Intervision 9th

1.1K 158 31
                                    

Suatu rombongan besar yang rata-rata orangnya berjubah putih-justru lebih seperti pasukan-datang ke depan tenda terbesar di perkemahan prajurit garis depan. Dari dalam tenda tersebut, keluar tiga orang pria yang menyambut kedatangan rombongan ini.

Seorang wanita berzirah, turun dari kudanya dan lengsung menghampiri ketiga orang tadi.

Ia tunduk sesaat dihadapan ketiganya. "Kami utusan dari Gereja Agung Völuspá, datang untuk membantu pertahanan perbatasan," kata wanita itu.

"Gereja Völuspá?" gumam salah satu laki-laki di sana. "Tunggu dulu! Kau, kan ...?"

"Maaf Pangeran Richard, hamba salah satu petinggi gereja. Seorang shesin bintang lima, Cruseder Class. Salah satu dari Tujuh Belas Pelindung Leavgard, Jean D'Arc."

Pangeran Richard menatap kakaknya, Pangeran Lionel. Sedangkan pangeran kedua itu menatap Jendral Toyotami yang masih ternganga tak percaya.

Dengan datangnya Jean, sudah ada empat orang dari Tujuh Belas Pelindung Leavgard di garis depan. Toyotami Genji, Kagami Shiro, Meyfa Kimberlie dan yang baru saja datang, Jean D'Arc. Ini adalah fenomena yang sangat langkah. Sangat tidak mungkin terjadi beberapa shensin bintang lima berkumpul seperti ini.

"Kenapa kalian di sini? Bukankah Kerajaan Elsia membantu perbatasan di Kerajaan Illinixshina? Apa di sana tidak kekurangan pasukan sampai mengirimnya ke sini?" saut Pangeran Lionel.

"Pasukan kerajaan sudah berada di perbatasan Illinixshina. Kami utusan khusus dari gereja," jawab Jean lagi.

"Baiklah. Lalu?" tanya Pangeran Lionel lagi.

"Tuhan sendiri yang menyuruhku datang kemari."

"Ha?" saut ketiganya.

Memang terdengar aneh. Namun, mereka menyadari jika Jean D'Arc dapat mendengar suara malaikat yang kemungkinan datang dari Tuhan.

"Beliau juga berkata kalau akan ada laki-laki yang akan merubah sejarah Leavgard. Seorang tuan dari semua shensin, Lord Class. Ia ingin aku melihat sendiri kemampuannya," tambah Jelan lagi.

"Aku tidak peduli apa pun itu," saut Pangeran Richard. "Jika kau ingin membantu kami, aku akan sangat berterima kasih."

Jean menunduk sesaat. "Sudah kewajiban hamba, Yang Mulia."

"Kalian bisa mendirikan tenda di mana pun kalian mau," tambah Pangeran Lionel.

Jendral Genji menghampiri Jean, ia mengulurkan tangannya. "Sebagai sesama Tujuh Belas Pelindung Leavgard, mohon kerja samanya, Master Jean."

Jean menjabat tangan Genji. "Begitupun aku, Master Genji."

"Langsung saja suruh pendeta-pendeta itu untuk membuat tenda," ujar Pangeran Richard.

"Benar juga." Jean berbalik dan menatap pasukan gereja yang ia bawa. "Kita sudah disambutbaik dalam aliansi ini. Sekarang mulai mendirikan tenda!"

Semua orang berjubah putih itu membungkuk sesaat pada Jean, lalu berbalik dan mencari tanah lapang untuk membangun perkemahan.

Salah satu pendeta, tanpa disuruh segera menyiapkan tangga lalu ia naik ke atas tenda untuk memasang bedera kebesaran Gereja Agung Völuspá di atas tenda terbesar, berjajar dengan enam bedera negara yang bergabung dalam aliansi. Ia melakukan ini sebagai tanda kalau pasukan gereja ikut ambil bagian dalam pertahanan perbatasan.

"Turunkan sedikit! Karena bendera itu adalah bendera organisasi, bukan negara. Sedikit tidak pantas jika disejajarkan dengan bendera negara." Tiba-tiba datang menghampiri dengan kuda hitamnya, seorang laki-laki berzirah hitam full armor hitam. Pendeta tadi segera menurunkan tiang sehingga bendera kebesaran Gereja Agung Völuspá berkibar sedikit bawah dari bendera yang lain.

Dungeon HallowWhere stories live. Discover now