33 [END]

15.3K 1K 141
                                    

"Kak ...," panggil Edgar ragu seraya jarinya memilin kancing kemejanya pelan. Andrew yang disuguhi pemandangan begitu cuma bisa banyak-banyak istigfar dalam hati sambil ngelus tytyd—dadanya pelan.

Belum lagi aroma sitrus yang menguar dari badan Edgar yang baru saja mandi semakin memacu nafsunya untuk terus naik ke permukaan. Nyaris aja Andrew nyaplok Edgar buat di-anu, tapi enggak jadi. Soalnya Edgar udah nerkam dia duluan.

EH?!

TUNGGU!

KOK?!

Edgar menaiki tubuh Andrew pelan, menempelkan bibir keduanya hingga bersatu menjadi satu ciuman hangat. Edgar memejamkan matanya, enggan melihat mata Andrew yang melotot kaget akan aksinya. Tangannya ia kalungkan kepada leher Andrew, bibirnya pun mulai bergerak dengan memberikan kuluman kaku pada bawahnya. Amatir. Heran, udah ciuman beberapa kali masih aja kaku kayak kanebo kering. Tapi, tetep aja ... INI EDGAR, LHO!

YA AMPUN, INI KENAPA EDGAR SI POLOS CIMIT-CIMIT JADI AGRESIF GINI:(

Awalnya Andrew bingung, namun pada akhirnya ia tetap membalas ciuman Edgar dengan mengulum bibir atas Edgar.

"Uh," lenguh Edgar saat Andrew memberikan gigitan-gigitan pelan hingga Edgar melenguh dalam ciumannya. Di saat Edgar membuka mulutnya, lidah Andrew langsung menerobos masuk. Menjelajahi tiap inci rongganya hingga—entah liur siapa menetes hingga membasahi dagu Edgar, mengalir hingga ke lehernya.

Setelah sepersekian menit mereka berciuman, saling bertukar saliva, keduanya pun melepas pagutan bibir mereka. Mengambil pasokan udara sebanyak-banyaknya dan saling menatap dengan raut yang penuh damba. Andrew memajukan wajahnya untuk mengecup bibir Edgar dan menjilat lelehan air liur yang turun ke leher Edgar. Kepalanya semakin ke bawah, menyusup hingga ke perpotongan leher Edgar. Menggigitnya pelan dan mengisapnya untuk meninggalkan bekas kemerahan.

" ... Hhh ...." Edgar mendesah pelan, tangannya meremat bahu Andrew sambil mendongakkan kepalanya, mencoba memberikan Andrew akses untuk mempermudah menandainya.

Tangan Andrew pun diam-diam bergerak memasuki kemeja Edgar, merabanya dari perut hingga ke dada. Menggoda tonjolan yang mengeras di balik kemeja putih yang dikenakan Edgar. "K-Kak ...," gumam Edgar, kakinya merapat saat merasakan bagian selatannya yang ikut mengeras.

Andrew membuka kemeja Edgar dengan tergesa-gesa. Saking semangatnya sampai-sampai beberapa kancingnya terlepas karena ketidaksabarannya. Setelah kemeja terbuka menampilkan bagian atas tubuh Edgar, langsung dilahapnya tonjolan kemerahan Edgar dengan rakus. Sedangkan tangannya yang tak bisa diam, dipakainya untuk menahan tubuh Edgar yang gemetar karena tangan satunya memainkan sesuatu di balik celana longgar yang dikenakan Edgar.

"... Yaaah!" pekik Edgar saat Andrew memainkan lubang pipisnya, membuat tubuhnya merinding akan sentuhan Andrew dan kakinya melemas susah untuk berpijak. Untunglah Andrew yang memegang pinggangnya sehingga tubuhnya tak merosot ke bawah.

"Gar, boleh aku ...."

Tanpa membiarkan Andrew menyelesaikan ucapannya, Edgar segera mengangguk dengan wajahnya yang kian memerah.

-

"Gar, ada ...."

Edgar langsung mengeluarkan lubricant bening dari bawah bantalnya. Andrew sempat berpikir bahwa penyatuan ini nantinya memang telah direncanakan oleh Edgar.

Sembari berpikir begitu, Andrew tak melupakan niatnya. Ia menuangkan lubricant itu ke tangannya dan melumurinya ke kejantanannya sendiri, mengurutnya pelan hingga merasakan sensasi dingin menembus kejantanan dan buah zakarnya. Setelah kejantanannya sendiri licin, Andrew pun menaiki tubuh Edgar.

Oh, Her Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang