43 : Tuan

1.5K 174 33
                                    

Laki-laki yang diduga bos Dungeon Danau Abyss tersenyum menatap rasa penasaran dari para shensin di hadapannya. "Kau ingin tahu siapa aku? Aku adalah salah satu dari Tujuh Pangeran Neraka, Leviathan."

Rodin, Tias, Haruka, Maia dan Volette terbelalak mendengar jawaban itu.

"Ti-ti-tidak mungkin ...," gumam Haruka.

Tubuh mereka seketika gemetar hebat, bahkan Volette terduduk sking takutnya.

Leviathan tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. "Takutlah, gemetarlah, menangislah akan namaku." Ia sangat menikmati event perkenalannya kali ini. Legak tawanya menggema di ruang luas tersebut berpadu dengan dentingan dan teriakan dari pasukan shensin yang saling membunuh.

Sepertinya hidup Erix dan teman-temannya akan berakhir di sini. Mereka sudah memilih lawan yang salah.

Sekuat apa pun gabungan kekuatan mereka, tidak ada apa-apanya di hadapan Pangeran Neraka. Dari namanya saja, laki-laki itu sudah memancarkan kekuatan yang dahsyat.

Haruka dan beberapa shensin lain terlihat sangat ketakutan. Hati mereka mengatakan untuk lari meninggalkan tempat itu. Tapi, tidak ada jalan keluar di sini. Sejauh apapun mereka berlari, tetap akan berakir dengan kematian.

Volette menangis. Maia dan Tias ikut terduduk. Rodin diam tak bisa berkata. Haruka masih menganga dengan kaki yang gemetar. Kenshi, Ante, Peter, Hendro dan Mex telah terpengaruh pangeran neraka tersebut. Dilihat dari sisi manapun, semangat bertarung mereka sudah meredup. Namun, tidak dengan Erix dan Lucius.

"Hehehe ... hahaha ... ghahahhahaa ...," tawa Erix menggema. Tawa tanpa alasan yang kemungkinan sudah terjadi kontraksi pada otaknya.

"Apanya yang lucu?" tanya Leviathan tidak suka.

"Pangeran Neraka, Leviathan. Salah satu dari Tujuh Dosa Besar Mematikan yang melambangkan Dosa Kecemburuan. Sekarang masuk akal. Kau membangkitkan jiwa gelap pada diri manusia dan mengendalikannya. Ini terlihat seperti hipnotis atau lebih tepatnya, cuci otak," jelas Erix memecah suasana.

Leviathan hanya tersenyum menanggapi perkataan Erix. Tanpa diduga, pemuda itu membongkar triknya.

Walau begitu, Erix tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, bukan berarti ia hanya diam. Ia mencabut katananya dan menghunuskannya. Luicus pun melakukan hal yang sama, ia mengeluarkan pisau hitamnya dan bersiap untuk bertarung.

Tuan dan pelayan itu seketika melesat maju menghampiri Leviathan. Dua garis sayatan melesat di udara mengarah pangeran neraka tersebut. Namun, serangan mereka ditepis Leviathan dengan mudah. Pedang hitam yang terbentuk dari aura hitam yang padat, menjadi senjatanya untuk menahan laju serangan tersebut.

Pedang itu serlihat cukup aneh. Bentuknya lebih seperti asap yang bergejolak dan bergerak-gerak namun keras. Mirip seperti api Vlad beberapa saat lalu.

Aksi dua pemuda itu tidak berhenti di sana. Kombinasi dua serangan yang sudah terlatih terus menunjukkan taringnya. Mereka menyerang dan terus menyerang. Walaupun serangan itu ditepis dengan mudah, mereka tidak berhenti untuk maju. Tangan mereka tetap mengayunkan senjata masing-masing.

"Apa hanya segini kemampuan kalian?" tanya Leviathan yang tampak bosan.

Erix dan Lucius tidak bergeming. Kombinasi tarian pedang terus mereka kerahkan. Erix dan Lucius menebas ke arah leher dari dua arah yang berlawanan. Tapi, kedua serangan itu terpental, Leviathan menepisnya dengan cepat.

Pedang Erix dan pisau Lucius kembali melesat. Kali ini serangan mereka terlihat acak, tebasan ke segala arah yang tidak pasti titik serangannya. Tapi tetap saja, kombinasi tersebut tidak ada apa-apanya di hadapan Pangeran Iblis itu.

"Membosankan!" sebuah ayunan keras dari Leviathan membentur serangan Erix dan Lucius membuat pedang dan pisau lawannya terlepas dari tangan. Dan disaat itulah Leviathan memegang pedang aura yang lain dan menusuk Lucius dengan cepat.

Erix yang menyadari serangan ini, langsung menendang Lucius sehingga pelayannya itu terpental menjauh. Kedua pedang Leviathan tetap meluncur dan salah satunya menusuk tubuh Erix.

Lucius, Haruka, Tias, Rodin, Maia, Volette terbelalak melihat peristiwa di depan mereka. Erix tertusuk pedang hitam hingga tembus kepunggungnya. Baju pemuda itu seketika basah tersimbah darah. Leviathan tersenyum menyeringai.

"TUAN ...!!" dengan cepat Lucius melesat dan akan menebas Leviathan.

Leviathan pun meloncat mundur dan sengaja meninggalkan pedang kegelapannya di tubuh lawannya. Tubuh Erix tergeletak dilantai gua. Darah merah yang ketal terus mengalir dari luka hasil tusukan.

Serangan Lucius tidak berhenti di sana. Ia terus menebas Leviathan dengan membabi buta. Ia melesat cepat dan akan menusuk pangeran neraka tersebut. Leviathan segera mengelak dan menghindari serangan tersebut dengan mudah. Tapi, ternyata serangan itu hanyalah pengalihan. Saat tubuhnya dan tubuh Leviathan berdekatan, dengan cepat Lucius mengeluarkan pistol dari balik zirahnya dan meletakkan moncongnya tepat di dada Leviathan. Segera ia tembakkan timah panas itu ke tubuh lawannya tersebut. Suara tembakan menggema di seisi gua. Peluru pistol menusuk dada kiri Leviathan hingga tembus.

Serangan Lucius tepat mengenai jantung dan darah keluar dari lubang hasil tembakan. Leviathan tumbang seketika seperti pohon yang roboh.

Lucius segera berbalik dan menghampiri tuannya. Di sana sudah ada Haruka yang akan merapal mantra penyembuhan. Tapi, mantra itu tidak mau bekerja. Berapa kali ia ucap mantranya, butiran cahaya yang keluar dari ujung wand tetap tidak mau menyembuhkan temannya itu. Selain itu, pedang hitam Leviathan masih menancap ditubuh Erix membuat luka terus menganga.

Rodin mencoba untuk mencabut pedang itu tapi, ia tidak bisa melakukannya. Terasa sangat keras seakan pedang itu melekat ditubuh Erix. Lucius pun ikut mencoba, namun hasilnya sama saja. Pedang itu tidak mau terlepas. Malah Erix merintih kesakitan saat pedang itu akan dicabut.

"Tuan, bertahanlah ...," kata Lucius gemetar, ia sangat takut kehilangan tuannya.


________________________

Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang