Sebuah Titipan

4.4K 273 14
                                    

Demi Allah...
Aku yakin, ini anugerah serta ujian terberat dalam hidupku
Aku hanya berharap, agar mampu mengemban amanah ini dengan sekuat - kuatnya diriku sebagai seorang wanita...

_G_

~***~

Bulan ini berlalu seperti biasanya, lebih santai tapi tetap aktif dari biasanya. Karena, Ibu Danyon telah berganti dan jadwal giat Persit pun dibuat lebih santai dan tetap mengutamakan kebugaran anggotanya. Ada beberapa senam baru yang harus kami pelajari dan hampir setiap pagi kami latihan bersama di aula kompi sampai masuk jam dzuhur.

Oh ya, saat ini aku sudah melepas jabatanku dari kepengurusan organisasi Persit ranting dan berpindah ke anak ranting sebagai ketua seksi ekonomi. Jadi aku bisa lebih santai daripada saat menjadi anggota di ranting. Hehehe...

Aku sangat suka dengan senam, jadi apapun jenis senamnya pasti aku selalu ingin menjadi yang tercepat menguasai setiap gerakannya. Dan kali ini ada 3 macam jenis senam yang harus aku kuasai, yaitu zumba, SKJ dan maumere atau poco - poco terbaru.

"Bu Aji..... Besok Sabtu ajarin saya senam dong? 2 minggu lagi saya dapat giliran maju di depan nie! Bingung karena gak pernah ikut latihan," celoteh bu Tejo dari depan pintu sampai masuk ke dapur.

"Emang sampeyan dapat senam apa, Bu?"

"Senam poco - poco, masih bingung gerakannya gak hapal - hapal liat di video ini,"

"Yawes, nanti pinjam flash disk bu Anto dulu ya, trus kita senam bareng - bareng. Mungkin aja banyak yang mau ikutan,"

"Iyow! Bu Anom juga mau latihan sama - sama, nanti tak bilangkan ke orangnya."

Aku mengacungkan satu jempolku padanya.

"Masak apa tow? Kayake rame banget nie sampe kompor 2 dipake,"

"Hehe... Tadi pagi abis potong ayam, Bu. Gejala sakit, eh ternyata dia makan karet. Tuch ada di lambungnya banyak banget, sampe gak bisa masuk di ususnya." Aku menunjukkan rempela ayam di baskom yang belum dibersihkan padanya.

"Masyaa Allah, nemu karet dimana nie ayam? Padahal saya juga gak pernah buang karet di belakang, Bu. Kasian kalo sampe kemakan ternak tow!?" ia mengecek rempela itu dengan seksama.

"Lhaa ini udah dimakan, Bu. Mau gimana lagi, yaa potong aja. Hehe.. Sampeyan masak apa tadi?"

"Biasa, bikin lalapan terong sama goreng ikan lele buat Oni."

"Yawes nanti ini mateng bawa pulang ya, buat maemnya Oni. Udah empuk kok!"

"Hmmm... Alhamdulillah! Oni itu kalo sampeyan kirim masakan langsung lahap maeme, bisa nambah 2x."

"Hehehe, alhamdulillah tow! Berarti cocok,"

"Eh Bu, sampeyan udah haid ka? Saya belum lho! Jadi was - was ini,"

"Was - was kenapa? Lek jadi ya rejeki tow!"

"Ih.... Sapa yang mau hamil sekarang  sedangkan si Blacky (julukan suaminya) baru aja naik satgas kemarin?"

"Hehehe... Saya juga belum kok, Bu. Hmm gak tau ini di tanggalnya udah lewat 3 hari, moga aja bisa haid tepat waktu dan gak kayak biasanya."

"Lho sapa tau sampeyan isi, Bu. Cepet tes wes!"

Catatan Hati Seorang Istri PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang