[#EXOFFIMVT2019] BFTRNBI_TODAY IS MY MINE

32 0 0
                                    


EVERYDAY IS MIRACLE

"harapan apa yang ingin kau wujudkan hari ini?"

Seorang wanita memandang rendah pada apa yang tertulis dalam banner yang ditempatkan dekat meja resepsionis. Baginya yang tidak percaya keajaiban, tulisan pada banner tersebut hanyalah omong kosong, sampah, dan memuakkan. Dia berpikir, bahwa rasa percaya pada keajaiban, ataupun harapan adalah induk dari segala kekecewaan! Everyday is hell! Miracle is bullshit! Hope is disappointment!

"Jo Jae Hi-ssi."

Wanita itu, Jae Hi. Menghampiri meja resepsionis. Dia memberikan berkas keperluannya untuk melakukan medical check up rutin. Ketika wanita dibalik meja resepsionis –customer service– itu memeroses berkasnya, Jae Hi berkata, "bukankah itu penipuan?"

"Apa?" tanya sang customer service, agak terkejut.

Jae Hi melirik banner yang ada di sisi kanannya, "apa yang tertulis di sana, itu penipuan!" tukasnya.

"O-oh, itu adalah moto kami, itu...,"

"Moto? Maksudmu rumah sakit ini benar-benar berniat mengwujudkan harapan semua orang?" sela Jae Hi dengan wajah tak ramah yang selama 3 tahun ini dia pertahankan. Padahal, wajah Jae Hi akan sangat cantik bila tersenyum, tapi dia menyia-nyiakannya.

Sang customer service tertegun, ini pertama kalinya dia mendapatkan pertanyaan seperti itu sepanjang karirnya, "itu...,"

"berkasku sudah selesai?" sela Jae Hi, tak ingin mendengarkan perkataan sang customer service lagi.

"eoh, ini."

Jae Hi mengambil berkasnya, dan pergi meninggalkan meja resepsionis. Sang customer service mendengus kesal, dia bahkan memukul-mukul dadanya karena menahan amarah, "dasar wanita gila!" umpatnya.

Jae Hi telah berada di dalam kamar rawatnya, dia juga sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah sakit, kini tinggal menunggu namanya dipanggil. Di saat menunggu, Jae Hi hanya duduk diam di ranjangnya, sembari menatap langit dari balik jendela.

"Kudengar hari ini sangat cerah, benarkah?"

Jae Hi menolehkan pandangannya pada sang empunya suara, seorang lelaki yang tengah duduk di ranjang lain yang berada tepat di depan ranjangnya. Jae Hi mengabaikannya, bersikap seolah lelaki itu tidak sedang berbicara dengannya, meskipun dia tahu bahwa tidak ada lagi orang selain mereka dalam ruangan itu.

"Bisakah kau katakan bagaimana tampak langit hari ini?" lelaki itu kembali berucap. Namun, Jae Hi masih diam, tidak mau memerdulikannya.

"Kau tidak mau memberitahuku?" lelaki itu terus saja berbicara, dan hal tersebut membuat pandangan Jae Hi teralihkan padanya. Dia menatap lelaki itu dengan seksama, dan mendapati ada yang salah dengan mata lelaki itu, apa dia buta? Tapi bagaimana dia bisa tahu keberadaanku di sini? Mungkinkah hanya berpura-pura, untuk mencari perhatian? Pikir Jae Hi.

"Perawat Han bilang bahwa aku tidak sendirian di ruangan ini, dia juga bilang bahwa aku bisa bertanya padamu tentang bagaimana wujud langit hari ini," kata lelaki itu, seolah menjawab pertanyaan negatif yang terkumpul dikepala Jae Hi.

"Sungguh lancang! Perawat itu bahkan tidak bertanya padaku, apakah aku mau diberikan beban seperti itu?!" sahut Jae Hi, membuat lelaki itu tercengang, dan diam barang sejenak.

"Beban?" lelaki itu membeo yang disusul dengan lengkungan kecil di setiap sudut bibirnya, "perkataanmu sungguh menyakitkan. Namun, tak sedikit aku merasa senang mendengarnya."

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now