Last Sadness-57

4.8K 482 42
                                    

Disini lain, Seorang pemuda tersenyum miris menatap sepasang kekasih yang sedang tertawa di bangku taman. Ia meratapi nasibnya yang tak sejalan dengan inginnya. "Semoga lo bahagia dengannya. Biarkan aku disini, menjagamu saat ia menyakitimu lagi." Ucap lelaki itu. Lelaki itu adalah Raja. Meskipun masih tersimpan sedikit cinta untuk Ara, namun hatinya tak dapat bertindak lebih jauh. Jika dulu ia masih bisa egois, sekarang tidak lagi.

Raja menghampiri kedua insan itu.

Ekhem

Ara dan Abi menoleh saat mendengar suara deheman seseorang. "RAJA!!" Pekik Ara bahagia. Pascanya ia berhasil. Alasannya berhasil membuat Raja kembali kepadanya. Abi menatapnya dengan senyuman tipis. Abi sadar posisinya sekarang hanya sebatas mantan. Ia mengayunkan kakinya bersiap untuk pergi. "Mau kemana, Bi?" Tanya Ara menghentikan laju Abi.

"Gue gak mau ganggu kalian." Jawab Abi. Abi menatap miris ke arah Raja. "Gue sadar siapa gue. Mantan hanyalah mantan. Berdamai dengan masalalu bukan berarti balikan. Kalau lo bahagia, gue sebagai mantan hanya dapat mendukung. Meskipun hati gue masih enggan melepas lo." Ucap Abi yang membuat Raja dan Ara saling tatap.

Ara memiliki ide. Tak salah bukan, jika menguji lelaki itu. Ia mengedipkan sebelah matanya kepada Raja yang masih datar. "Iya gue sayang banget sama seseorang yang selalu memberi gue surat setiap paginya. Memberi gue cokelat setiap pagi. Memberi gue bunga mawar. Gue suka cowok yang romantis." Ucap Ara sambil memeluk lengan Raja possessive.

"Loh berarti lo suka sama gu—" Abi menutup mulutnya. Hampir saja ia memberi tahu Ara bahwa dia lah yang memberikan semua itu setiap pagi. Ara tertawa melihat ekspresi Abi. Lalu kemudian ia memeluk tubuh kekar Abi. "Iya gue sayang sama cowok romantis kaya lo." Ucap Ara.

Raja menarik tubuh Ara. "Bukan muhrim. Apalagi ada anak dibawah umur kaya gue." Ucap Raja membuat Ara tertawa.

Abi dan Raja ikut tertawa saat melihat Ara tertawa. Setidaknya gadis itu tak lagi bersedih. "Gue tau, Bi. Lo adalah cowok yang selalu memberi gue bunga, Cokelat, dan juga surat yang mengatas namakan Raja. Gue nobatkan lo sebagai cowok munafik sedunia mermaid." Ucap Ara di selingi tawa.

Ara bahagia. Setidaknya malam ini ia dapat bermimpi indah. Ia hanya perlu bersabar untuk menghabisi sisa waktunya di Rumah sakit jiwa. "ORANG GILA!" Teriak Gaga, Genta, dan Afgan yang berlari ke arah mereka. Dan dibelakang ketiganya, terdapat orang gila yang mengejar mereka. Abi menarik tangan Ara agar ikut bersamanya untuk bersembunyi. Ia membawa Ara ke belakang Rumah sakit jiwa.

Abi mengunci pergerakan Ara. Jarak diantara mereka cukup dekat. "Gue janji, Ra. Gue janji airmata lo gak akan terbuang sia-sia lagi. Gue sayang lo. Gue cinta lo. Gue ingin lo jadi milik gue selamanya. Gue gak ingin lo jauh lagi dari gue. Gue gak ingin merasakan sesaknya rindu lagi. Kalau dilan aja gak kuat, gimana gue yang cuma lelaki pengecut. Jangan pergi! Tetap lah jadi wanita yang mencintai gue dengan tulus. Ra, Caci maki saja diriku bila itu bisa membuatmu, kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala (nyanyi) Lo gak pantes nangis, Ra." Ucap Abi sambil tersenyum.

Ara bahagia. Hari ini begitu indah. Setidaknya ia tak berjuang sendirian. Setidaknya cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Ara melihat wajah Abi yang mendekat. Ara memiliki ide lagi. Ia bersyukur memiliki otak jahil yang cerdas.

Saat Abi menutup matanya bersiap untuk mencium Ara, Ara lebih dulu menghindar tanpa sepengetahuan Abi. Ara dapat melihat wajah Abi yang semakin dekat dan dekat.

1

2

3

Akhhhh

"Buahahahahah. Rasain lo, sosor aja temboknya, Bi. Gak berat kok, kamu pasti bisa haha. Dadah Abi!" Ucap Ara langsung lari.

Abi sadar dengan kejahilan Ara. "Dasar Annoying girl. Awas lo!" Jawab Abi sambil mengejar Ara.

Aksi kejar-kejaran berlangsung lama. Ara dan Abi akhirnya menjatuhkan tubuhnya diatas rumput. "3 bulan lagi, Bi. 3 bulan lagi gue bisa terlepas dari semuanya." Ucap Ara sambil menatap langit.

"Kalau aja gue gak egois, 2,5 tahun itu gak akan menyakitkan bagi lo. Gue cinta lo, Ra." Ucap Abi membuat senyum Ara terlukis. "Bodo-bodo-bodo gue gak perduli. Bodo. Ngomong aja sama spongebob hahah." Jawab Ara.

Abi menarik hidung Ara gemas. "Mungkin gak sih mantan bisa jadi kekasih lagi? Haha. Kalau lo izinin, gue pengen membeli hati lo. Agar gue bisa menetap selamanya disana." Gombal Abi. "Maaf ya gue gak mau jual hati gue. Karna gue gak mau lo keluar masuk hati gue seenaknya aja. Inget mantan ya mantan. Garis bawahi, Bi! Mantan." Tekan Ara.

Sedetik kemudian, Ara mengambil bunga matahari yang ia petik. "Gue itu adalah bunga matahari. Dan lo adalah mataharinya." Ucap Ara.

Abi mengeryitkan dahinya. "Kenapa gak matahari dan langit?" Tanya Abi.

"Karna gue gak mau matahari yang meninggalkan Langit saat bulan datang. Gue ingin menjadi bunga matahari yang hanya menatap ke satu arah. Yaitu Matahari." Kata-kata Ara membuatnya senang. "Aku gak mau jadi mentari. Aku mau jadi diri aku sendiri. Diri yang dicintai wanita cantik seperti lo. I love you my Crazy girl." Ucap Aldi.

Saat mereka hendak ciuman kembali, Ayi sangat heboh. "BUKAN MUHRIM WOOOII." Ingat Ayi.

Jangan lupa vote dan Comment!!! Liat kisah selanjutnya? Apakah mereka akan jadian lagi lalu putus lagi? Atau...

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now