Sebuah tanda tanya besar muncul saat melihat semua bendera di atas tenda pertemuan para pemimpin, seorang laki-laki berwajah oriental dengan mata sipit maju menghampiri Genji. "Jendral Toyotami, di mana kami bisa bertemu utusan dari Kerajaan Albion. Aku dengar, Raja Valdemar yang memimpin langsung pasukan garis depan. Kami ingin berbicara dengannya."

Laki-laki itu snagat elegan dengan hanfu putih yang ia kenakan. Sebagian rambut bagian kepalanya diikat dan selebihnya dibiarkan tergerai. Dan di tangan kananya tergenggal sebuah pedang dengan sarung berwarna hitam.

"Pasukan Kerajaan Albion sudah ditarik mundur beberapa waktu yang lalu," jawab Genji penuh kecewa.

Dari semua bendera negara yang berkibar, bendera Kerajaan Albion menghilang. Padahal sebelum mereka pergi, bendera kerajaan itu masih ada di sana. Hanya ada enam bendera saja, yaitu; bendera Kerajaan Ardesdale, bendera Kekaisaran Sakura, bedera Kerajaan Ziheld, bendera Kerajaan Lumira, bendera Kerajaan West Cape dan bendera Kekaisaran Qin Xia.

"Apa!? Kenapa?" seru Alonzo.

"Aku tidak tahu," jawab Genji walau pun sebenarnya ia tuhu betul kebenarannya. Ia hanya tidak mau orang luar tahu mengenai masalah internal kerajannya.

"Begitu, kah. Sayang sekali," laki-laki oriental terlihat kecewa.

"Sebenarya ada apa, Jendral Han?" tanya Genji lagi.

"Pasukan Albion terlihat di perbatasan Kerajaan Albion dan Kekaisaran Qin Xia. Mereka bukan hanya berjaga, terlihat beberapa aktifitas militer di sana. Kaisar mengutusku untuk menanyakan hal itu pada Raja Valdemar," jelas laki-laki yang disebut Jendral Han itu. "Aku pikir, bisa menemuinya di sini."

Semua orang di sana hanya diam tidak merespon.

*****

Gadis gotic bergaun merah berjalan dengan santainya melewati tenda-tenda prajurit. Kakinya terus melangkah seakan tidak memperdulikan prajurit di sana yang mencoba menahannya. Karena medan pertempuran bukan tempat bermain anak-anak.

Seorang elf menghampiri gadis itu. Ia tidak sendiri, ada gadis kucing bersamanya.

"Lama tidak bertemu, Beatrice," ujar elf tersebut.

"Oh, Tias, aku sehat-sehat saja. Dan kau sepertinya tidak berubah sama sekali," jawab gadis gotik itu. Matanya bergulir ke gadis kecil yang sejak tadi bersembunyi di kaki Tias. "Apa ini? Apa kau berganti profesi menjadi pengasuh?"

"Yah begitulah. Namun ini hanya sementara sampai orang tuanya datang," jawab Tias.

"Tunggu dulu. Dia bukan werebeast, dia spirit." Beatrice merasakan pancaran energi yang berbeda dari gadis kucing itu.

"Matamu jeli seperti dulu, ya."

"Bagaimana makhluk suci seperti dia ada di sini? Di mana kau menemukannya?"

"Pelan-pelan. Ayo ke tendaku, aku akan menceritakan semuanya."

*****

Di ruang terdalam pada penjara, dan merasa bosan, pemuda itu mengikat tumpukan jerami, menyimpilnya sehingga membentuk boneka. Tidak hanya satu, tapu dua boneka. Dan dia bermain dengan dua boneka itu seperti anak kecil yang memiankan action figure.

"Oi anak baru!" seru seseorang di balik jeruji besi sebelah Erix. Sepertinya ia kasihan dengan pemuda tetangganya itu, karena ia menganggap Erix terlalu stres. "Apa yang kau lakukan sehingga bisa masuk ke penjara ini?"

"Aku tidak melakukan apa pun. Aku hanya menantang raja, namun raja tidak suka dan aku di penjara," jawab Erix apa adanya.

Tawa laki-laki itu seketika meledak.

"Sebenarnya sekarang kita di mana? Aku rasa ini bukan penjara untuk para penjahat," tanya Erix.

Erix cukup tahu situasi disekitarnya. Penjara ini minim penjagaan. Di beberapa tempat, terdapat beberapa senjata tergeletak begitu saja. Jika ini penjara untuk tahanan, benda seperti tidak akan ditemukan dengan mudah. Dan lagi, semua orang di sini mengenakan chainmail bahkan armor.

"Penjara ini untuk para pejuang gladiator," jawab laki-laki itu spontan.

"Gladiator?"

"Ya. Rakyat Albion sangat menyukai pertunjukkan gladiator. Mereka bahkan sangat antusias jika salah satu peserta terbunuh."

"Tunggu dulu! Kalau begitu aku ...."

"Kau adalah peserta yang kemungkinan akan ditandingkan besok."

"Apa! Aku tidak mau!"

"Bukan kau yang menentukannya anak muda. Kita hanyalah budak di sini."

"Bagaimana caranya supaya aku bisa keluar?"

"Kau harus memenangkan semua pertarungan. Namun, itu tidak mungkin karena raja akan mengeluarkan monster-monster terhebatnya untuk mengalahkan kita dan ia beserta rakyatnya akan tertawa dikala kita merenggang nyawa."

"Seburuk itu, kah?"

"Sangat buruk."

Tiba-tiba, pintu besi ruang terbuka. Suaranya yang nyaring mengagetkan siapa pun di dalam penjara.

Masuk yang paling depan, seseorang berkulit gelap dan terlihat semakin gelap karena ruangan yang minim pencahayaan.

"Dia sudah kembali," ujar laki-laki yang tadi.

"Siapa dia?" tanya Erix.

"Sang Jawara. Ilrune, seorang dark elf."

"Pantesangelap," gerutu Erix.

_______________________________

Hayoloh, Erix nya dalam masalah.

Jangan lupa vote dan komentranya ya

Dungeon HallowWhere stories live. Discover now