Negara ke 9

5K 463 23
                                    

Part ini sangat panjang. Jangan bosan membacanya. Karna disini banyak tempat-tempat penting. Karna China memiliki banyak tempat sejarah. Author cuma ingin kalian membudayakan membaca tempat-tempat sejarah. Gak hanya tentang percintaan yang tak akan ada habisnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Republic Rakyat Tiongkok

Aldi, Dave, dengan si bocah kecil Caal, menapakkan kakinya di atas tanah China. China memang negara populer dengan segala keindahan tempat wisata yang ia miliki, tak heran jika Aldi membawa Dave dan Caal ke negara ini. "China ini memiliki banyak tempat-tempat bersejarah. Jadi selain buat jalan-jalan kita juga akan belajar banyak disini." Ucap Aldi. "Caal senang gak, Daddy ajak Caal kesini? Caal ingin liat Panda makan bambu?" Tanya Aldi yang membuat mata Caal berbinar.

"Au dad, Caal au. Caal au liat ambu akan panda." Ucap Caal yang membuat Aldi dan Dave tertawa. "Yang bener itu Panda makan Bambu Caal. Akh lo mah gak pinter Caal." Ucap Dave sambil terkekeh.

Sambil berjalan, sambil menikmati. Caal dangat riang berjalan kesana kemari. Ia bersih keras ingin melihat Bambu makan Panda. "Caal awas!" Ucap Aldi saat melihat sebuah mobil yang melaju ke arah bocah itu. Terlambat. Caal lebih dulu tertabrak dan tergeletak tak sadarkan diri. Pengemudi mobil itu langsung turun dari mobilnya. Ia kaget sekaligus takut saat melihat bocah kecil berlumuran darah. "Caal bangun! Caal janji sama daddy untuk ikut ke Indonesia. Caal bangun!" Ucap Aldi berkali-kali.

Sedangkan Dave tak tinggal diam. Ia menghampiri wanita bermata minimalis yang tampak putih dan cantik. Raut wajahnya terlihat takut dan cemas. Melihat Dave dihadapanny, wanita itu langsung meminta maaf dengan bahasanya. "Maaf. Aku tak sengaja membuatnya seperti itu. Sekali lagi aku minta maaf." Ucapnya. Sedikit-sedikit Dave mengerti apa yang wanita itu utarakan. Dave pernah mempelajarinya saat ia berteman dengan Mei-mei, gadis China di sekolahnya, sebelum akhirnya Dave koma bertahun-tahun.

Bermodal bahasa china yang minim, Dave menjawabnya. "Tanggung jawablah. Cepat bawa dia ke rumah sakit terdekat." Jawab Dave. Ingin sekali Dave marah, namun ia tahu wanita itu tak sengaja. Perempuan itu menyetujuinya, dan menyuruh Aldi membawa Caal kedalam mobilnya.
***
Resah menunggu lama, Caal akhirnya tak kenapa-kenapa. Ia hanya sedikit shock dan terluka di bagian dahi. Selebihnya ia tak apa-apa. "Maaf. Sekali lagi saya minta maaf." Ucapnya.

"Tak apa. Anak saya juga tidak apa-apa. Pergilah, kami bisa mengurusnya." Ucap Aldi. Perempuan itu enggan beranjak sedikitpun. "Sepertinya kalian adalah pendatang. Bagaimana jika kalian tinggal bersama keluarga saya sampai liburan kalian usai. Kakak laki-laki saya meninggal, ibu saya terpuruk. Saya yakin dengan kedatangan kalian, ibu saya dapat tersenyum. Saya mohong." Pintanya.

Aldi tak enak hati untuk menolak. Akhirnya ia menerima untuk tinggal bersama perempuan itu.
***
Bukan rumah besar milik pengusaha, hanya rumah sederhana khas rumah China yang kini ada dihadapan Aldi, Dave, dan Caal. "Rumah ini tak besar. Tapi kami berkecukupan. Hai Caal, apakah kamu ingin melihat panda? Aku memiliki panda di halaman belakang." Ucap Baylee. Caal terlihat tak mengerti dengan ucapan Baylee, Aldi pun mentranslatekannya. "Caal ingin lihat Panda? Tante Baylee memilikinya dihalaman belakang. Ikutlah bersamanya." Ucap Aldi sambil tersenyum.

Caal mengangguk antusias. Baylee membawa mereka masuk kerumahnya. "Assalamualaikum." Salamnya. Ternyata Baylee adalah seorang muslim. Ayahnya seorang pengusaha sekaligus tabib. Rumahnya sederhana, namun rumah ini terlihat paling mahal diantara rumah-rumah disana. "Nak siapa yang kamu bawa?" Tanya seorang wanita yang Aldi yakini adalah Ibu Baylee. Baylee menjelaskannya, dan betapa senangnya Natlee saat mereka memutuskan menginap dirumahnya. Sosok anaknya yang hilang kini tergantikan oleh kehadiran Aldi, Dave, dan Caal. Saat Natlee menyuruh mereka berempat untuk makan. Ia tak perlu ribet. Cukup. "ABCD. Makanlah!" Ucapnya.
***
Kota terlarang, Beijing

LAST SADNESS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang