112 : Dragon

1.4K 173 89
                                    

Roda berputar cepat secepat kuda menariknya. Deru angin pecah terhantam laju kereta karavan. Yuhka terus mengendari kudanya, menghindari batu yang menghujam atau lubang pada jalan.

Erix dan teman-temannya sekarang sudah melewati perbatasan negara dan mereka sudah memasuki wilayah Kerajaan Albion. Namun, hutan belantara masih terhampar di depan mata.

Tidak sengaja, Erix melihat sesuatu titik di udara. Namun, makin lama titik itu semakin dekat dengan cepat dan semakin besar. Dan sialnya, benda asing itu mengarah kekaravan mereka.

"Awas!" teriak Erix yang menyadari ternyata titik itu adalah sebatang pohon.

Yuhka langsung menarik kekang kuda untuk menghendari bongkahan pohon tersebut.

"Apa-apaan itu!" seru Yuhka, jantungnya masih berdekup ketakutan.

Gelondongan pohon tadi terjatuh melintang menghadang jalan tepat di depan mereka. Dengan sihirnya, Marlin memindahkan pohon tersebut ke pinggir jalan. "Aku rasa sesuatu yang hebat sedang terjadi di depan sana," ujarnya.

"Mau lihat?" ajak Erix. Tawarannya memicu rasa penasaran pada semua teman-temannya.

Yuhka kembali menjalankan kudanya untuk manarik kereta karavan mereka.

Sejurus kemudian, sekitar sepuluh menit melaju, dari ujung hutan terlihat sepasang sayap raksasa berwarna biru yang indah. Erix dan teman-temannya sentak terpukau dengan sayap itu. Tapi sebuah ledakan terdengar menggetarkan jiwa. Disusul dengan raungan monster menyayat telinga. Percikan api terlihat di udara, tepat di tempat sayap biru tadi berada.

Erix segera turun dari karavan dalam keadaan masih berjalan dan berlari mendekati pusat ledakan. Marlin, Selina dan Tatsumi mengikutinya di belakang. Yuhka tetap senantiasa dengan karavannya.

Semakin dekat mereka dengan sumber ledakan, semakin keras mereka mendengar suara raungan monster, dan sesekali terdengan ricuhan banyak orang.

Seekor dragon biru, itulah yang pertama kali Erix lihat setibanya ia di tempat yang dituju. Ia sangat terpesona melihat kadal raksasa yang bersayap itu. Berwarna biru langit, seakan menyatu dengan angkasa.

Ini pertama kalinya Erix melihat dragon. Bukan visual game online, tapi nyata. Raungan keras dragon itu terdengar dahsyat di telinganya. Dan Erix semakin terkesima melihatnya.

Tapi, kondisi dragon itu terlihat cukup menyakitkan. Beberapa bagian tubuhnya terluka dan terikat dengan tali sihir yang memercikan aliran listrik yang kuat.

Erix sangat menyayangkan hal ini, tapi ia yakin orang-orang ini pasti melakukan hal itu karena ada alasannya.

Dragon itu meronta ingin dibebaskan namun, semakin kuat ia memberontak semakin kuat pula aliran listrik yang menyambar.

Erix menghampiri kerumunan orang-orang itu yang terlihat sedang asik berpesata karena keberhasilan mereka. Ia menghampiri sosok laki-laki kekar dan botak serta terdapat beberapa coretan tato di tubuhnya.

"Hey paman, sepertinya kalian mendapat tangkapan besar hari ini," kata Erix.

"Oh, kau benar. Seekor dragon langit," katanya dan ia tertawa dengan girangnya. Lalu ia meneguk bir dari gelas besar yang ia pegang.

"Kenapa kalian memburunya?" tanya Erix. "Apa dia pernah menghancurkan desa atau sesuatu?"

"Tidak, Nak. Tidak ada alasan untuk memburu seekor dragon. Setiap potong tubuh dragon memiliki nalai jual yang tinggi. Tanduk, tulang, jantung, otak, limpa, kuku, kulit, semuanya. Semuanya memiliki harga yang tinggi," jelas laki-laki itu.

Erix terdiam. Sungguh sangat-sangat disayangkan. Ia menatap mata dragon itu, terlihat begitu menyedihkan. Setiap kedipannya mengandung makna permintaan pertolongan.

"Boleh aku mengusapnya? Aku belum pernah menyentuh dragon hidup sebelumnya," pinta Erix.

"Silahkan, silahkan. Rasakan setiap getarannya." Laki-laki itu mengantar Erix untuk mendekati kepala sang dragon yang terikat kuat.

Hembusan nafasnya terasa sangat berat namun, terasa lemah. Hawa panas yang sangat eksotis sangat terasa namun, tidak sampai merusak. Erix menyentuh tangannya ke ujung mulut sang dragon. Seketika dragon itu meraung membuat Erix tersentak kaget.

"Hahahhaa, bagaimana? Hebat bukan? Inilah makhluk terkuat yang hidup di Leavgard," ujar laki-laki itu.

Erix kembali mengulurkan tangannya yang tadi sempat tertahankan, dan kembali menyentuh dragon itu. Tekstur keras dan bergelombang, itulah yang dirasakan tanganya saat menyentuh sisik dragon tersebut. Sebuah getaran dan hawa panas ikut terasa dalam setiap sentuhannya.

Keterpukauan Erix melejit hungga ke ubun-ubun. Sisik makhluk legendaris tersebut terasa begitu fantastis. Berbeda sekali dengan sisik kadal atau ikan. Ini sungguh pengalaman yang luar biasa.

"Baiklah ...,"


*****

Cerita selanjutnya bisa dibaca dalam bntuk buku cetak ^^

Bisa didapat di Shopee dan Tokopedia
https://shopee.co.id/product/36638539/21753181932?smtt=0.36639923-1665291745.9
https://tokopedia.link/gs3WkYPCYtb

link/gs3WkYPCYtb

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_____________________________________

Baiklah, yang sudah baca, silahkan komentarnya ya

Baik buruk masukan anda, saya terima dengan lapang dada ^^

See you next time, bye

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang