Last Sadness-5

11.1K 829 6
                                    

Cinta sesungguhnya ialah dia yang berani berkorban demi orang yang dicintanya, bukan egois untuk menyuruhnya untuk membalas cintanya.

Ara menuruni anak tangga dengan hati-hati. Ia hanya menggunakan kaki palsu sebagau tumpuhan. Ara masa bodo dengan Abi yang memanggilnya sedari tadi. Abi benar-benar berhasil buat dia memanas. "Ish dasar lo ya, gue panggilin juga." Ucap Abi dengan nafas yang tergesa-gesa.

Ara menatapnya sinis. "Kenapa?!" Ucapnya.

Abi terbahak-bahak melihat wajah Ara saat ini. Ternyata gadis di depannya benar-benar marah dengannya. "Maafin deh! Jangan di ambil hati!" Ucap Abi. Lalu Abi membawa Ara menaiki mobilnya.

Ara membuka sebuah buku diary, sepertinya milik dia. Aku bahagia ketika melihatmu bahagia, meski aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, setidaknya aku tahu kamu bahagia. Impianku adalah menjadi kekasihmu, namun jika tuhan berkehendak, aku harap tidak ada siapapun yang menggeser namamu.

Ara menatap Abi, lalu ia menuliskan disebuah kertas kosong. Salahkah bila aku menggeser namanya? Salahkah bila aku mencintai dia? Haruskah ku pendam semua? Agar tidak ada yang terluka?

Ara kembali menatap Abi yang sedang serius dengan pandangan jalan raya di depannya. Ara kembali menulis. Banyak hal yang akan ku tuliskan disini. Tentang aku yang menemukannya, tentang aku yang dalam rasa bimbang. Semua adalah hal yang sulit aku pilih, aku percayakan semua pada tuhan, pilihanku tidak selalu benar. Jika dia memang jodohku, tuhan akan menyimpannya untukku. Setelah itu Ara menutup buku diarynya.

Abi menoleh ke arah Ara, menatap Ara yang nenatap ke luar jendela. Tuhan salahkah bila aku mencintainya? Kenapa kamu ciptakan dia jika bukan untukku?

"ABI AWASS!!" Teriak Ara yang membuat Abi langsung mengalihkan pandangannya kedepan. Terlambat, sudah terlambat.

Bruk..

Abi membanting stir ke kanan, lalu melindungi Ara agar terhindar dari kecelakaan itu, namun justru dia yang terluka. Kaca yang pecah, munusuk punggungnya. Harusnya Ara yang kena, tapi Abi menyelamatkannya.

Dahi Abi berdarah, kecelakaan itu membuat Abi terluka parah. Demi dia, Abi relakan segalanya. "Abi!!" Panggil Ara. Namun Abi sudah tidak sadarkan diri.

Ara panik setengah mati. Ia mengambil ponsel di dalam sling bagnya. Siapa yang harus ia telfon?

GAGA!

Ara segera menelfon Gaga.

"Hallo gak hiks.."

"Halo? Lo kenapa Ra? Kok nangis?"

"Abi!! Kita kecelakaan. Abi luka parah Ga."

"Lo dimana?"

"Kilometed 98."

Tut-tut-tut

Ara masih menangis. Airmatanya sudah bercampur dengan darah Abi yang berceceran di baju putihnya. "Bi bangun Bi!!" Pinta Ara. Ara masih merasakan denyut nadi Abi, namun siapa yang tak panik jika mata itu terus tertutup, apalagi saat Ara melihat kepingan-kepingan kaca yang masih menusuk bahu Abi.

Posisi Ara pun tidak berubah. Masih dalam keadaan dimana Abi memeluknya erat, tapi yang berbeda kini adalah tangan Abi yang sudah terlepas dari pelukannya.

"Abi lo harus kuat!" Ucap Ara.

Ara mencabut satu persatu kepingan Kaca di bahu Abi. Lalu kepingan Kaca di punggung Abi. Kemudian kepingan Kaca di lengan Abi. Tangan Ara juga terluka saat mencabutnya, namun itu tidak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit yang Abi pasti rasakan. "Kenapa lo nyelamatin gue sih? Harusnya yang lo rasain itu, gue yang rasian." Ucap Ara.

Ara dengan tangannya yang luka, menyingkirkan rambut yang mungkin terlalu ribet. "Abi bangun Abi!" Pinta Ara. "Abi lo kenapa jadi cowok baik banget sih?" Tanya Ara yang semakin kesal. Kenapa Abi bodoh? Kenapa Abi melakukannya untuk Ara?

"Bangun,Bi! Gue harap lo membuka mata lo!" Ucap Ara.

Tok-tok-tok

Ara menoleh saat mobilnya sudah dikerubungi oleh orang. Ara menyingkirkan sebentar tubuh Abi, ia harus membuka mobil Abi yang terkunci. "Ara! Yaampun Abi?" Ucap Gaga saat melihat tubuh Abi yang sudah penuh darah.

Polisi juga sudah menangani Kecelakaan itu. Mobil Abi pun di bawa polisi untuk proses penyelidikan.
***
Gaga mengangkat tubuh Abi menuju rumah sakit, diikuti oleh Ara yang jalan terpingkal-pingkal. Tangannya sakit, kakinya sakit. Badannya pun lemas, membuat Ara pingsan di parkiran rumah sakit. Gaga memanggil suster rumah sakit, lalu Abi di bawa masuk ke UGD. Gaga mencari keberadaan Ara? Dimana Ara? Gaga menemukan Ara yang tegeletak di parkiran. Ia menggendongnya memasuki rumah sakit. Ara dan Abi ditangani dokter bersama.

Ara dan Abi berada di brangkar rumah sakit yang hanya berbeda jarak 4 lantai. "Ara?" Tanya Dr. Zero saat melihat Ara yang ia tangani. "Kenapa bisa?" Tanya Zero.

Tanpa banyak tanya, Ara langsung di tangani Zero dengan telaten. Ara tidak apa-apa, dia hanya sedikit shock. Zero melihat pasien yang sedang ditangani temannya. Ternyata itu Abi, lelaki yang Zero tahu adalah kekasih Ara.

Waduhhh!! Masih awal udah ada aja masalah? Kasian ya Abi? Eh kita ketemu lagi sama dokter zero yang tampan lagi. KEPO?? Tunggu aja kelanjutannya. Oiya maap jarang update kemarin, sibuk merapikan AG1.

TBC..
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!!!

Ernawati,

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now