Kehamilan Terindah

5.4K 305 52
                                    

.
.

Hari sebelumnya....

"Bu!!! Assalamualaikum!!!" Bu Tejo mengunjungi rumahku dan segera masuk saat melihatku terbaring lemas di ruang tivi. "Sampeyan kenapa gak ikut kegiatan 2 hari? Sakit kah?"

"Wa'alaikumsalam, duduk sini, Bu!" jawabku lirih.

Lalu ia menyentuh dahiku, mengecek apakah ada demam atau tidak.

"Agak anget sih? Sudah cek belum?"

"Cek apa, Bu? Ini paling mau haid kayak biasanya, gak papa kok."

"Eh dah telat berapa minggu sih?"

"Dah masuk minggu ke 3, Bu. Biasanya juga sebulan telat kok,"

"Hmmm... Sampeyan hamil ini, yakin aku. Wes ndang besok shubuh di cek ya! Jangan lama - lama! Sampeyan kudu cepet periksa, kalo memang hamil 'kan alhamdulillah, lhaa nunggunya aja dah hampir 2 tahun nikah."

"Haduh.... Saya trauma, Bu."

"Mana om Aji? Biar tak kasih tau dianya," ia bangkit dari duduk dan menuju dapur.

"Ada di belakang, Bu. Sudah gak usah repot,"

"Oooooom! Sampeyan gimana tow? Istri sakit gak cepet di cek saja? Bu Aji hamil itu, wes cepet bawa ke dokter!" cerocosnya yang lumayan terdengar dari jarak teras belakang sampai ke ruang tivi.

"Iyaa, Bu. Besok di cek dulu, moga positif yaa?!" balas mas Aji dari belakang.

"Aamiin, beneran di cek ya om. Yakin saya kalo positif," tambahnya lagi.

"Iyaa, Bu."

Bu Tejo memang sangat perhatian padaku, tak ada orang yang begitu mengerti dan memahamiku sepertinya disini. Yaa... Ia sudah melebihi saudara sendiri. Alhamdulillah...

.
.
~~~~~
.
.

"Selamat yaa, bapak ibu, atas kehamilannya. Sekarang usia kandungannya baru memasuki 8 minggu dan alhamdulillah ini sudah kelihatan kantung janinnya." ucap dokter yang sedang memeriksa perutku menggunakan alat USG.

"Alhamdulillah, makasih dokter."

"Oke, cukup. Ada keluhan apa sekarang? Mual muntah?" tanya dokter lagi.

"Tidak, dok. Cuma tiap pagi pusing dan nyeri tengkuk sampai susah mau bangun, kalo mual ada waktu telat makan saja." jawabku.

"Oh itu karena HB - nya kurang, Bu. Ini hasil lab-nya cuma 10, sudah ikut posyandu?"

"Rencana bulan depan, dokter. Karena tanggalnya sudah terlewat,"

"Kalo gitu saya resepkan dulu saja ya! Nanti kalo sudah ikut, pasti dapet dari bidannya. Suka sama susu?"

"Belum coba sih, dokter."

"Kalo masih susah makan, bantu nutrisi sama susu ya Bu. Baik, ini resepnya, sekali lagi selamat ya pak bu. Moga sehat selalu sampai lahiran,"

"Aamiin, makasih banyak ya dokter!"

"Kami permisi, dokter." pamit mas Aji.

"Iya, silahkan. Terimakasih kembali." mereka pun berjabat tangan.

Selama menunggu obat yang diresepkan oleh dokter, aku terus saja memandangi hasil foto usg tadi. Begitu indahnya kejutan dari Allah, sama sekali tak pernah terbanyangkan akan seperti ini.

"Berarti ini tanda dari Allah kalo kita sudah siap menjadi orang tua, sayang.. " mas Aji mengingatkanku lagi.

"Iya mas, aku gak nyangka jika obat yang aku minum kemarin akan berefek seperti ini dan Allah pun berkenan mengabulkan doa kita yang tertunda,"

Catatan Hati Seorang Istri PrajuritWhere stories live. Discover now