5 : Pencarian Yang Melelahkan

3K 333 82
                                    

Berjalan di atas tanah bebatuan dengan sudut pandang tak jauh dari sepuluh meter, Erix dan Haruka terus melangkah.

Sejauh ini, monster yang menghadang mereka masih sama yaitu Mug, jenis Monster Lumpur, lawan yang sangat mudah bagi Erix. Dia menganggap monter-monter itu tak lebih dari rumput ilalang, karena begitu mudahnya untuk dilawan.

Haruka yang tidak tahu harus melakukan apa, memilih dian menyaksikan teknik pedang yang Erix tunjukka. Bukannya tiak mau membantu, tapi karena tidak ada kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Semua monster yang menghadang dihabisi temannya tanpa sisa. Ia hanya memungut Dungeon Stone setelah Erix membasmi para monster dan disimpan di tas kecil miliknya.

Hingga sampailah mereka di depan persimpangan lorong. Tiga cabang lorong itu menghentikan langkah mereka.

Erix menatap serius peta yang dia pegang. Alisnya mengkerut, terkadang kepalanya ikut bergoyang mengikuti arah matanya. Dan ia memilih satu jalur pilihannya.

"Kita ambil lorong kanan," kata Erix. Ia dan Haruka kembali melanjutkan perjalanan mereka, menelusuri lorong paling kanan.

Selama perjalanan di lorong ini, Monster Lumpur selalu muncul dan menyerang mereka dengan semprotan lumpur yang lengket dan bau. Dengan gerak cepat, Erix menghindari setiap serangan dan membasmi monster-monster itu dengan mudah.

Semenjak tiba di dunia ini, entah mengapa Erix merasakan tubuhnya jauh lebih ringan, lebih lincah dan lebih gesit dari sebelumnya. Hal itu berdampak ke seluruh gerakannya. Menyerang satu monster, lalu melesat ke monster berikutnya bukanlah urusan yang merepotkan. Dengan kegesitan itu, berapapun lawan menghadang dapat ia kalagkan.

Sekali lagi, langkah mereka terhenti karena ada persimpangan. Erix kembali melihat petanya dan mulai memilih jalur yang tepat.

"Sekarang kita lewat yang tengah," kata Erix yang langsung mengambil langkah.

"Anu... Erix, sebenarnya tujuan kita ke mana? Kau memilih jalan seakan tahu di mana kakakku berada," tanya Haruka membuat Erix berhenti sesaat.

Erix membentang dan menunjukkan peta perkamen yang ia pegang. "Kita akan ke ruang ini," tempat yang Erix tunjuk tertulis 'Ruang Bos'.

"HAAAA...!! K-k-kau serius," Haruka panik bukan kepalang, "Kakakku tidak mungkin masuk ke ruang berbahaya itu sendirian."

"Awalanya aku pikir juga begitu. Tapi coba kau lihat area ruang bos! Di dinding kanan dekat pintu, terdapat celah sempit menuju sebuah ruangan kecil."

"Ini... Save Area. Tempat perlindungan, karena tidak ada satu monster pun yang mau mendekati tempat itu."

"Idenya sederhana. Ia sengaja berlindung di sana untuk beristirahat dan menunggu jika ada sekelompok shensin yang mencoba menantang bos, lalu keluar dan kabur padakesempatan itu. Jaraknya pun cukup aman, hanya sekitar 5 meter dari pintu gua. Sedangkan jika dari tengah ruangan, celah itu cukup jauh sehingga ia bisa dengan mudah masuk ke sana tanpa berhadapan dengan bos dungeon. Tapi sayangnya, tidak ada satu orang pun yang mau membuang nyawanya dengan percuma dan kemungkinan ia terjebak di sana," jelas Erix.

Sebenarnya kesimpulan ini Erix dapat karena sering memainkan gim RPG. Tapi masalanya adalah apakah kakak Haruka memang berada di sana. Jika benar, pasti pemuda itu sekarang sudah sekarat karena tidak makan dan minum selama beberapa hari ini.

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang