahuti sindiran Azel. Mereka dengan cepat memindahkan jawaban. Sebentar lagi Bu Aghni akan memasuki kelas. Guru muda cantik itu tidak seperti namanya yang anggun, melainkan berbanding terbalik. Beliau sangat killer. Apalagi kalau sedang pe-em-es, beuh, bisa-bisa satu kelas jadi sasarannya. Ibaratnya, senggol bacok gitu.

"Buruan."

Azel kini santuy di mejanya. Ia bahkan bersiul kegirangan melihat kedua sahabatnya yang gelagapan. Yah, ada gunanya ia punya tunangan pintar seperti Iqbal. Eh, ditambah nilai plus lainnya, Iqbal ganteng.

Ah, makin sayang. Eh?

~♥~

Siang ini seperti biasa kantin ramai. Tidak hanya dari kelas X, bahkan kelas XI dan XII yang sebentar akan lulus pun memenuhi kantin. Jadi, sesuai kebiasaan mereka, Azel dan kedua sahabatnya, Ica dan Irma, menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin.
Azel berada di tengah, Ica di sebelah kiri, dan Irma berada di kanannya ketika berjalan bersamaan memasuki kantin. Saking ramainya kantin hari ini, mereka bertiga hampir tidak kebagian tempat duduk. Beruntung Iqbal yang dengan pesonanya lagi-lagi menawarkan angin segar bagi Azel. Iqbal menyuruh Azel dan sahabatnya itu bergabung dengan mejanya. Iya, bergabung dengan kumpulan para cogan dedek gemes kelas X itu lho. Tentu saja kesempatan tersebut tidak mereka sia-siakan.
Padahal tadinya Azel merasa tidak enak karena harus menimbrung dengan geng Iqbal, namun bisikan setan Ica dan Irma menggoyahkan imannya. Dasar.

"Maaf ya kita ikut nimbrung." Azel menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya, sembari memberi tatapan enggak-enak-hati kepada keempat teman Iqbal.

Salah satunya yang bernama Adit mengangguk maklum. "Enggak apa-apa, Kak. Malah jadi rame."

Lalu yang bernametag Deon menimpali dengan cengiran khasnya. "Santuy aja kita mah. Apalagi sama Noona-nya Iqbal."

Azel mengangguk sambil nyengir. Ia jadi teringat kejadian saat ia merebut paksa ponsel cowok bernama Deon itu. Kalau diingat-ingat semenjak kejadian itu, dirinya tidak pernah lagi bertemu gengnya Iqbal.
"Kalian udah pesen makan?" tanya Azel. Basa-basi sebenarnya. Karena tadi saat ia menduduki kursi yang berada tepat di pusat perhatian tersebut, Iqbal sudah menawari ingin memesankan makanan teman-temannya juga Azel. Bahkan pemuda itu begitu baik menawarkan Azel ingin memakan apa, hingga membuat keempat temannya itu bergidik geli. Iya, di depan mereka Iqbal bahkan tidak sungkan mengeluarkan suara imutnya saat memanggil Azel dengan sebutan Noona.

Erza datang bersama Iqbal sembari membawakan senampan penuh makanan. Ada bakso, mi ayam, siomay, batagor, juga beberapa jenis jus buah. Cowok yang datang bersama Iqbal itu bahkan menyerahkan pesanan masing-masing dengan berlagak bak pramusaji.

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang