[#EXOFFIMVT2019] YUNI PRATIWI_DISAPPEAR

7 2 0
                                    


Penulis : Yuni Pratiwi

Judul : Disappear

***

Kemarin rasanya sama seperti hari-hari sebelumnya. Oh, tepatnya 1400 hari yang lalu. Entah apa yang kupikirkan, tetapi seseorang yang berada di depanku ini selalu saja membuatku tersenyum seperti orang gila.

Lee Haneul. Orang yang berhasil menyita perhatianku selama 3 tahun terakhir ini. Asisten dosen, ketua angkatan di fakultas kami, jangan lupakan juga dia adalah ketua basket di Pusan National University. Betapa terkenalnya dia di angkatanku dan angkatan atas bukan? Saat-saat dia menyatakan perasaannya kepadaku, saat dimana semua teman Haneul tidak setuju bila aku dengannya berpacaran. Aku mengerti, karena aku ini tidak sepintar, secantik, dan seterkenal yang mereka pikir.

Namun, hari ini tidak sama seperti hari-hari biasanya. Haneul berubah, menjadi pribadi dingin, cuek, dan apatis. Bahkan, hari ini aku yang mengajaknya pergi ke Café Rooftop Cheongsapo yang berada di Busan. Beberapa hari terakhir juga, aku telah memergokinya bersama wanita lain sebanyak 4 kali secara tak langsung. Apa aku tidak cemburu? Jelas! Aku sangat cemburu! Rasanya aku ingin memakinya dan menumpahkan sebotol soju ke arah wajahnya. Tidak. Itu hanya ekspetasiku. Sekarang? Aku hanya bisa bungkam, bukan berarti aku tak peduli dengannya. Namun, aku takut kehilangan seseorang yang mengisi kertas suci di hidupku.

"Haneul-ah, tak ada yang ingin kau sampaikan?" ucapku untuk membuka topik.

Dia hanya menggeleng. Sudah lebih dari 2 jam aku merasa diacuhkan olehnya. Sedari tadi juga yang dia lakukan memandangi handphone seperti manusia gadget freak di hadapan pacarnya sendiri.

"Sudahlah, aku pulang saja," tolong tahan aku, aku mohon.

"Oke."

Tidak ditanya, ditahan, maupun diantar pulang. Berbeda sekali bukan? Ini tidak seperti Haneul yang kukenal 3 tahun yang lalu.

"Kenapa duduk lagi? Tidak jadi pulang?" pertanyaan polosnya sukses membuatku benar-benar ingin marah dengannya sekarang.

Aku menghela napas sebentar, jarang sekali aku bertengkar dengannya. Aku hanya ingin memastikan, apa dia benar-benar masih menyayangiku atau tidak. Toh jika tidak menyayangiku lagi, apa harus dengan cara seperti ini?

"Siapa wanita yang kau ajak minum di café kemarin, lusa, minggu lalu, dan 2 minggu lalu? Pacar barumu?" ucapku dingin.

"Apa kau tahu betapa menyakitkan ini? Aku telah menunggu agar kau bicara terlebih dahulu, tapi apa ini?" ucapku memekik. Emosiku tersulut olehnya yang masih setia pada handphonenya.

"Ya! Lee Haneul. Haendeuponeul kkeuseyo! Daedaphe! Neo sirheo, Haneul-ah!" aku menangis, tak peduli walau banyak orang tengah memperhatikanku.

"Kkeutnasseo? Maja, geu yeoja nae yeojachingu. Ireumi Song Haru. Aku capek. Uri geumanhaja, Im Jaein. Aku pergi," Haneul pergi tanpa memberikan alasan yang jelas.

***

Yah, seperti itulah kehidupanku 2 bulan yang lalu. Jujur, sampai sekarang aku masih memikirkan, salahku apa sampai Haneul bersikap seperti ini padaku? Jika benar-benar ada keajaiban di dalam hidupku setidaknya sekali saja, aku hanya ingin mengetahui alasan Haneul memutuskanku sepihak.

Selama 2 bulan ini juga, aku sangat jarang bertemu dengannya. Ya, setiap aku bertemu dengannya, dia selalu menggandeng tangan kekasih barunya yang bernama Haru. Tepatnya, sebelum dimana kau memutuskanku, aku sempat berpikir ingin menjadi orang pertama yang kau hubungi disaat kau membuka mata dan mengisi lembar harianmu dengan aktivitas bersamaku. Namun, sekarang aku harus membiasakan semuanya. Setelah pencarianmu bukanlah lagi namaku, melainkan Haru.

#EXOFFIMVT2019Where stories live. Discover now