Broken Heart💔 Part 1

561 28 11
                                    

Assalamu'alaikum wrwb

Haiii readers!
Ini menjadi part akhir dari cerita CHSIP yaa!
Jangan sedih, karena sequelnya sudah launching dengan tema berbeda yang pasti akan tetap bisa menginspirasimu sebagai perempuan mandiri dan tangguh menghadapi ujian hidup.

Selamat membaca!

*****
.
.
.
.
Namanya Ahmad Al-Fatih, bayi laki-laki yang selama 2 tahun pernikahan kami nantikan, akhirnya lahir dengan selamat dan lengkap di RSUD Kab. Mimika, kota Timika - Papua.

Lahir dengan BB 3700 gr PB 50 cm, kepala lebih besar daripada panjang bahunya, terpaksa dokter harus melakukan operasi SC untuk memudahkan persalinan.

Wajahnya yang manis, kulitnya putih bersih, bibirnya tipis berwarna pink, rambutnya yang lurus panjang dan lembut, matanya bulat dan hidungnya mancung seperti keturunan Arab. Kata ayahnya, bayi Ahmad mirip seperti kakek buyutnya. Masyaa Allah!

Alhamdulillah masuk minggu ke 2 persalinan, ASI ku makin deras sampai merembes ke baju. Ini benar-benar rejeki bayi Ahmad, sedangkan beberapa tetangga asrama yang berbarengan proses melahirkan masih kesulitan menyusui, malah terpaksa harus memberikan sufor karena ASI-nya tidak banyak keluar.

Sebenarnya mudah saja membuat ASI deras lho!

Pertama, niatkan sejak hamil untuk bersungguh-sungguh memberikan bayi hanya ASI saja sampai minimal 6 bulan dan mulai mencari referensi bagaimana posisi dan perlekatan yang benar dalam proses menyusui. Bersyukurnya aku sejak hamil mulai join di website ibuhamil.com dan banyak membaca juga berdiskusi dengan ibu lainnya disana. Jadi, bukan berarti aku lulusan perawat dan hal ini bisa lancar saja tanpa belajar serius. Tentu saja tidak, ini hal yang sangat awam aku lakukan sama seperti new mom pada umumnya.

Kedua, support penuh dari suami. Ini benar-benar sangat memengaruhi kondisi psikisku. Jika saja suamiku tidak paham dengan pembagian tugas di rumah, tidak paham dengan perubahan mood yang tidak menentu dan bergantian dalam mengurus bayi agar aku bisa istirahat, mungkin aku sudah terkena Baby Blues Syndrome atau stress pasca melahirkan yang bisa membuat seorang ibu sedih berlebihan, merasa putus asa dan bisa menyebabkan post partum depression hingga perilaku kekerasan yang bisa mengancam nyawa ibu dan bayinya.

Ketiga, lingkungan yang positif. Yap! Hal ini sering terabaikan. Saat para tetangga atau saudara datang menjenguk bayi sebaiknya menjaga lisannya untuk tidak memberikan komentar negatif karena sangat mungkin mengganggu mental seorang ibu baru dan akan lebih baik lagi jika mereka memberikan dukungan moral seperti pengalaman merawat bayi yang menyenangkan agar ibu bisa lebih semangat lagi dan tidak merasa sendirian.

Beberapa hari sebelumnya,

"Heeeeh, sudah nyusunya, Nak ganteng! Sini ikut Uti dulu biar Mama bisa mandi," ajak Mama pada Ahmad yang sejak shubuh betah menyusu seperti tidak ada kenyangnya.

"Iya nih, Ti. Adek gak mau lepas nen, padahal Mamanya pengen pipis dari tadi!" akhirnya Ahmad melepas putingku dengan sedikit terpaksa, nampak bibirnya masih seperti mengenyot.

"Ya udah, Mia mandi dulu terus sarapan ya! Mama masak sayur bobor daun singkong sama lele goreng," Mama menata gendongan Ahmad dengan selendang jarik yang dibawanya dari rumah. Ada 2 warna yang beliau siapkan untukku. Wajar saja di sini masih sulit mencari penjual jarik sewek yang lentur dan tebal khas orang Jawa.

"Mas mana, Ma?" aku menoleh ke seluruh ruangan tapi tidak menemukan wujud suamiku.

"Lho kan hari ini Mama jadi balik ke Jayapura, jadi Mas Aji dari pagi tadi udah ke kantor katanya mau pinjam mobil buat ke bandara." aku melihat koper Mama sudah siap di ruang tamu. Hatiku sesak, mataku mulai berair.

Catatan Hati Seorang Istri PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang