Last Sadness-65

7.4K 507 16
                                    

Bugh

Sebuah bola basket hampir saja mendarat diwajah cantiknya. Untung saja wanita itu dapat menangkapnya, mungkin jika tidak, ia dapat membunuh lelaki yang sedang menatap kearahnya.

Wanita itu menatap sebal lawannya. "Kok lo ada disini? Ngeselin banget sih? Kalau aja lo bukan cowok? Udah gue buat lo jadi perkedel rasa strawberry." Ucap wanita itu.

Lelaki yang berada dihadapannya tertawa meledek. Wanita ini memang sama seperti dulu. Tetap menyebalkan. "Alah bilang aja lo takut sama gue. Gue tau kok kalau cewek nyebelin kaya lo itu, takut kan sama gue?" Ledek lelaki itu.

Bugh

Wanita itu melempar balik basket yang sempat mengenai wajah cantiknya. "Gue gak pernah takut tuh sama lo! Emang lo itu siapa? Tampang B aja belagu. Huh!" Wanita itu berjalan meninggalkan lelaki yang berada didepannya.

"Heh Annoying girl!" Panggil lelaki itu. Wanita berjaket bomber dengan sepatu vans dan rambut terurai berhenti ketika merasa dirinya terpanggil.

Wanita berambut panjang itu menoleh kearah lelaki yang sedang tersenyum kearahnya. "Kalau hati lo masih kosong, boleh gak gue isi dengan nama gue?" Ucapnya.

Damn!!

Lelaki itu berhasil membuat jantung wanita itu berdetak lebih cepat. "Lo fikir hati gue formulir?!" Ucapnya sambil menahan rasa gugupnya.

"Kok lo nyebelin sih?" Tanya lelaki itu.

Wanita itu memutar bola matanya. "Kalau gue gak nyebelin? Gue gak bakal dong dipanggil Annoying girl." Ucap wanita itu sambil mengerucutkan bibir ranumnya.

"Kenapa tuhan ciptain gue buat jatuh cinta sama annoying girl ya?" Tanya lelaki itu. "Gue rindu lo! Kalau boleh? Gue mau mampir lagi dihati lo. Gue gak mau kehilangan lo lagi. Gue janji gak bakal jadi cowok gak peka lagi!" Ucap lelaki itu.

"Jadi lo udah tau kalau gue cinta banget sama lo?" Tanya wanita itu.

Lelaki itu tersenyum. "Gaga udah jelasin semuanya. Jadi lo gak bisa ngelak lagi. Gue gak mau kehilangan Annoying girl lagi. Cewek cantik itu banyak, tapi cewek nyebelin itu langka. Gue mau lo berhenti mikirin orang lain. Mikirin gue aja, tuhan mempertemukan kita lagi, karna tuhan gak mau kita berpisah lagi."

Wanita itu tersenyum bahagia kearahnya. "Maafin gue yak! Mungkin sikap gue kemarin-marin itu salah. Maafin gue udah bohongin semuanya. Gue sayang sama lo." Wanita itu mulai terisak dibahu lelaki yang ia cintai.

"Gak ada yang perlu lo sesalin. Gue tau lo lakuin itu buat yang terbaik. Gue juga sayang sama lo, jangan coba-coba buat ninggalin gue." Ucap Abi. Nasya melepaskan pelukan Abi, ia lalu melihat kedua mata Abi. "Kasih gue 3 alasan untuk gak pergi!" Pinta Nasya.

Perlahan Abi menarik nafas panjangnya. "Pertama karna lo adalah matahari, dan gue makhluk hidup. Gue gak bisa hidup tanpa adanya lo yang menyinari hidup gue. Kedua karna gue sayang lo. Ketiga karna gue mau lo menjadi makmum gue serta ibu dari anak-anak kita, kelak." Ucap Abi lantang.

Nasya tak dapat menahan gejolak pada dirinya. Apa Abi sedang melamarnya? Setelah itu Aldi mengajaknya menuju gedung di lantai 15. Betapa takjubnya Nasya saat melihat pemandangan kota bandung yang terpancar dari jendela kaca besar itu.

Nasya berjalan menuju jendela kaca. Ia tak menyangka bahwa kaca itu adalah pintu menuju balkon. Ia semakin bahagia saat merasakan kesejukan angin malam dari balkon. Ia melihat kearah bawah dan betapa takjubnya ia. "ABIIII!!!! Abi liat deh!" Panggilnya. Abi segera menghampiri Nasya dan melihat apa yang ingin Nasya perlihatkan.

