[#EXOFFIMVT2019] RESTI RIANCANA_CONFESS TO THE SKY

2 0 0
                                    


Confess to the sky

Song Nara. Gadis bertubuh mungil dengan wajah cantik nan menggemaskan itu memang merupakan salah satu venus di tempatnya bersekolah. Ya, Sejeong Senior High School yang menjadi tempatnya menuntut ilmu itu memang terkenal dengan sekolah yang memiliki pangeran-pangeran serta bidadari-bidadari yang berotak encer. Sekolah favorit lebih tepatnya.

Ia memang memiliki hampir segalanya, keluarga kaya raya, otak yang cerdas, paras yang rupawan, juga kepribadian yang sopan. Tetapi satu yang tidak ia miliki, dan juga sebagai alasan yang membuat sikapnya berubah. Sosok ibu. Ya, dia tidak memiliki sosok malaikat tanpa sayap itu disisinya. Bukan karena ia terlahir tanpa seorang ibu, tetapi sosok pengganti malaikat itu telah pergi meninggalkannya sejak 2 tahun yang lalu.

Dan itulah awal dunianya terbalik 180 derajat dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia adalah gadis cantik yang memiliki senyum secerah mentari, maka saat ini yang ia miliki hanyalah wajah cantik dengan raut datar dan tak bersahabat. Jika sebelumnya ia akan selalu menyapa siapapun yang berpapasan dengannya, maka sekarang ia hanya akan menunduk samar untuk menjauhi tatapan orang lain terhadapnya.

"Nara, kau akan mengikuti latihan menyanyi saat pulang sekolah nanti?"

Ia melirik sejenak sosok yang melemparkan tanya kepadanya, kemudian segera menunduk. "Ya, Sunbae. Aku akan berlatih hari ini." Jawabnya pelan.

"Bagus kalau begitu. Aku akan menunggumu di ruang musik saat waktu pulang nanti."

Nara kembali memberanikan diri untuk melirik sosok dihadapannya itu. Ya sosok senior kelas 3 yang juga merupakan ketua dewan murid itu masih setia memandanginya. Seakan menunggu respon dari Nara.

"Apa hari ini hanya kita berdua yang akan berlatih, Sunbae?"

"Ya. Apa kau keberatan dengan itu?"

Nara langsung menggeleng cepat, seolah menepis ucapan seniornya itu. Ia memang tidak merasa keberatan jika hanya mereka berdua yang berlatih, tetapi ia tak dapat memungkiri perasaan khawatir yang singgah sedikit didirinya.

"Ya! Kim Channie." Celetuk seorang gadis bertubuh ramping yang sedang melangkah menghampiri mereka. "Aku menunggumu sejak tadi di kantin tapi batang hidungmu tak muncul sedikit pun. Ternyata kau disini."

Nara yang mulai merasa risih dengan interaksi dua orang berlawan jenis itu pun memutuskan untuk segera berlalu pergi, setelah sempat menunduk sopan kepada keduanya.

"Kau tidak lelah mengajak gadis penyendiri itu mengobrol?"

Dan ucapan gadis yang merupakan seniornya itu masih dapat ia dengar seiring dengan langkah kakinya yang semakin menjauh. Hal seperti itu memang sudah sering ia dengarkan. Banyak dari mereka yang mengatakan dia gadis aneh, gadis pemalu. Dan yang lebih parah, ada juga yang menganggapnya menderita social anxiety disorder.

Sakit hati sudah pasti. Tapi ia juga sadar, bahwa dirinya sendirilah yang menutup diri dari orang lain. Sehingga ia harus terbiasa dengan anggapan-anggapan seperti itu dari mereka.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Banyak murid-murid yang telah meninggalakan sekolah, sedangkan Nara masih harus meluangkan waktunya didalam ruang musik.

"Oh kau sudah datang?" Kim Channie yang sejak tadi menunggu kedatangan sang adik kelas segera beranjak dari kursi yang ia duduki. "Kita tidak akan lama. Tidak lebih dari 1 jam." Ucapnya lagi.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now