[#EXOFFIMVT2019] YANASHITA_PERASAAN MANUSIA TIDAK SEDERHANA

7 0 0
                                    


Perasaaan Manusia Tidak Sederhana

Oleh yanashita

Udara dingin bulan Desember kota Seoul terasa menusuk kulit, walau telah memakai coat musim dingin. Salju turun seperti menari-nari di udara dan perlahan menumpuk di atas tanah. Berbeda dengan tanah yang semakin lama semakin ditumpuki salju, tetapi sebagian besar penduduk kota ini tetap sama. Mereka tetap melakukan rutinitas membosankan tanpa henti.

Moon Jaehoon tidak ingin terjebak seperti penduduk kota, ia ingin keluar pada fase itu selama liburan musim dingin. Jadilah, selama libur ia akan pergi berkeliling kota seharian penuh dan kembali jika ibunya telah menelepon. Selama dua tahun terakhir, liburan laki-laki yang kini berusia delapan belas itu adalah berkelana mengelilingi tiap bagian kota Seoul.

Seperti hari ini, cuaca dingin tidak menghalangi Jaehoon untuk pergi keluar. Apalagi salju yang datang tiba-tiba itu? Mudah bagi Jaehoon untuk membuat alasan pada ibunya agar dibiarkan keluar rumah walau badai sekalipun. Dia akan kukuh untuk menikmati liburnya tidak di rumah.

Kali ini Jaehoon berjalan sekitar Sungai Han, tepatnya taman Mangwon. Banyak lampu yang telah menyala karena hari mulai malam. Udara di daerah ini pun semakin dingin hingga kepulan uap tebal keluar dari mulut Jaehoon. Namun, petualangan hari ini belum berakhir karena ibunya belum menelepon.

Jaehoon tetap melangkahkan kakinya. Selama berjalan menelusuri taman ini, hanya ada beberapa orang yang melewatinya, itu pun di daerah depan. Jaehoon mengerutkan alis sembari memandang sekeliling, pemandangan di tempat ini cukup bagus—tidak kalah bagus dari taman lain di dekat Sungai Han. Memiliki beberapa tempat yang ditumbuhi bunga liar berbagai warna dan air Sungai Han memantulkan lampu dari gedung-gedung juga kendaraan menambah keindahannya. Aneh jika hanya dirinya yang menikmati tempat ini.

Namun, langkah kaki Jaehoon terhenti ketika melihat seorang wanita di akhir umur dua puluhnya tampak memandang nanar air Sungai Han. Rambutnya disapu lembut oleh angin, ia tidak memakai coat, hanya memakai celana legging dipadu jaket tipis yang membalut asal-asalan, dan kalau Jaehoon tidak salah, pipi wanita itu terlihat basah. Tanpa berkata apa-apa, Jaehoon tetap berdiri di tempatnya sembari menatap wanita itu.

Apakah ini penyebab mengapa hanya sedikit orang yang berjalan-jalan di tempat ini? Apa karena sering digunakan sebagai tempat bunuh diri?

Beberapa lama Jaehoon berdiri, ia bisa mendengar dengan jelas kalau wanita itu terisak, sesekali meraung pilu dan melap air mata—yang menjadi penyebab pipinya basah. Sepertinya sedang ditimpa masalah.

"Ahjumma[1]," Jaehoon akhirnya mengeluarkan suara, tidak tahan melihat wanita itu. Bukan karena ia turut sedih setelah mendengar tangis atau raungan pilu wanita itu, tapi karena wanita tersebut tidak konsisten ingin melompat ke air atau tidak. Beberapa kali maju melewati pagar pembatas, lalu tidak berselang lama ia kembali menjauhi pagar, "Apa ada yang mengganggumu?"

Wanita itu menatapnya, menilai jika ia terlalu ikut campur, "Pergilah, Nak, jangan urusi masalah orang lain. Itu tidak sopan," Wanita itu membalas dengan dingin dan tidak bersahabat, jelas tidak menginginkan kehadiran Jaehoon. Namun, sepertinya wanita itu tidak keberatan dipanggil Ahjumma.

Helaan napas dikeluarkan Jaehoon, ia mendekat ikut berdiri di samping wanita itu, "Sebenarnya, apa yang ingin Anda lakukan, Ahjumma?" tanyanya tanpa menatap wanita itu, "kenapa Anda tadi berjalan mendekat menuju ke air dingin itu, tapi melangkah mundur lagi?"

Sepertinya wanita itu tampak terkejut, bukan hanya karena Jaehoon yang tidak menghentikannya, tapi anak laki-laki itu juga tidak menasihatinya untuk menjalani hidup. Mungkin wanita itu baru menemui seseorang seperti Jaehoon, seseorang yang tidak menahannya untuk menceburkan diri, tetapi malah mempertanyakan keraguannya.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now