88 : Demon Biru

1.4K 149 35
                                    

Asger dan semua shensin yang tergabung dalam kelompoknya mulai kelelahan. Gempuran demi gempuran sudah dikerahkan namun, tidak membuahkan hasil. Segala macam serangan sudah mereka coba, tapi kulit Demon Biru itu seakan terbuat dari sesuatu yang bukan dari dunia ini.

Hanya beberapa shensin saja yang berhasil menembus kulit keras demon tersebut, itu pun tidak bisa disebut luka dalam. Selain itu, kerja sama antara Asger dan Haldur berhasil merengut satu jantung demon, Meyfa Kimberlie juga berhasil menghancurkan satu jantung dengan mantra Tombak Surganya.

Menurut Nella, dari beberapa buku kuno yang pernah ia baca, Demon biasanya memiliki lima sampai tujuh jantung di tubuhnya. Tapi di mana letak jantung itu tidak ada yang tahu.

Walau begitu, api semangat masih berkobar pada jiwa para shensin. Nafas yang berderu sama besarnya dengan tekat yang membara.

Jika tidak mempan dengan satu serangan, para shensin membentuk kerja sama tim dan menyerang secara bergantian. Taktik ini sangat efektif, selain membuat demon kebingungan, serangan gabungan sangat berdampak padanya.

Pasukan Kaum Trainer yang selalu dikucilkan, kini ikut bertarung dengan monster partner mereka masing-masing. Ada yang menunggang serigala abu-abu dan pula yang menunggang kalajengking kristal yang besar. Mereka menyerang dan bertarung bersama-sama.

Di sisi lain Lubis, Archon dan Baltra juga menyerang dengan kemapuan mereka masing-masing. Lubis dan Archon dengan pedang mereka sedangkan Baltra dengan tombak kesatrianya (Knight Lunce). Mereka bekerja sama untuk mencari jantung yang tersisa.

Rodin Hauser sangat jeli memastikan titik lemah Demon Biru dan menyerang di bagian titik itu. Setiap pukulannya menghasilkan dampak yang cukup signifikan dalam pertarungan. Saat ini, ia tidak bisa berubah dalam mode werewolfnya, karena bulan buatan satu-satunya yang ia miliki sudah ia pakai saat melawan Vlad di Dungeon Danau Abyss dan butuh waktu dua minggu untuk membuatnya lagi.

Semua shensin di sana berjuang sekuat tega untuk menaklukkan Demon Biru. Tidak jarang mereka menyerangnya dengan keroyokan namun, hanya menghasilkan sedikit luka saja.

Sialnya, jika sudah terluka cukup parah, tubuh Demon Biru meregenerasi dengan sendirinya. Setiap luka yang tercipa, dalam sekejap tertutup kembali. Inilah salah satu penyebab pasukan shensin sangat kewalahan melawannya.

Tiba-tiba, seekor griffin menukik cepat dan menerkam salah satu mata Demon Biru. Griffin itu sangat tangkas dalam menyelinap menuju sasarannya.

Mata kanan Demon Biru hancur. Dari lubang mata itu, mengalir deras darah merah kental yang terlihat seperti air terjun darah.

Di punggung griffin, terlihat seorang pria yang sepertinya sedang berteriak ke arah pasukan shensin. "Tidak perlu mencari jantungnya!! Hancurkan saja kepalanya!!" teriak orang itu.

Idrs Willow, Kepala Desa Hirlik Sang Penunggang Griffon mencoba memberikan informasi penting ini setelah pasukan shensin yang lain berhasil menaklukkan Demon Merah.

"Dia di sini. Berarti Demon Merah sudah dikalahkan!?" tutur Lubis tertegun, "Pangeran Richard berhasil melakukannya."

Lubis masih berpikir jika Pangeran Richardlah yang mengalahkan Demon Merah, berbeda dengan Asger yang langsung tahu kalau Erix berperan penting di sana.

"Tidak ada waktu lagi. Ayo!" ajak Earl Baltra.

Setelah mendengar informasi tersebut, Lubis segera ambil tindakan. Sebagai Kapten Shensin, ia langsung mengkomandoi anggotanya. "Semua shensin, gunakan kemampuan terbaik kalian masing-masing. Incar tubuh monster itu! Hendro, pancing dia ke arahmu!"

"Baik!" Laki-laki berzirah havy armor teman Rodin itu, berlari agak mendekati Demon Biru. "Taunt!" Tubuh Hendro bersinar merah. Cahaya itu berfungsi untuk membuat musuh terfokus padanya. Tapi ia rasa skill itu belum cukup. "Anchor Howl!" Sekarang cahaya hijau muncul dan membalut tubuhnya. Ia memukul-mukul perisai besarnya dengan pedangnya sendiri sehingga gema yang dihasilkan menarik perhatian Demon Biru.

Apa yang diingin Hendro berhasil, Demon Biru merasa tertantang dan ia menghampiri shensin berzirah havy armor tersebut.

"Benteng Terakhir!" Aura kecoklatan muncul dan pada seluruh perisai Hendro lalu ia tancapkan perisai itu ke tanah. Secara otomatis, muncul aura coklat di udara dan langsung membentuk tembok besar. Pertahanan Hendro tampak sempurna.

-
-
-

Lanjutannya ada di buku 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang