81 : Raja Theroposaur

1.4K 152 46
                                    

"Kau tidak apa-apa, Steen?" tanya Haldur penuh khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Sial, dia lumayan kuat," kata Steen dengan nafas tersengkal.

"Jangan sekali-kali kalian meremehkan aku! Aku adalah Raja Theroposaur, raja dari segala kadal karnifora raksasa yang pernah menguasai daratan. Aku akan menghabisi kalian semua dan merebut kembali daratan yang kalian ambil," kata Raja Theroposaur. Walau tertutup topeng namun, cara bicaranya mengandung kebencian yang teramat sangat.

"Sepertinya kita harus serius," gumam Asger menatap semua rekannya.

"Kau benar," kata Haldur mendukung.

Kelima werebeast itu mengeluarkan sesuatu dari kantong perlengkapan mereka, sebuat botol kaca kecil yang berisi ramuan berwarna jingga dan mereka segera meminumnya. Tubuh mereka sedikit bersinar setelah meminum ramuan itu lalu menghilang sedetik kemudian.

Setelah persiapan selesai, kelima werebeast itu kembali bersiap.

"Apa yang kalian rencanakan?" tanya Raja Theroposaur yang sedikit penasaran.

Tanpa menjawab pertanyaan tersebut, kelima orang itu melesat bersamaan sambil mengayunkan senjata mereka pada lawannya.

Asger menebas Raja Theroposaur dengan keras, Raja Theroposaur menepis serangan itu. Tapi, daya hentak serangan itu jauh lebih kuat dari sebelumnya. Raja Theroposaur sedikit kaget akan perubahan tersebut.

Sedangkan di sisi lain, si kelinci yang tidak sabar segera memukul Raja Theroposaur dengan tangan yang berbalut sarung tangan besi. Dengan cepat, Raja Theroposaur menghindari serangan itu.

Belum selesai sampai di sana. Baltram yang terbang meluncur, menghunuskan pedangnya dan akan menusuk Raja Theroposaur. Sekali lagi Raja Theroposaur menghindari serangan lawannya.

Asger dan Haldur tidak menghentikan serangan, mereka kembali menghantam lawan mereka itu dengan senjata yang mereka miliki. Raja Theroposaur segera menangkis serangan Asger sambil menghindari serangan Haldur.

Pedang Steen telah siap akan menggorok leher Raja Theroposaur, Suku Kobolt itu menebas secara horizontal bergaris lurus pada leher Raja Theroposaur. Dengan cepat, Raja Theroposaur menangkap tangan Steen yang memegang pedang lalu menggunakannya untuk menangkis serangan tombak milik Simone.

Pedang Steen dan Tombak Simone berbenturan, dan di waktu yang bersamaan, Raja Theroposaur menendang kedua werebeast itu. Steen dan Simon terpental. Namun, dari sisi kiri Raja Theroposaur. Sebuah tendangan keras mendarat di tubuhnya. Raja para teropoda itu terpental dan terperosok di tanah.

"Apa-apaan mereka, tidak menunjukkan sportifitas sama sekali. Dan juga, bagaimana mungkin stamina mereka seakan kembali pulih. Sial!" umpat Raja Theroposaur sambil kembali berdiri. Ia teringat dengan ramuan yang tadi diminum kelima werebeast itu dan ia pun menarik kesimpilan. "Ternyata begitu."

Sebelum ia sempat bersiap, dari atas kepalanya, pedang Baltram menghunus lurus akan menusuk Raja Theroposaur. Insting kadal Raja Theroposaur merasakan akan kedatangan serangan itu dan memberikan kontak pada saraf untuk menghindar. Pedang Blatram yang terbalut aura biru menancap di tanah. Tercipta ledakan di sana. Pasir dan tanah berhamburan membentuk gumpalan asap debu.

Asger menggunakan kesempatan ini untuk menyerang Raja Theroposaur. Mata kucing liar yang ia miliki membuatnya bisa mengetahui letah buruannya. Ia segera melesat dan menebas Raja Theroposaur.

Namun, Raja Theroposaur memiliki selaput pada pupil matanya sehingga ia pun bisa melihat dalam kepulan debu tersebut. Ia menahan serangan Asger, membenturkan goloknya dan golok manusia singa itu. Kedua golok itu saling beradu, percikan api terkadang muncul hasil dari aksi saling dorong.

Tapi tiba-tiba, Asger moloncat mundur meninggalkan Raja Theroposaur. Ini cukup aneh, mengingat betapa berambisinya ia untuk membunuh lawannya itu.

Ternyata, dalam sekejap mata setelah Asger meloncat, sebuah tombak meluncur cepat dari bawah singa itu dan menusuk tubuh Raja Theroposaur. Serangan tiba-tiba yang kebetulan atau sudah direncanakan, yang jelas serangan itu berhasil menembus tubuh raja berhelm kadal itu.

Debu yang berterbangan mulai tersingkir karena tiupan angin malam yang dingin. Dari balik gumpalan debu tadi, Raja Theroposaur tersungkur dengan tombak menancap di perutnya.

"Sepertinya aku terlalu meremehkan kalian. Hehehehe ... ini menarik. 


__________________

Kelanjutannya bisa baca di bukunya ya ^^

Kelanjutannya bisa baca di bukunya ya ^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dungeon HallowWhere stories live. Discover now