Negara ke 8

5K 448 4
                                    

"Aldi!" Panggil seorang wanita yang membuat Aldi menoleh. Wanita manis yang berdiri di hadapanya adalah wanita yang ia rindukan beberapa tahun. "Aku mencintaimu." Ucapnya. "Aku mencintaimu tanpa meragukanmu. Aku mencintaimu tanpa memilih kamu ataupun orang lain. Aku mencintaimu tanpa memikirkan orang lain. Aku mencintaimu sangat mencintaimu. Jangan lupakan aku." Bayangan itu kemudian menghilang.

"Ara?? Ra lo dimana? Ra gue gak akan meragukan cinta ini. Ra kembalilah! ARAAAAAAA." Aldi terbangun dari tidurnya. Begitu pula dengan Caal dan Dave. "Ada apa, Dad? Apa Dad balucaja mimpi buluk?" Tanya Caal khawatir. "Lo kenapa, Ka?" Tanya Dave yang juga khawatir.

Aldi menenangkan dirinya. "Gue mimpi Ara datangi gue. Dia bilang dia sayang sama gue, dia bilang dia gak pernah meragukan cintany. Dia bilang dia gak pernah memilih siapapun, karna hanya gue yang dia cinta. Lalu dia pergi dan menghilang." Jelas Aldi.

"Mungkin Ara gak mau lo mikirin cewek lain. Mungkin dia tahu ada seseorang yang membuat lo resah." Asespsi Dave. Mungkin saja ya, karna yang Dave tahu, kakaknya sering chatting dengan Moona. Entah apa yang mereka bicarakan tetapi Dave merasa Aldi akan melupakan Ara setelah mengenal Moona. "Mungkin Mommy gak mau, Daddy dekat dengan wanita lain campai Daddy lupain Mommy." Tambah Caal.

Aldi berfikir keras. Memang ia sempat melupakan Ara. Ia bersumpah akan berhenti berhubungan dengan Moona. Ia bersumpah untuk berhenti melupakan Ara. Hanya Ara dan tidak ada siapapun. "Yaudah lo mendingan tidur lagi ,Al! Dari pada lo sakit, besok gagal gue ketemu Dybala. Sayangkan, lo udah bayar mahal buat mempertemukan adik kesayangan lo dengan Dybala. Akh gue mau tidur lagi. Caal tidur! Gue pengen lanjutin mimpi gue. GOODBYE ALL." Dave langsung menarik selimut dan melanjutkan tidur. Benar-benar Dave tak tahu diri. Bukannya menghibur kakaknya malah sibuk sendiri. "Om gila. Daddy tidul agi yuk!" Ajak Caal. Aldi pun mengangguk.
***
Seperti janji Aldi kemarin, mereka kini mengunjungi Allianz Stadium. "YES BENTAR LAGI GUE KETEMU DYBALA. GAK NYESEL GUE NABUNG BANYAK BUAT KETEMU DYBALA." Ucap Dave bahagia. Aldi dan Caal hanya menggeleng-geleng. Aldi memiliki teman yang bekerja menjadi salah satu official Juventus. Ia memintanya untuk memesankan tiga tiket VVIP dan memintanya untuk dapat menemui Dybala seusai pertandingan. Dan betapa bahagianya Dave saat Aldi memberitahu bahwa Garreanz, teman SMP Aldi menginformasikan bahwa pihak Dybala menyetujuinya.

"DYBALA I'M COMING!!" Teriak Dave saat melihat stadion megah itu. Aldi menarik kerah baju adiknya. "Gausah malu-maluin!" Pintanya. Caal terkekeh melihat raut wajah Dave yang berubah. Aldi membelikan marchandise buat Mereka. Seperti Syal, Baju, dan juga topi. Ia juga membelikan beberapa pernak-pernik berbau Dybala untuk adiknya. Lalu mereka masuk dan siap menonton.

Pertandingan berjalan menarik. Juventus terus menerus menyerang melalui tiga penyerang mereka. Banyak kesempatan yang mereka dapatkan namun berhasil digagalkan oleh musuh. Saat Pemain bernomor punggung 10 membawa bola, ia dengan lincah mengopernya ke temannya, lalu di oper kembali ke Paulo Dybala, dan dibawa terus dan kaki kirinya dengan penuh kekuatan menendang bola hingga...

"GOLLLLLL!!!" Sorak itu mewarnai suasana Allianz Stadium. Dybala berlari ke arah penonton begitupun dengan pjanic dan yang lainnya melakukan celebrasi ke arah penonton. Juventus menang akan lawannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LAST SADNESS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang