26- Jangan Bingung, Zel!

1.8K 101 20
                                    

"Should I confess to you right now?" --- Sunny Summer (GFRIEND)

~♥~

"Kak Ilham?!"

Azel memandang cowok yang tengah tersenyum lebar di ambang pintu rumahnya. Sesaat kemudian pandangannya ia alihkan. Entah mengapa melihat cowok itu kini membuatnya sebal. Padahal dulu ia akan kegirangan begitu melihat senyuman cowok yang dipanggil Kak itu.
Ia melangkahkan kakinya memasuki rumah, menghampiri cowok itu tepatnya. Disusul Iqbal dan Reina di belakangnya.

"Ngapain Kak Ilham di sini?"
Azel melipat tangan di depan dada. Kemudian menyipitkan matanya membuat Iqbal bergidik.
Iqbal merasa dejavu. Ia merasa pernah mendapat tatapan sinis itu, eh dulu?

Ilham tersenyum kecil. "Kamu apa kabar? Aku kesini mau main aja, sih. Udah lama kan, aku enggak kesini."  Mata cowok itu menatap Iqbal yang berdiri di samping Azel. "Dia siapa?" tanyanya masih terus menebarkan senyuman. Iqbal sampai heran, sepertinya cowok itu enggak lelah terus tersenyum sejak tadi.

Azel ikut melirik Iqbal di sampingnya. Ia bergantian menatap keduanya. Kemudian ide jahil terbit. Azel mengaitkan tangannya di lengan Iqbal dan menariknya mendekat. "Ini Iqbal," katanya. "Tunanganku."

Mendengar perkataan Azel tentang cowok bernama Iqbal itu membuatnya terkejut. Ilham berdehem kecil. "Tunangan?" tanyanya. Ia mengerutkan dahi. Ia memastikan jika pendengarannya tidak salah barusan.
Sedangkan Azel tersenyum miring. Ia mengedikkan bahu acuh.

Reina tertawa canggung di tengah kesenyapan yang tiba-tiba datang. Ia menepukkan tangannya, kemudian menyuruh Iqbal mengikutinya untuk masuk ke dalam. "Ayo masuk, Bal. Kamu ke kamar sana."

Ilham yang mendengar kata 'kamar' pun mengernyit. "Kamar? Dia tinggal di sini?" tanyanya menunjuk Iqbal. Iqbal kini ikut menyipitkan mata seperti Azel. Kok kayaknya cowok itu sedang bertanya dengan nada meremahkannya, ya?

Azel mengangguk. "Iya. Dia teman serumah kita."

Ilham menatap Iqbal tidak percaya, namun tidak ada yang bisa ia katakan. Ia diam seketika.

"Ayo masuk, Bal."
Iqbal masih memberi tatapan tidak sukanya ketika Reina menarik lengannya untuk masuk ke dalam. Sengaja memberi waktu untuk Azel dan Ilham. Ada sesuatu di antara mereka yang belum selesai. Dan Reina tahu itu.

~♥~

"Kamu apa kabar?" tanya Ilham setelah sekian lamanya mereka hanya terdiam.

"Kak Ilham ngapain lagi sih kesini? Main? Itu cuma modus, kan?" Azel mencecar cowok itu dengan pertanyaannya tanpa menjawab pertanyaan cowok itu sebelumnya.

Ilham menaikkan alisnya. Modus katanya?
Cowok itu terkekeh. "Jelas lah aku kangen sama kamu. Itu alasanku kesini."

"Kangen? Gampang banget kalo ngomong."

Ilham mau tak mau tersentak kaget mendengar perkataan Azel. Gadis di depannya tidak pernah berkata kasar dengan judes seperti itu untuknya? Ia selalu bersikap manis ketika di depannya.
Dulu.
Iya, dulu. Sebelum kejadian itu.

Ilham jadi merasa bersalah sekarang karena membuat Azel seperti ini.

"Kamu masih marah dengan aku?" tanya Ilham. Ia menatap Azel yang enggan menatapnya balik. Sepertinya es sirup di dalam gelas lebih menarik perhatian Azel dibanding wajah gantengnya.
"Azel, maafin aku kalau karena kejadian hari itu kamu masih marah dengan aku."

Azel kini mendongak. Ia mengerjap kecil. Sebenarnya ia juga merasa bersalah pada Ilham jika harus bersikap judes seperti ini. Namun sekali lagi, benar kata Ilham, masih ada yang belum bisa ia maafkan.
"Aku enggak tau, Kak."

Oh My Fiance! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang