34- Aku Selalu Bersama Noona

Start from the beginning
                                    

"Bal, aku mau bilang sesuatu." Azel menatap Iqbal ragu. Iya, memang seharunya tidak ada yang perlu disembunyikan antara keduanya, bukan? Harus ada kejujuran dan kepercayaan dalam sebuah hubungan, kalau tidak, itu bukan hubungan namanya.

Iqbal memandang gadisnya dengan senyum yang masih bertengger di wajahnya. "Bilang sesuatu apa?" tanyanya.

Azel menggigit bibir bawahnya. "Kak Ilham kirim pesan ke aku," katanya. Ia melirik Iqbal dan menyadari ada perubahan raut muka pemuda itu. "Dia bilang ingin membicarakan sesuatu," lanjut Azel. Takut-takut ia menatap Iqbal.

Iqbal mengangguk-anggukan kepalanya, namun belum menjawab perkataan Azel.

Apa maksud anggukan kepalanya? batinnya.

"Aku boleh ikut?" tanya pemuda itu tiba-tiba. Ia menatap Azel dengan senyum redup, tidak secerah sebelumnya.

"Eh? Kamu mau ikut?" Azel terkesiap.

Lagi, pemuda di depannya mengangguk. "Ingin bicara kan? Emang harus berdua aja?" tanya Iqbal mengangkat sebelah alisnya.

Ditanya seperti itu membuat lidah Azel seketika kelu. Ia bingung menjawab. Takut menyinggung perasaan pemuda itu. "Emm ..."

"Ikut antar maksudnya. Antar ke taman. Aku enggak ingin Noona kenapa-napa seperti sebelumnya." Iqbal menepuk kepala Azel.
Kalau bukan dalam kondisi seperti ini biasanya Azel akan memprotes, namun kali ini ia diam.

"Gitu?" tanya Azel ragu.

Iqbal mengangguk. "Aku cuma ingin memastikan keadaan Noona baik-baik saja setelah bertemu dia."

~♡~

"Kak, kamu mau kemana?"

Reina bertanya setelah melihat putri sewayangnya itu mengenakan pakaian rapi. Tidak seperti biasanya, jika hanya di rumah, Azel akan mengenakan kaos oblong dan celana pendek kesukaannya. Tetapi kali ini gadis itu memakai blouse dan rok selutut.

"Aku ... emm ... mau ke taman, Ma," pungkasnya. Ia menyengir menghilangkan gugupnya.

Namun yang namanya firasat seorang Ibu, pasti akan selalu mengetahui jika anaknya berbohong. "Kamu kan engga suka ke taman itu. Kok ke sana mau ngapain, sayang? Sama siapa?" tanyanya menginterogasi.

"Sama Iqbal, Ma."
Iqbal dari arah tangga berseru. Ia meringis kecil saat tatapannya bertemu dengan Azel.

"Sama kamu? Yakin?" Reina menatap Iqbal dan Azel bergantian. Menelisik kalau-kalau ada yang tidak beres antara keduanya. Namun pada akhirnya ia mengalah.

"Ya sudah. Hati-hati, ya."
Reina melanjutkan lagi kegiatan menonton televisinya. Ia mengangguk kecil saat memandang kedua pasang itu menghilang ditelan pintu.

Kring

Ponselnya berdering. Nama Aldo, ralat, My Hubby tertera di sana. Spontan ia tersenyum. Segera ia mengangkat panggilan internasional itu.
Derita hubungan LDR ya seperti ini.

"Yes, Honey?" sapanya lembut.

"Gimana kabar anak-anak, sayang?" suara bass di sebrang terdengar antusias.

"Anak-anak baik. Kamu enggak tanya kabarku?" ledek Reina. "Kenapa enggak video call aja?" tanyanya.

"Kamu kan selalu baik," Aldo terkekeh di ujung sana. "Lagi ada teman kantor. Nanti sampai rumah aku vc, sayang."

Reina tersenyum. Ada jeda di ujung sana.

"Kapan anak-anak mau main ke sini? Sebentar lagi liburan sekolah, kan?"

~♡~

Azel memandang rerumputan di depannya dengan nanar. Ini pertama kali ia menyentuhkan kakinya di sini lagi. Setahun terasa cepat berlalu. Rasanya baru kemarin ia merasakan rasa sakit hati itu. Matanya mengedar memperhatikan taman. Kemudian tatapannya jatuh pada kursi kayu panjang yang muat menampung lima orang itu. Dulu, di situ lah mereka membicarakan semuanya.

Melihat Azel yang tiba-tiba merubah air mukanya, Iqbal segera menggenggam tangan gadis itu. "Noona, ada aku, okey?" Ia tersenyum.

Azel mengangguk.

"Aku tunggu di sana ya, di ayunan." Iqbal menunjuk ayunan besi yang berada dekat gerbang taman. "Kalau udah selesai, langsung aja ya ke sana," tambahnya.

Ucapan Iqbal belum sempat Azel balas, pemuda itu segera menuju ayunan. Azel memandang punggung Iqbal yang perlahan menjauh. Entah mengapa, ia merasa dejavu melihat punggung yang meninggalkannya sendirian di taman. Namun, kali ini Azel tidak perlu khawatir. Iqbal selalu menunggunya dan akan selalu bersamanya.

"Azel? Udah lama?"

Azel terkejut.

~♡~






Kalau dilanjut sampai part 50-an, ada yang mau bareng ngerampungin? Atau bosen? 😅 :v

Oh My Fiance! [COMPLETED]Where stories live. Discover now