27

14K 1.4K 144
                                    

"Ma, mau susu," pinta Edgar terhadap mamanya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Duh, Gar," Mama Edgar mengaduh pelan, "kamu bikin susu sendiri aja, ya? Mama buru-buru."

"Mau ke mana emang, Ma?" Edgar bertanya sambil mengambil air putih dari atas meja.

"Mau ke bandara," jawab mama. "Papa kamu pulang."

Byurrrrr!

Edgar refleks menyemburkan minumannya hingga membasahi meja makan. "Papa pulang?"

"Ih, Edgar! Kok jorok gitu, sih?" Mama menggerutu sambil mengelap meja menggunakan serbet. "Sembur-sembur. Emangnya mama kesurupan apa disembur?"

Edgar meringis pelan, "Maaf, Ma."

Mama Edgar mengangguk, "Udah, ah. Mama mau jemput papa kamu dulu."

"Duh, kok papa pulang sih, Ma?"

"Kok kamu kayak enggak seneng liat papa kamu pulang? Aneh, deh."

"Abisnya ..." Edgar menggantungkan ucapannya dengan ragu, "... papa galak."

-

"Edgar! Yang tegap dong jalannya!"

"Edgar, kepalanya jangan nunduk gitu, dong! Nggak keliatan tegasnya."

"Kamu cowok kok takut item! Main bola sana, biar keliatan manly!"

"Ish," Edgar mendesis pelan, "Papa kok bawel, sih?"

"Kurang ajar kamu, ya!" Papa Edgar berkata dengan nada lantang khas miliknya. "Papa sendiri dikatain bawel!"

"Ya, abisnya Papa pulang-pulang bukannya bawa oleh-oleh, malah marah-marah."

"Abisnya kamu jadi cowok kok letoy bener," ujar papa Edgar. "Lagian Papa kan dinas di sana, bukan jalan-jalan. Ngapain juga bawain kamu oleh-oleh? Bah!"

"Tau, ah!"

"Coba sini papa lihat tanganmu!" Papa Edgar mengulurkan tangannya.

"Buat apa?" Walaupun bertanya, Edgar tetap menghampiri papanya yang duduk di sofa dan mengarihkan tangannya juga.

Papa Edgar mengamati telapak tangan Edgar, lalu spontan memukulnya keras. Edgar memekik, telapak tangannya panas saat bersinggungan dengan telapak papanya. "SAKIT, PA! IH!"

"Kamu itu laki apa? Tangan mulus, kulit putih! Keseringan dimanja kamu tuh!" omel papa, "Gimana kamu mau jadi jenderal kayak papa, hah?"

"Aku enggak mau jadi jenderal, dih."

"Heran Papa," kata papa Edgar. "Kamu ini anak Papa, tapi fisik enggak ada yang ngikut papa. Cuma ini nih." Papa menarik hidung Edgar gemas, membuat Edgar berteriak minta dilepaskan.

"Besok olahraga sama papa, ya?"

"Enggak mau!" jerit Edgar, menolak dengan keras.

"Kalian ini kenapa, sih?" Mama Edgar bertanya sambil membawa dua buah minuman hangat, "Tiap ketemu kerjaannya berantem mulu. Ayah sama anak kok kayak musuh."

Oh, Her Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang