149 : Gelanggang Yevimofich - part 2

Start from the beginning
                                    

Tidak lama bagi Erix untuk menghirup nafas kemenangan. Karena sekarang, sekor ayam raksasa berdiri di hadapannya.

Cockatrice adalah makhluk mistis dalam legenda Inggris. Digambarkan berupa ayam raksasa dengan ekor dan gigi ular. Beberapa bagian tubuhnya pun terdapat sisik ular. Dari beberapa cerita, Cockatrice berasal dari telur ayam yang ditetaskan oleh ular.

Namun bagi Erix, tidak akan ada telur ayam di dekat seekor ular. Kecuali jika ular tersebut sedang puasa.

Langkah berat terdengar dari hentakan kaki Cockatrice, tubuh besarnya memberikan hentakan kuat saat berjalan. Tanpa menunggu lama, monster ayam raksasa itu melesan dan menerkam.

Dengan cepat Erix meloncat dan berguling ke samping untuk menghindar. Erix tidak sekedar menghindari serangan, ia segera menghampiri kaki Cockatrice dan akan menebasnya.

Tapi, Cockatrice menarik kakinya dan dengan cepat sehingga serangan Erix meleset. Lalu Cockatrice menghentakkan kembali kakinya untuk hujamkan lawannya. Erix terhantam serangan itu dan ia terpental hingga ke sisi arena. Ditendang seekor ayam, ini sedikit konyol.

Erix segera berdiri dan berlari menjauhi ayam raksasa itu.

Cockatrice mengejar mangsanya. Saat ia menganga, terlihat jelas deretan gigi di balik paruh ayam besar tersebut dan sepasang taring yang mungkin mengandung racun mematikan.

Erix berlari semakin cepat menghampiri tembok arena. Ia meloncat dan menginjak tembok tersebut untuk loncatan keduanya. Ia melayang di atas Cockatrice yang mana ayam raksasa itu terus meluncur dan menghantam dinding arena.

Erix mendarat dengan sukses tapi, diluar perhitungan, ekor Cockatrice melesat dan mencambuk tubuh pemuda itu. Erix terpental cukup jauh kali ini.

Ayam itu cukup licik. Sejak awal ia menyembunyikan ekornya yang seperti kadal diantara bulu-bulu ekor. Kini monster itu berbalik, tatapannya sangat tajam menatap lawannya. Tiba-tiba, kedua matanya bersinar warna putih dan sinar itu melesat bagai laser, meluncur cepat ke arah pemuda itu.

Dengan cepat pula Erix berbalik dan menghindari pancaran laser tersebut.

Cahaya putih itu mengenai tanah, dan saat itu juga yang awalnya tanah, berubah menjadi batu.

'Itukah kekuatan yang sama dengan Basilisk,' gumam Erix dalam hati. 'Sinar Pembeku.'

Sama halnya dengan Medusa dan Basilisk, mata Cockatrice mampu membuat apa pun menjadi batu. Namun, terdapat perbedaat diantara keduanya. Mata Medusa dan Basilisk akan aktif otomatis saat seseorang mentaap langsung ke arah mata mereka. Sedangkan Cockatrice, diawali dengan sinar putih itu.

Saat melawan Basilisk di Dungeon Hutan Saba, Erix mengeroyok ular besar itu bersama teman-temannya. Namun kali ini Erix sendirian, tidak ada satu orang pun yang melindungi punggungnya sekarang.

Walau begitu, Ia tidak ingin kalah di sini. Karena mungkin dengan cara ini, Raja Valdemar akan mengakui kehebatannya dan menyerah untuk mendapatkan Haruka.

Cockatrice kembali melesat, cahaya putih meluncur dari sepasang mata makhluk itu. Targetnya tak lain adalah Erix.

Shensin itu meloncat sebisanya untuk menghindari serangan berbahaya yang dilontarkan.

Sinar Pembeku melesat melewati Erix menuju arah penonton. Tapi, serangan itu tidak akan melukai orang-orang di sana karena pelindung sihir aktif dan menghilangkan efek cahaya tersebut.

Cockatrice tidak berhenti menyerang. Ia terus menerkam dan akan membekukan lawannya.

Hingga, sepasang sinar meluncur cepat. Namun, Erix sudah bersiap kali ini. Ia melewati satu cahaya sedang cahaya yang satunya lagi ia pantulkan dengan sisi pedangnya. Cahaya itu berbalik ke arah Cockatrice dan menghantam kaki makhluk itu.

Cockatrice seketika tak bisa berjalan. Sebagian kakinya berubah menjadi batu. Namun Erix tidak diam, segera ia melesat dan mengahancurkan batu tersebut, menghancurkan kaki Cockatrice.

Ayam raksasa itu seketika tumbang dan terperosok ke tanah.

Pada saat itulah Erix meloncati tubuh besar itu dan menebas kepala ayam raksasa tersebut. Darah segar muncrat berhamburan diikuti kepala Cockatrice yang terguling di tanah.

Lima detik kemudian, tubuh Cockatrice hancur menjadi serbuk hitam dan menghilang. Sebuah bola core, bola biru bercampur putih, bergelinding ke tanah.

Gelanggang bergemuruh hebat. Antusias penonton tak pernah padam. Apalagi dengan keseruan pertarungan yang Erix tunjukkan. Mereka sangat terhibur. Yang awalnya menghina, kini justru mendukung dengan penuh semangat.

Berbeda dengan Erix, yang mana saat ini nafasnya tersengkal dan kapan pun bisa saja mati.

"Wow, wow, wow ... hebat Erix Arthur, belum ada satu orang pun yang bisa mengalahkan Cockatrice selama ini. Sunggu luar biasa. Tapi, pertarungan belum berakhir, Erix. Lanjut ke pertarungan ke enam. Datangkan dia!"

'Dia? Siapa? Kali ini bukan monster?' Erix bertanya-tanya akan ucapan itu.

Dalam tanda tanya yang besar itu, pintu mulai terbuka. Sesosok siluet keluar dari pintu itu dan akan menjadi lawannya.

Tapi Erix terkejut saat melihat sesosok yang datang tersebut. Ia bahkan terbelalak dengan mulut menganga.

"K-kau ...."

_____________________________________

Vote!

Vote!

Vote!

Dungeon HallowWhere stories live. Discover now