37 : Kezu-Sahagin

1.6K 170 28
                                    

Shagin merah dengan tubuh setinggi tiga meter menerima serangan yang diluncurkan Rodin. Werewolf itu menghujam kasar cakarnya namun, serangan itu ditahan dengan mudah.

Erix yang melesat setelah Rodin, maju menghampiri Khezu-Sahagin dan menyerangnya dengan katana-nya, tebasan keras melayang dari atas ke bawah. Namun, nasib serangan itu sama dengan cakaran Rodin. Sisik tebal Kezu-Sahagin menahannya dengan mudah.

Monster ikan besar itu bukanlah target serangan. Setelah mendorong mundur kedua lawannya, tangan kanannya melesat dengan capat dan mencakar Erix sebagai serangan balasan. Erix meloncat untuk mengindari cakar monster itu, lalu kembali menghampiri dan menusuk kepala Khezu-Sahagin. Monster itu memiringkan kepalanya sehingga serangan Erix meleset.

Tidak sampai di sana, Erix kembali mengayunkan katananya dari atas ke bawah, berniat membelah tubuh lawannya. Dengan cepat, Khezu-Sahagin menarik tangan kanannya dan melindungi tubunya, sedangkan tangan kirinya kembali menyakar shensin itu. Erix menepis serangan dengan sigap, menghantamkan katananya pada cakar lawannya.

Perkelahian Erix dan Khezu-Sahagin berlangsung dengan sengit dan mematikan. Mereka saling hujam dan saling bunuh.

Pertarungan ini cukup berat bagi Erix. Mahluk ini sedikit lebih kuat dari Raja Goblin Jareth, namun lebih lemah dari Vlad Neclord. Kecepatan tangannya tidak kalah cepat dari cakaran Lavenda. Sedikit saja lengah, ia pasti mati.

Cakar tajam menghujam adalah senjata, sisik kerasnya sebagai perisai, membuat Khezu-Sahagin unggul dalam pertempuran. Tidak hanya itu, monster itu benar-benar cerdik dalam bertarung, seakan ia sudah terlatih untuk hal ini. Tangkisan dan serangan kombinasinya sangat tertata, menunjukkan setiap serangannya bukanlah serangan dari insting monster belaka. Khezu-Sahagin sangat kuat.

Tapi, Erix tidak sendiri. Rodin kembali meluncur dan mencakar tubuh monster itu. Sayangnya, serangan itu tidak berdampak pada sisik Khezu-Sahagin. Cakaran Rodin hanya menyisahkan bekas goresan, jauh dari kata sebuah luka.

Dengan adanya bekas goresan pada tubuhnya, Khezu-Sahagin sangat marah akan hal itu. Mungkin ia sangat kesal karena tubuh indahnya sedikit lecet dan tergores.

Hal ini mengingatkan Erix pada Lavenda. Saat itu Lavenda menahan amarah setelah Erix menebasnya. Tapi, reaksi sahagin raksasa ini tidak seperti Lavenda. Ia sangat kesal dan marah. Pancaran merah mulai mucul dalam sorot matanya.

"Sepertinya dia marah!" seru Erix dengan pedang yang tetap terhunus.

"Bagus. Biasanya monster yang mengamuk menyerang dengan asal. Itu suatu keuntungan," sahut Rodin.

"Aku harap juga begitu," timpal Erix. Tapi, sepertinya tidak demikian.

Khezu-Sahagin menatap Rodin dengan tatapan seperti harimau yang siap menerkam mangsanya. Makhluk itu merenggang membusungkan dada ke atas. Dari dadanya itu, keluar gumpalan kabut dingin seperti asap hidrogen yang mengepul. Dari balik kabut itu, keluar secara perlahan, sebuah senjata dengan tiga mata berujung tajam. Sejata semacam tombak dengan ujung bercabang tiga.

"Trisula ...," gumam Rodin.

Erix berpikir cepat mengenai senjata itu. Yang Erix tahu, senjata itu terdapat dalam tiga legenda. Yang pertama adalah senjata kelautan milik Poseidon. Yang dapat mengendalikan pasang-surut air laut, tsunami dan badai. Yang kedua adalah senjata suci milik Siwa. Ia menggunakannya untuk melawan iblis dari perwujutan sifat negatif manusia. Dan yang terakhir adalah sebagai alat untuk mengundang kehadiran dewa dalam ajaran Taoisme. Dari ketiga informasi ini, Erix belum bisa memastikan trisula milik Khezu-Sahagin termasuk dari yang mana.

Trisula emas yang berbentuk aneh. Seperti pilar yang lama tenggelam didasar laut, nampak banyak karang yang menempel. Jelas selera pembuatan senjata itu sangat buruk. Tidak ada gaya artistik sama sekali, bahkan lebih seperti peninggalan zaman perunggu.

Khezu-Sahagin memutar trisula di tas kepalanya. Perlahan-lahan datang angin yang kecang dan membentuk pusaran puting beliung. Pusaran angin itu berkumpul dan menyusut membentuk bola angin yang padat. Setelah persiapan selesai, Khezu-Sahagin segera melempar bola tersebut. Erix yang dituju serangan ini, segera menebas bola angin tersebut sebelum mengenainya. Tapi, bola itu pecah dan keluar menyeruak pusaran angin yang kencang dan mendorongnya dengan keras. Erix dan Rodin terpental kesana-kemari akibat hentakan angin tersebut.

"Itu Trisula Poseidon," kata Erix dalam hati, sekaligus mencari cara untuk mengatasinya.

Khezu-Sahagin melakukan gerakan yang sama. Ia membuat banyak bola angin yang padat, dan dilemparkannya bola-bola itu ke arah lawannya.

Kali ini Erix dan Rodin tidak menyentuh bola itu, mereka meloncat menghindari serangan. Tapi tetap saja, bola itu akan pecah saat menghantam dinding gua dan mengeluarkan angin rebut yang dahsyat. Mereka kembali terhempas sampai menghantam didnidng gua.

Erix terjerembab, ia tidak kuat lagi. Kepalanya pusing, pandangannya pun berbayang. Kondisinya sekarang seperti seseorang di kapal yang dipermainkan badai.

Di sisi lain, Rodin juga tergeletak tak jauh darinya. Werewolf itu mengalami mabuk darat yang mungkit jarang dialami orang lain.

Erix mencoba berdiri. Ia melawan rasa pusing di kepalanya. Saat matanya tertuju pada Khezu-Sahagin, monster itu telah siap setidaknya dengan enam bola angin.

Kemunculan bola-bola itu membuat Erix geram. Memikirkannya saja ia telah muak. Dalam sepersekian detik, terpikirkan olehnya sebuah cara. Pernah ia menonton film persilatan fantasi apik dan mencoba jurus pada film tersebut. Walaupun ia tidak tahu cara itu cukup ampuh atau tidak. Tapi, apa salahnya mencoba.

Erix menancapkan katananya ketanah, lalu ia meregangkan kakinya dan membentuk kuda-kuda. Tangannya pun telah siap di depan dada. Pemuda terlihat seperti pendekar silat dalam film laga. Ia mecoba melawan lawannya dengan tangan kosong.

"Maju kau!" teriak Erix memprovokasi Khezu-Sahagin.


________________________

Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍀____________________________________🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍀____________________________________🍀

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang