[#EXOFFIMVT2019] YOURA MURIZ_LATE

2 0 0
                                    


Late

By : Youra Muriz

"Apa kamu bilang?"

Mata Kim Young Gon melebar. Tangannya memegang telepon genggam di telinga kanan.

"Aku terlambat dua bulan."

Suara di ujung telepon membuat Young Gon memejamkan matanya sejenak. Menarik napas dalam dan tangan kirinya mengepal kuat. "Kamu di mana sekarang?" tanya Young Gon sambil memijit kepalanya yang mulai pening.

"Di rumah sakit."

"Young In, apa kamu gila? Jangan lakukan apa pun sebelum aku datang." Wajah Young Gon memerah. Dengan cepat ia menutup telepon dan menyimpannya di saku celana. Keluar dari ruangan dan derap langkah kakinya mulai memenuhi koridor perusahaan tempatnya bekerja. Ia harus segera menemui Young In.

Di dalam mobil butut peninggalan ayahnya, Young Gon tak berhenti mengumpat serta memukul setir di hadapannya. Ia tidak menyangka ini akan terjadi di saat proses mewujudkan mimpinya men-design bangunan miliknya sendiri baru saja di mulai.

"Tenang. Tenang Kim Young Gon," ucap pria itu pada dirinya sendiri. Ia tidak ingin mengambil keputusan yang salah di saat pikirannya sedang kacau.

Sesampainya di rumah sakit yang dituju, Young Gon segera menghampiri Young In, gadis berambut sebahu yang tengah berdiri di depan lobi rumah sakit. Tanpa bicara panjang lebar, ia menarik pergelangan tangan Young In dan membawanya ke taman rumah sakit yang cukup sepi. Di sampingnya terdapat bangku kayu yang catnya mulai pudar. Dua perawat memerhatikan mereka dari kejauhan.

"Apa yang ada di otakmu, Young In?" ucap Kim Young Gon seraya menghempaskan tangan gadis di hadapannya dengan kasar.

"Maaf." Satu kata keluar dari bibir tipis Young In. Mata bulatnya mulai digenangi air mata.

"Hanya itu yang bisa kamu katakan?" Young Gon terduduk lemas di bangku kayu dengan kedua tangan menutup wajah. Tidak bisa dipungkiri, rasa takut sedang menyelimuti hatinya. Sejak kata terlambat meluncur dari mulut Young In, pria yang berprofesi sebagai arsitek itu tidak bisa berpikir jernih. Ia benar- benar takut.

"Maaf." Kata itu kembali terucap dari bibir Young In tanpa berani menatap wajah pria di hadapannya. Ia tahu Young Gon pasti akan marah, tapi mau bagaimana lagi? semua sudah terjadi.

Kim Young Gon mengusap wajahnya kasar. Menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya. "Jelaskan apa yang terjadi? Sampai kamu terlambat membayar uang perawatan Ibu," pinta pria itu dengan suara datar.

"Aku meminjamkan uang tabungan pada Joong Ki, dia berjanji akan segera mengembalikannya padaku setelah ia menerima gaji. Tapi sudah dua bulan ini dia menghilang dan aku lupa harus membayar uang rumah sakit Ibu," jelas Young In dengan wajah menunduk, menyembunyikan air mata yang akan segera jatuh.

"Apa? Lupa?" Young Gon mendengkus, "Bagaimana bisa kamu lupa pada ibumu sendiri hingga terlambat membayar uang perawatannya? Apa yang kamu pikirkan Young In? Apa Ibu sudah tidak penting lagi bagimu?" Kim Young Gon benar-benar geram. Bagaimana bisa adik semata wayangnya itu mengabaikan ibunya sendiri? Wanita yang tengah terbaring lemah di kamar rumah sakit.

Setelah ibunya mengalami kecelakaan dua tahun yang lalu dan mengalami koma, keinginan terbesar Young Gon adalah kesembuhan ibunya dan memiliki sebuah gedung yang ia design sendiri. Ia tidak ingin kehilangan wanita yang telah melahirkannya. Wanita yang telah berjuang keras untuk membuatnya menjadi seorang arsitek seperti sekarang. Meski dokter sudah mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk ibunya sadar kembali, tapi Young Gon tidak akan pernah menyerah selama masih ada harapan walau hanya sedikit saja.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now