LDR Lagi

8.9K 400 19
                                    


Masih menunggu kepulangan suami yang tadi pagi sudah janji akan kembali ke rumah setelah upacara untuk sarapan bersama. Kok bisa ya sudah berangkat ke kantor terus balik pulang lagi? Hehe... Ya bisalah, jarak rumah ke kantor hanya beberapa meter saja kok! Kan aku tinggal di asrama bataliyon.. 😁

"Upacara dah selesai dari tadi, tapi kok mas belum pulang sih? Kan aku udah laper, ih...." kunyalakan tivi untuk sekedar menghibur. Dan terdengar suara motor terparkir di depan rumah.

"Assalamualaikum, sayang!" ia langsung membuka pintu dan melepas sepatunya, menyusulku duduk lesehan di depan tivi.

"Hmmm wa'alaikumsalam," berasa sangat kesal dan ingin marah padanya, tapi aku tahan.

"Kok cemberut sih? Ayo kita sarapan.." aku heran, ia seperti tidak merasa bersalah karena sudah membuatku menunggu hingga jam setengah 9 dan aku menahan lapar.

"Hmmm.." aku berusaha sedatar mungkin, malas rasanya harus uring - uringan di pagi hari.

"Masak apa sih?"

"Masak enak!"

"Galaknya.."

"Biarin!"

"Ya ampun, adek dah mau M ya?" lucu ya nie pak Tara, istri ngambek malah yang diingat cuma karena aku belum datang bulan.

"......... " kuliriknya tajam. Dan kusuguhkan segala masakan pagi ini di depannya.

"Iya deh.. Maaf... Mas tadi dipanggil dantonkes sebentar, sayang. Makanya agak telat, jangan ngambek ya!" rayunya dengan senyuman termanis yang selalu ia sunggingkan padaku dan sukses membuatku luluh.

"Okee, tapi mas 'kan bisa ngasih tau pake sms atau bbm, jadi aku biar gak nungguin. Gak enak tauk nahan laper!"

"Iya....iya, maaf. Ayo sekarang kita makan, tapi gak pake cemberut yaa nanti masakannya jadi gak enak lho!" hanya dengan kalimat sederhana saja aku bisa dibuatnya kalah.

Suasana hatiku tiba - tiba saja berubah drastis, apalagi ditambah dengan melihatnya sangat semangat menyantap masakanku pagi ini dan tanpa rasa sungkan ia meminta untuk ditambahkan nasi sepiring lagi. Hmmm...doyan apa memang enak ya?

"Mas, nanti kalo balik ke kantor aku ikut ya! Mau ke rumah Ibu Dankima ada urusan organisasi sekalian kumpul buku laporan ke Ibu,"

"Hmmm, nanti pulang jam berapa?"

"Yach mas ini, belum juga berangkat udah nanya pulangnya. Aku ya gak tau. Pokoknya nanti kalo selesai pasti juga pulang, paling lama juga pas dzuhur. Ibu juga gak akan nahan anggotanya disana lama - lama kok!"

"Yaa pokoknya kalo suami pulang ya istri juga harus sudah di rumah tow yank!"

"Hmmm gitu nyuruh aku kerja, padahal kalo di rumah sendiri juga diharap - harap cepet pulang 'kan?"

"Atau mending adek kerja aja, disini masih butuh banyak tenaga perawat lho! Adek mau dimana? Klinik atau rumah sakit? Nanti mas ajukan ke dokternya,"

"Yeee....ini malah nyuruh kerja! Harusnya mas itu seneng kalo aku betah di rumah tanpa menuntut untuk kerja di luar. Banyak para suami di luar sana yang berharap istrinya di rumah sedangkan mereka sudah terikat kontrak di tempat bekerjanya. Itu kayak om Ayong 'kan? Istrinya PNS di kampung, suaminya disini. Kasian banget' kan!"

"Hmmm terserah adek lah! Mas cuma memfasilitasi karena adek itu pintar dalam akademis, jadi sayang kalo gak digunakan itu ijasah."

"Sekolah tinggi itu gak melulu dipake kerja, mas. Tapi disiapkan untuk bekal masa depan dan mendidik anaknya. Betul gak?"

Catatan Hati Seorang Istri PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang