[#EXOFFIMVT2019] SHIRLEYDU_SARANGHAE, OPPA!

4 0 0
                                    


SARANGHAE, OPPA!

Shirley Du

"Happy birthday to you... happy birthday to you...."

Aku menggeliat. Meski lagu selamat ulang tahun yang dinyanyikan Monik, Vivi dan Lia dengan suara yang serak dan terburu-buru itu terdengar sumbang di telinga, aku tetap senang mendengarnya. Siapa lagi saudara sepenanggunganku selama di rantau ini kalau bukan mereka!

Sambil menguap dan mengucek mata, kutiup lilin kecil di atas kue muffin yang disodorkan Monik.

"Ya! Seharusnya kamu make a wish dulu!" protes Lia dan Vivi serentak dengan aksen korea yang lucu, meski tidak kompak. Mungkin "ya!" adalah ungkapan dalam bahasa Korea pertama mereka.

"Mianhae ... maafkan." Aku tersenyum geli. "Ya! Jam berapa ini?"

Aku melompat turun dari ranjang. Hari ini aku harus ada di restoran lebih pagi, kalau tidak hari ini aku tidak bisa bekerja, dan itu artinya aku akan kelaparan selama dua hari!

"Astaga ... Mia ... santai sedikit, dong! Ini weekend dan ulang tahunmu, jadi tidak perlu buru-buru kerja." Lia menatapku sambil memonyongkan bibirnya.

"Aku harus kerja, Lia Eonnie," godaku. "Pekerjaanku adalah yang paling penting dalam sejarah kehidupan!"

"Aigoo ... Dongsaeng kita akhir-akhir ini memang mencurigakan! Aku yakin dia bukan hanya bekerja. Akhir pekan seperti ini, Chung Hyeon Oppa sering mampir ke kedai kopi, kan? Lumayan, dia bisa gantikan cowok yang kamu taksir di pesawat dulu. Sudah waktunya kamu move on dan melupakan pria itu!"

"Oh ya?" tanyaku berpura-pura terkejut, membuat ketiga sahabat lucu itu tertawa dan mencubitku gemas.

Chung Hyeon Oppa memang sangat mempesona. Bukan hanya wajah tampan atau tubuh atletis saja yang membuat dia populer di kampus, tapi semua yang ada padanya! Selain termasuk golongan anak orang kaya yang pintar, selalu naik mobil mewah dan dikelilingi banyak teman, dia juga ramah dan tidak sombong. Yang lebih penting lagi, aku belum pernah melihatnya berduaan dengan perempuan, apalagi lelaki! Ya, setidaknya dia ada di hadapanku.

Sebenarnya, Chung Hyeon memang bukan pria yang kutaksir. Dulu, aku pernah jatuh cinta pada seorang pemuda Korea. Dia duduk di sampingku selama penerbangan dari Jakarta ke Incheon. Pria bermata coklat yang ramah dan simpatik.

Sayangnya, meski kami berbincang-bincang sepanjang perjalanan, aku lupa menanyakan namanya ... apalagi bertukar nomor ponsel. Dia juga tidak menyebut namanya, dan tidak memberiku nomor ponselnya.

Memang bodoh! Keadaanku waktu itu juga tidak jauh berbeda dengan sekarang. Meski sering bertemu dengan Chung Hyeon di kampus, dia sama sekali tak mengenalku! Akhir-akhir ini dia juga sering mampir ke kedai kopi tempat kerjaku. Tapi dia tetap hanya sebatas pria impian, tak lebih! Meski menyukainya, aku belum jatuh cinta padanya.

Ups! Jam di tangan sudah menunjukkan angka yang sama mengkhawatirkannya dengan kantongku!

"Terima kasih kue dan ucapannya, Mbak-mbak cantik dan baik hati," tukasku sambil melangkah ke luar. "Aku berangkat dulu!"

"Salam buat Oppa ... yang mana saja!" teriak Monik dari kejauhan. Meski suaranya timbul tenggelam, aku masih bisa mendengarnya. Kulambaikan tangan sekedarnya.

"Semoga ada yang melamar!" teriakku sambil tertawa.

Dibandingkan mereka bertiga, aku memang penikmat beasiswa dari Indonesia termuda dan termiskin. Lagipula, nilai semesterku kali ini anjlok, berarti potongan SPP ikut menurun. Mungkin kali ini aku hanya memperoleh potongan sebesar tiga puluh lima persen saja. Berarti aku harus bekerja lebih keras lagi, agar bisa melunasi uang sekolah dan biaya asrama untuk semester depan.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now