7- Iqbal Benci Ilham

3.5K 223 2
                                    


~♥~♥~♥~♥~

"You think you real cool
You think you real cool
That's just what you think
Boy, You ain't cooler than me, Nah
You think you real cool
You think you real cool
It's the end of your illusion
Boy, You ain't cooler than me, Nah" -- You Think (SNSD)

~♥~

Iqbal tersenyum miris. Ditatapnya wanita di sampingnya yang juga tengah tersenyum ke arahnya itu.
Reina tertawa sumbang sedetik kemudian. "Kenapa muka kamu, Bal?"

Ia melirik Iqbal yang sedari tadi mencebikkan bibirnya tanpa sadar. Iqbal sudah mirip seperti orang patah hati saat ini.

Iqbal menggelengkan kepalanya dan memaksakan senyumannya. "Nggak apa-apa kok, Ma."

Reina tersenyum, kemudian merangkul pundak pemuda itu. Ia mengelusnya perlahan dan berkata, "Jangan cemberut gitu, ah. Kamu tau nggak, Mama nggak pernah suka sama si Ilham itu."

Iqbal cepat-cepat menoleh ke Reina. Matanya berbinar sambil berujar antusias, "Oh ya? Mama nggak suka sama dia?" Reina mengangguk. "Kenapa?" tanya Iqbal.

Reina tampak berpikir sejenak seraya mengusap dagunya. Ia menerawang. "Nggak tau. Yang jelas ... Mama nggak suka sama dia karena suatu hari Azel pernah nangis pas pulang sekolah, dia ngurung dirinya di kamar semaleman. Mama sama Danang udah ngebujuk dia buat keluar kamarnya karena dia belum makan, tapi dia nggak mau. Azel keukeuh di kamarnya, dan dari luar Mama denger dia masih sesenggukan.

"Padahal sebelumnya Azel seneng banget karena Ilham ngajak dia jalan, Azel sampai antusias, dan mungkin anggap ajakan Ilham hari itu layaknya date. Mama juga gak tau kenapa dia nangis pulangnya. Dia nggak mau ngasih tau Danang atau Mama.
Dan selang keesokan harinya, Mama denger kalau Ilham dan keluarganya pindah ke luar kota. Tapi Mama baru denger dari Danang kalau keluarga itu balik lagi ke komplek sebelah, nggak tau bener atau nggak." Reina menjelaskan.

Iqbal yang menyimaknya tertunduk lesu. "Ilham 'kan teman masa kecil Azel, Ma, dia dulunya tinggal di sekitar sini?"

Reina mengangguk. "Iya, rumah yang sekarang ditempatin keluarga muda dari Medan di sebelah."

Reina kembali melanjutkan.
"Semenjak itu Mama langsung nggak suka sama Ilham. Dia secara nggak langsung ngerubah Azelnya Mama jadi pendiam dan pemurung. Mama nggak tau apa yang terjadi, tapi yang jelas ... Ilham udah bikin Azel sakit hati, dan Mama nggak suka siapapun yang udah nyakitin hati anak Mama."

Iqbal bergetar di tempatnya. Iqbal sekarang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapapun Ilham itu, Iqbal meyakinkan dirinya pada satu kesimpulan. Iqbal benci Ilham.

Ilham atau siapapun yang menyakiti Azel akan berurusan dengannya.

"Kamu mau liat album foto Azel nggak?"

Suara Reina membuat Iqbal tersadar dari lamunannya.
Iqbal tersentak kemudian tersenyum tipis. "Boleh."

"Kamu pasti kaget lihatnya. Jangan kesengsem ya lihat wajah imutnya Azel pas kecil," canda Reina.

Iqbal tersenyum, sejenak melupakan rasa amarahnya. Ia antusias ingin melihat album foto tersebut.

Reina beranjak melangkah ke lemari dan membuka lacinya, ia menoleh ke Iqbal yang tengah menatapnya sambil mengeluarkan album foto berwarna pink berukuran 25x30 cm itu.

"Ini beneran Kak Azel, Ma?" tanya Iqbal takjub saat Reina membuka lembar pertama dalam album tersebut.

Reina tertawa kecil sambil mengangguk riang. "Iya, ini Azel. Mama udah bilang bukan, kalau kamu bakal kaget lihatnya."

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang