[#EXOFFIMVT2019] LAILI LIU_EPHEMERAL

1 0 0
                                    


Ephemeral

Laili Liu

Seoul, 5 April 2019

Ponselku berdering, melihat nama Raiya pada panggilan masuk jariku segera menekan tombol hijau.

"Yeoboseyo."

"Aira besok kau luang tidak?" tanya Raiya.

Aku menoleh melihat kalender. "Iya luang."

"Bagaimana kalau besok kita pergi ke Jinhae? Aku ingin melihat festival bunga sakura disana."

Aku terdiam sejenak. "Iya aku mau."

"Oke, kemasi barang yang ingin kau bawa. Kita akan pergi nanti sore. Sampai nanti. "

Sambungan berakhir. Aku memandangi figura kecil diatas nakas. Semua peristiwa berlangsung sangat cepat sampai aku berfikir semuanya hanyalah mimpi. Tapi memori masa lalu masih terlihat jelas sejelas foto yang dia berikan beberapa tahun lalu.

Jinhae, 28 maret 2013

"Saya Kim Aira pindahan dari SMA Seoul. Mohon bantuannya," kataku memperkenalkan diri. Aku duduk di bangku yang tersisa, letaknya berada di pojok kiri paling belakang dekat dengan jendela yang mengarah langsung ke lapangan olahraga.

Aku pikir kelas ini jumlah siswanya ganjil, sampai ketika jam istirahat berbunyi ada seorang siswa memasuki kelas, sesaat suasana menjadi sunyi. Dia berjalan tegap lengkap dengan aura menindas, plester di hidung dan sedikit lebam di pipinya menunjukkan bahwa dia bukan siswa teladan. Lelaki itu berhenti tepat didepanku. Mata tajamnya menatapku intens, aku yang kebingungan hanya mengangkat sebelah alisku.

"Minggir!" kata lelaki itu padaku.

Aku mengernyit. "Kenapa? Aku yang datang lebih dulu," kataku.

Aku tidak tahu apakah hanya perasaanku saja atau memang terjadi, sekarang seisi kelas menatapku seolah berkata 'kau telah membangunkan singa tidur anak baru'. Terdengar helaan napas lega saat lelaki itu berbalik tanpa kata dan duduk di bangku sebelah kananku.

Seorang guru memasuki kelas. "Anak-anak ibu akan memberikan tugas untuk kalian. Buatlah video satu hari terbaik kalian secara berkelompok." Terdengar suara sorakan dari seisi kelas kecuali aku yang hanya mengamati dan teman sebangkuku yang sedang bermimpi.

"Kelompoknya nanti ibu sampaikan kepada ketua kelas," kata Bu Yera setelah kelas mulai tenang. Pelajaran berlangsung seperti sekolah pada umumnya. Jujur aku bosan karena materi yang dijelaskan di depan kelas sudah aku pelajari di rumah. Bahkan jika diadakan ulangan dadakan tanpa mendengarkan penjelasan guru di depan pun aku pasti akan mendapat nilai sempurna.

Aku menoleh ke kanan, melihat makhluk di sebelahku. Dia tidur dengan tangannya yang terlipat sebagai bantal. Cukup lama aku mengamatinya sampai aku terkejut ketika tiba-tiba kelopak mata itu terbuka. Sepasang mata coklat langsung mengunci pandanganku. Cukup lama netra kami beradu sampai detik kelima dia memejamkan kembali matanya.

Hari pertamaku sekolah di Jinhae benar-benar melelahkan, berada di kelas yang ramai membuat kepalaku pusing. Untunglah udara disini tidak seburuk di Seoul, setidaknya rasa lelahku sedikit berkurang karenanya.

Keesokan harinya ketua kelasku menjelaskan pembagian kelompok untuk tugas dari Bu Yera. Aku menajamkan pendengaranku saat namaku disebut dengan nama yang tidak kukenali. Aku satu kelompok dengan Kang Jaeho. Tanpa aku bertanya seseorang memberitahuku bahwa Kang Jaeho adalah laki-laki yang sebangku denganku. Aku berniat akan bicara dengan Jaeho mengenai tugas kelompok kami, tapi satu hari itu dia tidak mengikuti pelajaran sama sekali.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now