52 : Tujuan Yang Baru

1.7K 178 40
                                    


13:50 Siang 

Erix beranjak dari sofa empuk itu dan bersiap pergi meninggalkan ruangan Yuhka, sedangkan Lucius mengikutinya di belakang. Ia merasa kebenaran yang ia dengar saat ini terasa begitu berat untuk diterima.

"Erix, tunggu!" sergah Yuhka. Namun Erix tidak menggubris panggilan tersebut.

Tiba-tiba, Erix dan Yuhka merasakan kehadiran seseorang membuat mereka menghentikan langkah kaki. Lucius segera memegang pisau hitam yang tersembunyi di balik bajunya, bersiap akan bertarung jika orang yang dimaksud menyerang.

"Sepertinya aku mendengar sesuatu yang cetar membahana." Suara laki-laki yang tak dikenal menggema di ruangan itu.

Dari lantai, atau lebih tepatnya dari bayangan Erix, keluar sosok siluet yang dibalut aura hitam. Ia terlihat seperti bayangan yang bangkit. Hingga sosok siluet tadi berubah menjadi ninja.

"Ni-ni-ni-ni-ni-ninja ... Lucius itu ... itu ... ninja!" Mata Erix terpukau saat melihat sosok ninja di depannya.

Ninja yang di hadapan mereka sekarang ini sedikit lebih keren dari yang ada di bumi. Ia malah lebih terlihat seperti ninja pada tokoh-tokoh fiksi perfilman modern yang terlihat lebih bergaya.

Dengan cepat Lucius maju dan membelakangi tuannya. Ia mengeluarkan pisau hitam yang sejak tadi ia simpan. "Siapa kau?"

"Kotaro! Apa yang kau lakukan di sini?" sahut Yuhka.

"Kenalanmu?" tanya Erix.

"Yah. Kami sering bekerja sama untuk mencari informasi. Bisa dikatakan kalau dia salah satu orang hebat kenalanku," jawab Yuhka.

"Tenang, tenang, aku bukan musuh. Aku hanya tertarik dengan apa yang baru saja aku dengar," ujar ninja itu lebih sopan. Lalu ia menatap Erix dari ujung kaki sampai ke dahi. "Apakah kau adalah Raja Para Shensin? Orang yang memegang bintang Lord Class?"

"Aku tidak yakin," jawab Erix apa adanya.

Lucius tidak merasakan ada niat jahat dari ninja itu, jadi dia menyimpan kembali pisau hitam ditangannya.

"Kenapa? Kau akan mengecewakan seluruh rakyat Leavgard."

"Orang asing menasehati orang yang baru ia temui. Sombong sekali," sindir Lucius.

"Aku tidak bisa melakukannya, mungkin itu hanya kebetulan," sahut Erix. Kembali ia akan meninggalkan ruangan itu.

"Tapi kau di sini, pasti ada alasannya," timpal Yuhka.

"Kenapa kau harus berhenti menjadi Shensin?" kata ninja itu. "Aku rasa cara berfikirmu yang salah,"

"Maksudmu?" Erix kembali berhenti melangkah.

"Coba kau katakana apa yang membuatmu menolak takdir ini?" tanya ninja itu serius.

"Banyak, sangat banyak. Dan yang paling utama adalah kematian. Aku sudah lelah melihat kematian-kematian sadis. Aku juga tidak mau orang-orang terdekatku mengalami hal yang sama," jawab Erix dengan nada berat penuh penekanan.

"Coba kau pikir kembali, kau adalah orang terpilih yang akan menaklukan Raja Iblis. Tapi kau tidak mungkin menghadapi bos besar dengan dirimu yang sekarang. Jika kau mengikuti takdirmu, kau akan menjadi orang yang hebat dan kau akan terus menjadi kuat. Dengan begitu, kau bisa melindungi orang-orang yang kau cintai, melindungi orang-orang di sekitarmu. Kau tidak perlu melihat orang-orang terdekatmu mati, karena kau bisa melindungi mereka," jelas ninja itu.

"Dan juga, kau adalah pahlawan yang ditunggu-tunggu, Erix. Kau akan terkenal," tambah Yuhka.

Kataro menunjuk Lucius. "Kau, kau juga katakan sesuatu. Kau juga tidak ingin dia berakhir seperti ini, kan?"

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang