[#EXOFFIMVT2019] ANGGIE_MY MIRACLE IS YOU

3 0 0
                                    


My Miracle is You

"Jinri Noona!"

Suara anak laki-laki terdengar oleh Lee Jinri yang baru melangkah keluar. Seperti baru kemarin dia keluar apartemen, padahal itu sudah dua minggu yang lalu. Benar, Jinri sudah dua minggu tidak keluar apartemennya. Wanita yang bekerja sebagai translator ini memang tidak nyaman berada di luar rumah. Dia punya masalah yang serius dengan kata "teman". Hal itu mencekiknya.

Tentu saja bukan tanpa sebab. Jinri kehilangan orang tuanya saat berusia 9 tahun. Ibunya dibunuh oleh Ayahnya sendiri. Kemudian Ayahnya juga mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Motif pembunuhan itu diduga karena kecemburuan sang Ayah yang berlebihan, dan karena Ayahnya merasa tidak terima direndahkan Ibunya yang memiliki penghasilan lebih besar. Sangat tragis, bukan?

Hal itu memberikan luka yang sangat besar, seperti borok yang tak akan bisa sembuh dari hati Jinri. Dia akhirnya tinggal di panti asuhan setelah semua kejadian mengerikan itu. Disana Jinri tidak bicara pada siapapun, seperti mati rasa. Beberapa kali Jinri dibawa ke psikiater sampai setidaknya bisa pergi ke sekolah lagi.

Jinri menghabiskan masa remajanya menjadi "tak terlihat". Tentu saja itu karena dia tidak pernah (mencoba) punya teman. Tak ada yang mengenalnya, tak ada yang mengganggunya. Tapi justru hal itu lah yang diinginkan. Dia tidak percaya pada siapapun, jadi Jinri juga tidak ingin berurusan dengan siapa-siapa.

Saat ujian masuk universitas, Jinri mendapatkan beasiswa di Universitas Seoul di dua jurusan sekaligus, Sastra Inggris dan Sastra Perancis. Apalagi yang bisa dilakukan "si penyendiri" agar tidak bosan? Membaca. Jinri banyak sekali membaca buku dalam berbagai bahasa.

Buku pertamanya berjudul "Kura-Kura dan Cangkangnya" yang ditemukan di meja sebelah tempat tidurnya di panti asuhan. Yang Jinri suka dari cerita itu adalah bagian sang cangkang memberikan pilihan pada kura-kura "jika kau diberi satu permintaan, apa yang ingin kau wujudkan?" dan kura-kura memilih berpisah dengan cangkangnya agar ia bisa bergerak dengan bebas. Akan tetapi, si kura-kura malah mati dimakan pemangsa. Kura-kura terlambat menyadari kalau sang cangkang adalah keajaiban dalam hidupnya. Tragis, seperti kisah hidup Jinri.

Sepertinya pengurus panti asuhan yang memberikan buku itu, entahlah, dia tidak benar-benar mencari tahu, tapi memangnya siapa lagi? Ada tulisan dibalik cover bertuliskan "untuk Jinri si buah persik", mungkin pengurus panti asuhan sangat kasihan padanya. Hal tersebut membuatnya sangat berterima kasih. Seperti mendapat keajaiban baru dalam hidupnya, karena sejak itu, dia menemukan hal yang dia cintai, membaca.

Dia juga suka menulis. Baginya, menulis seperti "bercerita". Tanpa harus dihakimi dan disakiti. Sekarang dia adalah si jenius bahasa yang menguasai banyak bahasa asing yang dijadikan pekerjaan tanpa harus repot-repot pergi ke kantor.

Pagi itu, sialnya Jinri kehabisan makanan. Dengan sangat terpaksa, Jinri harus berbelanja. Sesaat setelah jinri membuka pintu, Joon, anak tetangga, menyapanya penuh semangat.

"Apa noona akan berbelanja? Makan di rumah ku saja. Ibu bilang ingin berterima kasih padamu karena selalu membantuku mengerjakan PR," celoteh Joon.

Joon adalah satu-satunya orang yang ia biarkan masuk ke apartmennya. Jinri menyukai anak-anak, Baginya, manusia yang bisa dipercaya hanya mereka.

"Bukannya aku tidak mau, tapi Noona akan sesak nafas kalau dikelilingi orang dewasa." Kata Jinri berlutut untuk mengimbangi tinggi Joon,

"Seperti saat Seho Hyung memaksamu keluar bersama bulan lalu?"

Ah, iya, waktu itu Choi Seho datang dan menyeret Jinri untuk makan dengan teman-teman Seho yang kenal saja tidak. Itu bukan kali pertama Choi Seho membuat Jinri "membaur".

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now