[#EXOFFIMVT2019] VANDAAND_SO_ONE

4 0 0
                                    


            SO ONE

Hari ini masih sama seperti hari kemarin, kemarin dan kemarinnya lagi. Aku terbangun, masuk kekamar mandi, menyikat gigi, membersihkan muka dan badan lalu keluar lagi untuk membersihkan kamar tidur. Oh sepertinya ada yang berbeda dari hari kemarin, hari ini aku terbangun pada pukul 2 siang. Hebat.

Sejam setelah aku terbangun aku bingung hal apa yang harus kukerjakan kembali. Menatap sticky note dimeja kerja, waktu tenggat untuk mengirim naskah tinggal 7 hari tapi aku bahkan belum memikirkan jalan cerita selanjutnya. Aku mengusak rambutku frustasi lalu berdiri untuk bersiap-siap. Sore ini sebaiknya aku memikirkan ide diluar, walaupun seharusnya aku sangat tidak ingin untuk keluar rumah karena hari ini akan sangat menganggu penglihatanku nantinya.

"sedang apa?" tanyaku pada Han Seol, tetanggaku.

Dia sibuk menyusun batu dari ukuran terbesar berada dibawah hingga menjulang tinggi dengan batu ukuran paling kecil dipuncaknya. Tangannya yang kecil sedikit bergetar agar batu-batunya bisa tersusun dengan sempurna, tidak boleh jatuh. Aku ikut berjongkok dan memperhatikannya.

"membuat permohonan"

"dari mana kau mendapatkan batu-batu ini?"

Batunya jatuh.

"kakak!"

"apa?"

"batunya jatuh!"

Aku mendecak. Kemudian aku membantunya untuk mengulang dari awal.

"kakak buat sendiri sana! Ini permohonan ku."

"memang kau punya batu yang banyak?"

"ada, sebentar."

Dia mengambil sekantung plastik hitam dan menyerahkannya kepadaku. Aku menatap kantung itu dan mengambilnya.

"Han Seol kau dapat ini darimana?"

Dia kemudian melanjutkan menyusun batunya kembali.

"kemarin kami pulang dari sungai, ada banyak batu dan aku membawanya. Supaya permohonanku bisa kubuat dimanapun dan kapanpun."

Aku mendengus tidak percaya. Sambil menata batu-batu itu menjadi susunan bertingkat aku melirik pada anak berumur 8 tahun disebelahku, ia menutup matanya ketika susunan batunya berdiri tegak. Aku bahkan telah selesai menyusun punyaku sendiri namun ia belum juga membuka matanya. Batu-batu ini diletakkannya disamping sebuah kotak-kotak bekas dipinggir toko ibunya.

"wah kakak menyelesaikannya cepat sekali?"

Aku mengernyit, apa susahnya? Tinggal pilih batu yang besar dan letakkan paling bawah, kemudian sesuaikan dengan batu-batu yang ukurannya lebih kecil dari batu yang sebelumnya telah disusun.

"sudah buat permohonan kakak?" dia bertanya lagi.

"ah, ini untukmu saja. Kau bisa buat dua permohonan." Kataku bangkit berdiri.

"memangnya bisa begitu?" tanyanya sambil mendongak.

"entah, aku tidak percaya yang beginian. Kalau mau sesuatu kau harus berusaha" aku mengusak rambutnya.

"aku pergi dulu." Aku melangkah menjauh darinya.

"kalau begitu biar aku buatkan permohonan untuk kakak!!" teriaknya.

"ya! Terimakasih! Nanti ku bawakan kue stroberi kesukaanmu!" teriakku sambil melambai padanya.

Batu? Kau bisa mendapatkan yang kau inginkan lewat batu? Kalau begitu aku tidak perlu pusing memikirkan naskah dan pergi kemana-mana untuk mendapatkan ide. Tinggal duduk santai dirumah, jika aku kehabisan ide aku akan membuat susunan batu. Ide gila, mana ada.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now