You're Not Alone

7.1K 370 23
                                    


Salam kenal dari author untuk para readers yang masih setia membaca kisah ini dan saya ucapkan banyak terima kasih bagi yang sudah memasukkannya ke dalam reading list kalian, juga atas vote & komennya yang lumayan ramai untuk cerita amatir ini.

Cerita ini dikhususkan bagi kalian, para persit/pia/jalasenatri & semua istri prajurit yang sedang berjuang menjaga hatinya disaat sang suami sedang mengabdikan jiwa raga untuk negara dan belum juga kembali ke rumah. Kalian tidaklah sendiri...

Semoga cerita ini bisa menginspirasi dan menguatkanmu.. Semangat ya!
Happy reading ❤

~~~~~~~~~~~

"Ya Allah.... Kenapa ada ular masuk ke rumah? Mana sendirian lagi. Lewat mana juga nih ular masuknya? Padahal pintu belakang dan jendela selalu ku tutup tiap mau maghrib. Aduuuuh.... Mau minta tolong om provost tapi udah jam segini, gimana ya?" Aku meracau sendiri, melihat ular sebesar gesper, berwarna hitam pekat dan ujung kepalanya runcing menjulur - julurkan lidahnya, menggeliat perlahan di bawah meja rias kamarku, panjangnya mungkin sekitar 1 meter.

"Heeeeeeefftt....fuuuuuuuh... Tenang Mia, tenang, kamu pasti bisa mengatasi ini sendiri," aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan menenangkan hati sejenak. Ular tidak akan menyerang jika aku diam dan tenang, betul kan?

"Garam mana garam, ya ampun kok gak kepikiran dari tadi ya?" perlahan aku keluar kamar dan menuju dapur mengambil sebuah wadah berisi garam, lalu secepatnya aku kembali ke kamar.

"Bismillah,

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ...3x*

Artinya : "Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya", aamiin..

Hey, kamu ular... Kita sesama makhluk Allah. Jangan menggangguku karena aku tidak mengganggumu. Dan ini bukan rumahmu, ayo keluar! Kembali ke rumahmu sendiri, huuus...huuus!" ku sebarkan garam sedikit demi sedikit di atas dan sekitar ular itu, lalu ia semakin menggeliat dan bergerak keluar meja. Ku dorong perlahan ular itu dengan sapu menuju pintu depan dan teras.

Setelah ular itu pergi, aku segera menutup rapat semua pintu dan celah bawahnya dengan keset rumah. Tak lupa ku sebarkan garam dari balik pintu melalui jendela. Lalu aku masuk kamar dan mengistirahatkan tubuh juga pikiranku yang tiba - tiba panik, kubiarkan tivi tetap menyala dan tak lama kantuk pun menyerang, aku tertidur pulas.

~~~~~~~~~~

"Bu.... Assalamualaikum, masih tidur kah? Aku buka pintu ya," seseorang tampak dari luar membuka pintu yang hanya di slot dari sisi samping jendela yang sudah terbuka.

"Eh, bu... Gak kok, lagi bikin sarapan. Tiba - tiba pagi ini saya laper jadi pengen makan. Kenapa kok buru - buru banget?" sapaku pada bu Tejo yang langsung segera masuk dan menuju dapur membawa sebuah botol susu.

"Aku minta air panas ya Bu.. Buat bikin susu Oni, lagi rewel dia" lalu ia menekan tombol dispenser berwarna merah dan mengisi botol tadi dengan air panas.

"Hmmm kenapa kok rewel? Kangen bapak'e paling ya?" aku masih fokus pada masakanku dan sesekali melihatnya.

"Palingan, bu. Kalo ada bapaknya tambah nyebelin juga tuch anak,"

"Lhaa kok bisa?"

"Ya wes nanti tak ceritain, Bu.. Sudah ya, aku mau berangkat sekolah, keburu siang. Makasih buat air panasnya, " ia berpamitan dan segera keluar pintu bergegas menuju rumah yang bersebelahan denganku, tapi dibatasi dengan pekarangan samping rumah.

Catatan Hati Seorang Istri PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang