[#EXOFFIMVT2019] YUMIYA_ANTAGONIST

4 0 0
                                    

ANTAGONIST

Yumiya

---

Muda-mudi-mudi itu menikmati akhir pekan dengan duduk bersisian di area yang cukup sepi di tepi Sungai Han. Tanpa sengaja. Karena mulanya mereka yang dari Distrik Mapo itu ke sini masing-masing untuk urusan pribadi mereka. Park Gwang Seon, Si Pemuda, yang mencari inspirasi untuk lukisannya dan Yoon Jangmi, Si Pemudi, yang berniat menyegarkan pikirannya. Kebetulan mereka satu klub basket di sekolah.

"Selain basket, kau juga berbakat dalam bidang seni. Jadi kau ingin menjadi pemain basket atau menjadi seorang seniman?" tanya Jangmi, matanya fokus menelusuri lukisan yang belum lama Gwang Seon buat. Gadis tomboi itu yang duluan menyapanya.

"Tidak mungkin, ya? Kudengar kau akan melanjutkan posisi ayahmu yang CEO. Enak sekali, tidak perlu bercita-cita."

"Tidak semudah itu," sanggah Gwang Seon. Ekspresinya menunjukkan ketidaksukaan pada ucapan Jangmi. Ia kenal Jangmi sebagai sosok gadis yang keras. Selain fisiknya kuat untuk ukuran perempuan, gadis ini juga memiliki aura mengintimidasi. Itu yang membuat para lelaki di sekolah tidak ada yang berani mengganggunya.

"Kau sendiri ... ingin jadi apa?" tanya Gwang Seon setengah dongkol.

Jangmi menautkan alisnya, berpikir.

"Ah," Gwang Seon teringat sesuatu. Ia menyodorkan sebuah benda pada Jangmi. Kertas yang dilipat-lipat. Jangmi langsung membukanya.

Jangmi-ya ... kamu memang Jangmi. Mawar. Indah namun berduri. Cantik tapi suka melukai.

"Oh. Dari Wilson Choi, sehari setelah aku menolaknya. Ternyata begini isinya," kata Jangmi datar seraya melipat kembali kertas itu dan memasukannya ke dalam saku kulot yang ia gunakan. "Kau menemukannya di mana?"

"Saat kau berlari dariku yang tak sengaja menyaksikan adegan antagonis yang sedang mendebat gadis yang tampak lemah," jawab Gwang Seon seraya tercengir.

Antagonis. Jangmi tertunduk mengingat potongan kejadian itu.

"Aku hanya ingin memastikan ... alasan apa yang sebenarnya membuatmu berperilaku demikian padaku?" tanya Hana yang mengundang kedongkolan Jangmi.

"Apa aku memperlakukanmu dengan buruk?" Jangmi memandangi Hana dengan sorot mata yang sengit. "Aku memang tidak sebaik itu, Hana-ya. Tapi demi apapun di hatiku tak pernah ada maksud menyakiti. Aku menjalani hidup seperti biasa. Kau jangan cari-cari kesalahanku dan menuduhku macam-macam, deh!"

"Kau menjauhiku, memandangiku dengan sinis. Kau juga mungkin ikut-ikutan gelombang besar di sekolah ini yang mengata-ngataiku sok cantik dan cari perhatian. Aku...."

Hana tidak bisa melanjutkan perkataannya. Gadis itu bergegas pergi dengan tangisan yang pecah. Dan Jangmi membiarkan semua itu. Lalu ia sadar bahwa di ruang kelas yang Hana anggap kosong dan cocok untuk berbincang empat mata itu ada Gwang Seon yang sedang belajar dan tanpa sengaja menguping perbincangan sengit mereka.

Jangmi tersenyum kecut ketika beberapa ingatan melintasi benaknya.

Jangmi pernah begitu dekat dengan dua kakak kelas favoritnya—Ahn Saera dan Kang Sarang. Di sisi lain, keduanya saling menjelekkan di belakang padanya. Sehingga Jangmi berusaha keras untuk berteman tanpa memihak. Namun pada akhirnya mereka tetap menjauhinya.

"Kamu itu cantik, pintar, dan populer. Tapi sayangnya egois dan serakah," komentar Saera ketika Jangmi memutuskan untuk tetap berteman dengan Saera sekaligus Sarang.

"Aku menceritakan hal-hal buruk tentang Saera adalah karena tidak ingin suatu saat kau jadi korban keegoisannya atau ikut terkena citra buruknya. Tapi kau malah mengabaikan rasa kasihanku," kata Sarang waktu itu sambil berlalu meninggalkan Jangmi.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now