"Lilinnya lucu. Ternyata di bawah mau ada yang dilamar romantis deh sepertinya. Akh lebih kerennya yang mau di lamar itu namanya sama kaya gue. Akh lucunya. Pokoknya nanti kita pinjam buat foto di situ ya? Kan kita gak pernah foto berdua." Ucap Nasya heboh.

Itukan emang buat dia batin Abi. "Bi! Ih kok bengong?" Tanya Nasya menyadarkan Abi. Abi hanya tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya. "Lanjutin aja!" Ucap Abi. Nasya pun mengangguk lalu kembali menikmati pemandangan indah itu.

Namun tiba-tiba lampu padam. Dan membuat Nasya panik. Abipun hilang, pintu balkonpun tertutup. Nasya menangis ketakutan. Lalu ia duduk di sudut pojok balkon sambil menutup wajanya dengan kedua telapak tangannya.

"Cek-cek!! Mohon perhatiannya!" Suara yang berasal dari speaker di dekat Nasya menyadarkannya. Ia lalu berdiri dan melihat ke arah bawah. Disana terdapat Abi yang melambaikan tangan kearahnya. "Malam ini gue akan menyanyikan lagu spesial buat orang spesial." Ucapnya lagi.

Lalu denting piano mulai berbunyi.

Dengarkanlah wanita pujaanku
Malam ini akan kusampaikan
Hasrat suci kepadamu dewiku
Dengarkanlah kesungguhan ini

Suara indah Abi membuat Nasya ingin menangis. Apa Abi sedang melamarnya? Dengan cara seromantis ini?

Aku ingin, mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir

Mata mereka bertemu pandang meski dari jarak yang sangat jauh. Tapi cinta lah yang mempertemukannya.

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Abi berhenti bernyanyi, namun dentingan piano tetap berbunyi.

NASYA!!

Aku memang bukan lelaki yang pantas untuk bersanding denganmu
Aku bukanlah lelaki yang romantis dengan melamarmu di depan menara eiffel
Aku hanyalah aku, lelaki yang membuatmu seakan-akan berjalan diatas kepingan kaca
Aku adalah lelaki yang membuatmu selalu menuai luka
Namun aku adalah lelaki yang tak dapat hidup tanpamu

Nasya dengarkanlah...
Aku tak akan mengulanginya lagi...

Dengarkanlah wanita impianku
Malam ini akan kusampaikan
Janji suci satu untuk selamanya
Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin, mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Akulah yang terbaik untukmu?

"NASYA ELLENA WILIANS! Di depan banyak orang, aku Abigail Naushakti ingin membuktikan keseriusanku. Nasya, Will you merry me?" Kata kata itu membuat Nasya tak percaya. Lilin-lilin itu ternyata untuknya. Abi ternyata serius dengan ucapannya. Nasya tak pernah membayangkan dilamar seromantis ini dengan lelaki yang ia cintai.

Abi menunggu jawaban Nasya. Dari kejauhan Abi melihat Nasya mengangguk. Melihat itu membuat ia bernafas lega. Abi langsung berlari menuju Nasya.

Nasya melihat Abi menghilang. Apa ia baru saja berkhayal? Lalu sebuah pelukan dari belakang membuat Nasya menyadari bahwa semuanya nyata. Ia melihat Abi yang tersenyum kearahnya. "Jadi ingin berfoto disana?" Goda Abi. Nasya tersipu malu. Abi membawanya ke bawah. Mereka disambut gembira oleh teman-teman mereka. Mereka pun berdansa mengelilingi lilin indah itu. Terimakasih, Ra. Terimakasih telah membagi kebahagiaan ini batin Nasya. "Caal cenang memiliki ayah." Ucap lelaki kecil yang di gendong Raja.

"Ayah juga senang memiliki anak seperti Caal." Jawab Abi.

"Kawin! Kawin! Bulan depan Abi kawin! Kawin! Samin! Eh typo! Kawin kawin tidur ada yang nemenin! Kaw—setan." Gaga menimpuk wajah Ayi yang merusak nuansa romantis Abisya. Mereka bahagia dan menikmati malam indah ini. Thanks god for everything batin Abi saat melihat kebahagiaan malam itu. Bandung, 6 Februari menjadi saksi kebahagiaan itu.

Tamat

Cie nanyi di pas Abi nanyi hahaha
Aciye tamat hahahahah santuy...
Jangan lupa vote dan comment!!
Jangan lupa promosiin ketemen temen kalian
Wwkwkwkk muach

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now