[#EXOFFIMVT2019] AMALIAANUR_MENGUBAH JALAN CERITA

2 0 0
                                    


Mengubah Jalan Cerita

Karya : amaliaanur

Jam itu kembali berdetak, tanda waktu yang diberikan sudah habis. Perempuan tersebut menggenggam erat ujung-ujung bajunya, memikirkan tentang risiko yang akan ia ambil setelah ini.

Apakah akan ada sesuatu yang berubah? Atau semuanya akan sama saja?

" Jadi, apa yang kau inginkan? "

Perempuan tersebut menghela nafasnya dalam-dalam, sebelum akhirnya ia menetapkan apa yang sebenarnya hatinya inginkan.

" Aku ingin menyelesaikannya, "

--

Sinchon-dong.

Salah satu wilayah administratif dari distrik Seodaemun itu terlihat ramai di akhir pekan seperti biasanya. Kafe-kafe kecil dengan interior unik nan indah berada di sepanjang jalan, cahaya yang berasal dari lampu papan nama ikut menambah kesan estetika masing-masing tempat berkumpul favorit para mahasiswa.

Seorang perempuan terlihat mengamati jalanan yang ramai dari dalam sebuah kafe. Kopi yang awalnya mengeluarkan uap panas terlihat mendingin, tidak berkurang dan tidak tersentuh sama sekali. Jaket hitam bertuliskan 'EWHA W. UNIV.' di bagian belakangnya mencegah dingin malam menyelimuti kulit sang perempuan.

Keperawakan perempuan tersebut termasuk manis, dengan badannya yang terbilang kecil dan rambut cokelat tuanya yang ia kepang satu. Matanya mengedarkan pandangan ke arah luar kafe, mencari bayangan seseorang yang ia tunggu dari awal. Sesekali mengecek ponselnya untuk sebuah pesan masuk, namun nihil.

Tidak ada pesan masuk di malam itu.

Perempuan tersebut menghela nafas kembali. Apakah seperti ini rasanya tertolak? Apakah ini rasanya kalah secara mutlak? Perempuan manis itu akhirnya mengambil sendok dan mengaduk pelan kopi dinginnya, seraya bergantung pada setitik harapan yang masih tersisa.

Sudah kuduga akhirnya akan seperti ini, perempuan tersebut lalu tersenyum kecil, bagaimana pula rasa percaya diri ini muncul waktu itu?

Dengan cepat kopi tersebut ia habiskan. Mengeratkan kembali jaket universitasnya, ia sudah siap untuk bangkit dan pulang. Tawa kecil menghiasi wajah mungil itu, melihat tempat duduk yang kosong sejak ia sampai di kafe tersebut. Ia menggelengkan kepalanya dan kembali tersenyum, sebelum berjalan menuju pintu keluar.

Sebuah tangan tiba-tiba menahannya saat ia mulai menjauh dari kafe. Sontak, perempuan tersebut menoleh. Matanya membelalak melihat sosok familiar di depannya. Sosok itu terlihat seperti baru saja berlari, dengan nafasnya yang tidak teratur sama sekali.

" Aeri? Apa yang kau lakukan disini?! " ujar perempuan berbadan kecil tersebut kepada temannya. Mereka menepi dari bagian tengah jalan seraya Aeri mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Rambut hitam legam milik Aeri terurai, entah kemana ikat rambut berwarna biru yang biasa perempuan cantik itu pakai.

" Eun-so, " panggil Aeri kepada perempuan yang mengenakan jaket hitam tersebut, " ayo, "

Eun-so mengernyit, " ayo? "

Aeri mengangguk. Pegangannya di pergelangan tangan kiri Eun-so mengerat, mengisyaratkan bahwa keduanya harus bergegas pergi.

" Kau harus ikut denganku. Tolong, sekali ini saja dengarkan aku tanpa bertanya. Kau percaya kepadaku kan? " Aeri menatap mata cokelat milik sahabat masa kecilnya itu lekat-lekat. Eun-so hanya bisa terdiam, tidak bisa membaca apapun dari kedua mata Aeri. Ia hafal betul akan sifat dan tingkah laku Aeri, namun kali ini ada sesuatu yang menghalanginya.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now