148 : Gelanggang Yevimofich - part 1

1.1K 153 46
                                    

Gelanggang Yefimovich merupakan gelanggang terbesar dan satu-satunya yang berdiri di Ibu Kota Kislovodsk, ibu kota Kerajaan Albion. Saat ini dipenuhi dengan penonton yang sangat antusias akan pertunjukan gladiator. Suara ricuh terdengar meski acara belum dimulai.

Seorang pembawa acara – laki-laki tampan dengan rambut pirangnya – berkoar-koar menyambut antusias dan semangat para penonton tersebut.

"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya sekalian. Tibalah hari dimana kita kedatangan anggota baru dalam koloseum. Seorang shensin yang hebat dan berhasil menyucikan Dungeon Hutan Saba. Dia datang kemari ingin menantang kehebatan monster-monster Raja Valdemar yang hebat dan terlatih. Mari kita sambut penantang yang gagah berani tersebut! Erix Arthur!"

Ricuh penonton kembali menggema, menggetarkan apa pun di dalam gelanggang.

Seorang pemuda polos yang tidak tahu sama sekali mengenai tantangan yang diucapkan, keluar dari pintu dan berdiri di dasar gelanggang. Ia sudah dipersenjatai dengan light armor, pedang dan perisai. Semua penonton bersorak dan memberinya teriakan semangat. Namun, ada juga yang mengejek akan kedatangannya.

Erix sudah pasrah dengan takdir hidupnya kali ini. Kalau dengan katananya–Kuishin–tidak akan jadi masalah. Namun, senjatanya hanyalah barang rongsokan yang sudah lama tidak di pakai. Jika lawannya cukup tangguh, senjata itu tidak berguna sama sekali.

Ditambah lagi, karena borgol besi yang mengikat tangannya. Karena benda itu, Erix tidak bisa menggunakan sihir untuk membuka body bag-nya.

Matanya menyisiri seluruh gelanggang, menatap megahnya bangunan tersebut. Mungkin gelanggang ini sama besarnya dengan Colloseum Flavian yang ada di Roma. Tinggi sekitar 50 meter dengan lebarmungkin sekitar 200 meter. Erix hanya menghela nafas meski lebih dari setengah penonton mendukungnya.

Namun, wajah Haruka seketika muncul dalam kedipan matanya. Itu membuatnya sedikit berpikir dua kali untuk menyerah.

Di sisi lain, Valdemar Selig Ulric, Raja Kerajaan Albion duduk manis di singgasana khusus di ruangan khusus pula, menyorot pandanganya ke dalam arena. Melihat Erix yang sudah bersiaga. Kebencian dan kekesalan tergambar jelas dalam sorot mata itu.

"Dan inilah monster pertama yang akan dia hadapi, Four Arm Centaur!"

Sesosok centaur berkulit biru dengan tinggi mungkin 3 meter, keluar dari pintu yang bersebrangan dengan pintu Erix keluar tadi. Centaur itu sudah dipersenjatai dengan lengkap. Keempat tangannya penuh dengan senjata. Golok besar, kapak besar, morning star dan perisai.

Hembusan nafas berat keluar dari hidung banteng tersebut, menandakan ia sangat bersemangat. Sedangkan Erix semakin bergidik.

Tiba-tiba, centaur melesat untuk menyerang. Hentakan kakinya menggetarkan tanah dan jiwa malang pemuda itu.

Bilah golok terlihat berkilau saat berayun, saat menyerang Erix.

Erix hanya bergerak dua langkah ke belakang untuk menghindari serangan itu membuat golok besar tersebut menancap di tanah tepat di depannya. Dengan sangat cepat, Erix melesat dan menebas kaki lawannya. Darah kental seketika bercecer dan mewarnai tanah arena.

Centaur murka, dengan cepat ia mengayunkan kapaknya, membalasa serangan yang ia terima. Sama seperti sebelumnya, Erix menghindari serangan itu hanya dengan beberapa langkah saja. Dan tapa disadari, pemuda itu sudah di belakang centaur tersebut. Ia langsung meloncat dan menusuk kepala belakang lawannya dengan pedangnya.

Pedang menancap. Seketika centaur tersebut tergeletak tak bernyawa, lalu hancur menjadi serbuk hitam. Dari tubuh centaur tersebut, keluar sebuah dungeon stone cukup besar. Mungkin seukuran dengan kepala pemuda Erix sendiri.

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang