51 : Kenyataan dan Takdir

1.8K 169 17
                                    

13:50 Siang

Gedung megah yang menjadi gudang ilmu pengetahuan Ardesdale terpampang di depan mata Erix dan Lucius. Artsitektur gedung mewah ala eropa abad renaisans berdiri kokoh dengan gagahnya, membuat bangunan-bangunan lain di sekitarnya tampak miskin. Sangat mencolok dijadikan Gedung Perpustakaan Negara. Erix dan Lucius melangkah menaiki undakan dan membuka pintu jati yang diukir dengan indahnya.

Ada banyak rak buku tersusun rapi di setiap sisi ruangan. Sedangkan di tengah ruangannya, terdapat kursi dan meja yang tersusun sejajar untuk para pengunjung.

Dari ambang pintu itu, Mereka bisa melihat kemegahan bangunan tersebut. Pilar penyanggah lantai berbentuk patung seseorang yang memegang langit, terlihat sangat elegan dan artistik. Setiap lantai bangunan tidak dibuat penuh sehingga siapapun dapat melihat sampai ke lantai tiga dari pintu utama tersebut. Di setiap lantai atas mungkin terdapat lebih banyak buku dengan kategori tertentu.

"Kalian sudah datang," ujar seorang laki-laki di sisi kanan mereka, tepatnya di meja resepsionis.

Erix dan Lucius yang masih dalam suasan kagum, seketika menoleh ke sumber suara. "Yuhka!" seru Erix.

Yuhka berjalan keluar dari merja resepsionis dan menghampiri dua tamunya. Penampilannya kali ini terlihat seperti warga biasa. Berbeda dari sebelumnya yang terlihat seperti seorang penjabat. Kacamata bulatnya tetap bertengger di batang hidungnya yang agak pesek. Dari baju yang sedikit santai itu, Erix melihat tatto bintang di punggung tangan kanannya. Dua bintang terlihat, satu penuh dan satu terisi setengah.

"Yuhka ... kau ... kau juga shensin?" kata Erix sambil menunjukkan tatto bintang itu.

"Oh!" Yuhka mengangkat tangannya. "Ya, aku seorang shensin. Level 2 di Druid Class."

Sepertinya Yuhka tampak sedikit santai sekarang, tidak takut atau gugup jika melihat Erix. Seakan ancaman Erix waktu itu tidak ditanggapinya sama sekali.

Sebenarnya, perubahan drastis ini dikarenakan Lucius. Saat proses kenaikan level pagi tadi, Lucius sedikit menasehati Yuhka mengenai Erix. Ia mengatakan kalau tuannya itu pada dasarnya baik namun, usil. Ia juga meyakinkan Yuhka kalau tidak ada yang perlu di takutkan pada pemuda konyol itu. Yuhka memegang kata-kata Lucius dan mulai terbuka dengan pemuda itu.

Erix terlihat sangat senang dengan perubahan tersebut. Awalnya ia ingin meminta maaf mengenai keusilannya saat pendaftaran menjadi shensin waktu itu. Namun, saat melihat Yuhka yang sekarang telah bersahabat, dia rasa itu tidak penting lagi.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanya Yuhka.

"Oh, ya. Ini sesuatu yang sangat rahasia. Bisakah kita pindah ke tempat yang lebih sepi? Jika tidak, tempat ini akan terjadi kegaduhan," bisik Erix.

"Baiklah, ikut aku."

Erix dan Lucius mengikuti Yuhka dari belakang. Mereka melewati koridor yang setiap dindingnya terdapat rak buku yang sangat tinggi, sehingga harus menggunakan tangga untuk mengambil buku di susunan rak teratas.

Tidak hanya ada buku di sini. Di sebelah tiang yang besar, terdapat patung kesatria yang gagah. Patung itu tampak membusungkan dadanya dengan pedang yang menancap ke tanah dihadapannya. Mungkin orang pada patung itu adalah seorang pahlawan di masa lampau atau hanya sekedar patung biasa untuk memenuhi ruangan.

Tidak hanya itu, terdapat banyak lukisan-lukisan yang berkelas menghiasi dinding koridor. Lukisan pemandangan, sepasang kekasih, gunung dan lembah, persawahan, seorang wanita yang duduk di sofa, dan ada banyak lagi. Bahkan lebih terlihat seperti pameran lukisan.

Mereka menaiki tangga pualam yang dilapisi beludru biru. Tangga itu sedikit memutar untuk menuju ruang di atasnya.

Di lantai dua tidak ada perbedaan dengan lantai dasar. Tapi, ada banyak orang di sini. Dari segi penampilan dan pakaian yang dikenakan, sepertinya mereka adalah anak-anak orang kaya atau bangsawan, atau mungkin kutu buku yang terselubung. Entah lah, ada banyak macam orang di dunia ini.

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang