52 : Tujuan Yang Baru

Start from the beginning
                                    

Lucius terdiam, ia menatap tuannya. "Benar, Tuan. Saat Anda memutuskan untuk berhenti jadi shensin, aku memang menentangnya. Tapi aku juga merasa senang karena Anda sangat serius dengan keputusan Anda. Setidaknya pikirku, Anda tidak jadi orang pemalas di sini dan mati karena bosan. Namun, ketika melihat Anda yang murung seperti ini, aku merasa bersalah. Saat bertualang menjelajahi dungeon, Anda terlihat seperti bergairah menjalani hidup, Anda sangat menikmatinya. Itulah mengapa aku menuruti perkataan Anda tanpa membantah. Selain itu juga, Anda telah menyakiti perasaan Nona Haruka dengan memaksanya untuk berhenti mengejar cita-citanya, impiannya dan tujuan hidupnya. Dari pada melihat Anda seperti ini, lebih baik kita menaklukan dungeon dengan tingkat paling berbahaya sekalipun."

Erix terdiam, saran dari pelayan pribadinya itu menusuk tepat sasaran. Selama hidupnya, Erix selalu memperhitungkan saran dari Lucius. Ia kira, selama ini Lucius tidak setuju jika ia menjadi shensin dan masuk ke dungeon, ternyata malah sebaliknya. Hal ini membuatnya berpikir kembali untuk berhenti.

"Yang kau katakan sangat menggiurkan, Tuan Ninja. Tapi jalan ini sangat sulit dengan risiko yang besar. Aku takut aku tidak mampu memikul bebannya." Erix mendesah sambil melipat tangannya di depan dada.

"Aku akan membantumu untuk menggapainya termasuk ikut menanggung risiko tersebut," jawab Kotaro mantap.

"Kau yakin? Atau jangan-jangan kata-kata itu hanya di mulutmu saja."

Ninja itu tunduk seketika dihadapan Erix, membuat orang-orang di sana kaget dan tercengang. "Aku, Kurokaze Kotaro, Pemimpin Clan Kurokaze dari Desa Ninja Takegakure (Desa Bambu Tersembunyi) bersumpah akan melayanimu hingga pencapaian yang dijanjikan berhasil digapai. Bagai mana?"

"Kau berlebihan Tuan Ninja, kita baru saja bertemu. Lagipula, kenapa kau seyakin itu? Tapi sayangnya, kau tidak bisa menarik kembali kata-katamu," Erix menoleh ke arah lucius. "Lucius, aku telah menemukan tujuanku sekarang."

Lucius ikut tunduk di sebelah Kotaro, "Apapun tujuanmu. Tuan, aku akan selalu mengikutimu."

"Bagus!" Sekarang Erix menunjuk Yuhka. "Yuhka, kali ini kau harus mencatat biografiku!"

"Dengan senang hati, Arthur."

"Apa tujuanmu, Kotaro? Kau bahkan mau tunduk kepada orang asing ini," tanya Luicus. Walaupun Kotaro berniat baik, tapi Lucius sedikit curiga padanya.

"Dia adalah Lord Class, class dari orang yang akan memimpin seluruh shensin di Leavgard untuk menjatuhkan Raja Iblis. Perjalannya memang masih sangat jauh, tapi suatu saat nanti ia akan menjadi legenda. Menempatkan namaku di sebelah Sang Legenda adalah impian semua orang," jelas Kotaro.

"Kau pintar bicara, Kotaro. Kita lihat saja nanti, apa yang akan kau lakukan kedepannya."

"Kita akan bekerjasama kedepannya, Luicus."

Bagi Luicus, Kotaro adalah orang hebat memainkan kata-kata. Ia juga yakin tuannya tidak akan termakan kata-kata manis orang yang baru ia temui ini, tapi yang membuatnya berpikir keras adalah kenapa ninja ini sangat terobsesi ingin namanya tercatat dalam sejarah. Pertanyaan besar ini akan terjawab dengan adanya maksud lain yang masih tersembunyi. Dan Lucius yakin, lambat laut akan terbongkar dengan sendirinya.

"Baiklah, karena sudah sepakat, aku akan memberitahukan sesuatu yang mengejutkan. Tuan Galdellei Markov dalah penghianat," kata Yuhka yang menggelegarkan suasana.

"APA! Yuhka, kau serius!?" seru Kotaro, ia tampak sangat terkejut.

"Ya, aku melihat dengan kepalaku sendiri, ia memanggil beberapa iblis kelas rendah dan membunuh lima elf yang menjaga gerbang Dungeon Danau Abyss. Aku berhasil menyelamatkan satu dari semua korban. Sedangkan empat lainnya ...." Yuhka menggelengkan kepalanya untuk mengakhiri perkataan ini.

"Tunggu dulu, kau bilang yang menjaga gerbang Dungeon Danau Abyss?" tanya Erix memperjelas, Yuhka menganggukkan kepalanya.

Erix dan Lucius saling pandang sesaat. Pikiran mereka tiba-tiba menyatu. Alasan kenapa tidak ada shensin yang dipanggil keluar padahal ada banyak shensin yang terluka parah, langsung terjawab. Dan kabarnya, salah satu teman Tias yang menjaga gerbang saat itu, Nella, tiba-tiba menghilang. Semuanya seketika terhubung sekarang. Mereka juga teringat saat mereka masuk ke Dungeon Danau Abyss, tidak ada penjaga satupun di sana. Justru ada wanita mencurigakan yang membuat Erix kerepotan.

Mengetahui hal ini, Erix tampak geram dan marah. Orang tua itu telah mengunci jalan keluar dari neraka dalam laut tersebut.

"Kita harus menangkapnya! Kita tidak bisa membiarkan dia berkeliaran seenaknya," kata Kotaro tegas.

"Caranya? Kita tidak punya bukti, sedangkan satu-satunya saksi masih belum siuman," kata Yuhka mematahkan argumen ninja itu.

"Elf yang kau selamatkan itu, apa dia wanita?" tanya Erix agak serius.

"Ya, dia wanita. Dari wajahnya dia seperti seumuran kita, tapi masa hidup elf lebih lama dari manusia, 'kan?" jelas Yuhka.

Erix dan Lucius bisa saja menyimpulkan kalau yang selamat adalah Nella, elf teman Tias. Tapi, karena tidak bertemu langsung, mereka memutuskan merahasiakannya lebih dulu dari Tias.

Semua orang di ruangan itu terdiam. Mereka semua berpikir bagai mana cara mendapatkan bukti kuat supaya Galdellei dapat ditangkap.

"Kita gunakan alat ini," Erix mengeluarkan ponsel pintarnya dan menunjukkan pada Yuhka dan Kotaro.

"Benda apa ini?" Yuhka memegang benda asing itu di tangannya.

"Ini adalah alat canggih yang memiliki berbagai kegunaan. Kita akan menggunakan alat ini untuk merekam kegiatan orang tua itu," jelas Erix dengan serius. Tapi Yuhka dan Kotaro tampak kebingungan dengan penjelasan Erix ini.

Erix mulai mengoprasikan ponsel pintarnya. Ia membuka program kamera dan mulai merekam semua orang di dalam ruangan itu. Setelah menekan tombol stop, Erix menunjukkan hasil rekaman yang ia ambil.

Yuhka dan Kotaro sentak terperanjat melihat rekaman tersebut. Mereka tercengang tak percaya.

"He-hebat! Ini seperti bola sihir Marlin," seru Yuhka. Kotaro bahkan tidak bisa berkata-kata.

"Kotaro gunakan kemampuan bersembunyimu lalu dekati orang tua itu dan rekam kegiatannya!" kata Erix kepada Kotaro, ninja itu mengangguk tanda mengerti. "Lucius, ajari Kotaro cara merekam!"

Tidak butuh waktu lama untuk Kotaro mempelajari setiap arahan dari Lucius. Setelah mencoba beberapa kali dan ia sudah terbiasa, ninja itu segera pergi. Ia menghilang dengan gerakan ninjanya yang menggumkan. Membuat semacam pola dengan jari-jari tangannya di depan dada, lalu tubuhnya ditutupi pusaran angin yang tebal dan kemudian menghilang.

"Sekarang, yang kita lakukan hanyalah menunggu," gumam Lucius.

"Dari pada tidak ada kerjaan, lebih baik kita bersiap untuk pesta malam ini," kata Yuhka mencoba memberi saran.

"Pesta?" Erix tahu kalau akan ada pesta rakyat malam ini, tapi maksud ajakan Yuhka barusan tidak menjurus ke sana. Sepertinya ada pesta lain yang tidak ia ketahui.

"Apa kalian sudah memiliki setelan untuk pesta nanti? Kalian adalah tamu kehormatannya, jadi kalian harus terlihat rapih dan berkelas," kata Yuhka lagi

Teka-teki aneh tersusun di kepala Erix. "Tamu kehormatan? Maksudnya?"

"Maaf, Tuan. Aku lupa memberi tahumu. Kita bertiga diundang dalam pesta dansa di istana malam ini sebagai tamu kehormatan," jelas Lucius, teka-teki di kepala Erix meledak dan ia syok mendengar perkataan Lucius.

"Kita? Tamu kehormatan!?" seru Erix. "Tunggu dulu, tadi kau menyebutkan 'kita bertiga', siapa satunya?"

"Siapa lagi kalau bukanNona Haruka," jawab Yuhka dengan cepat.



_________________________________

Apa kabar semua...?

Bagaimana chapter kali ini?

Tulis komentar kalian ya...

See you next time, bye...^^

Dungeon HallowWhere stories live. Discover now