Last Sadness-6

9.3K 710 8
                                    

Ara mengerjapkan matanya saat matahari pagi mengusik dan memaksa masuk melalui jendela besar dalam sebuah ruangan yang penuh alat-alat menakutkan. Ara melihat seseorang yang terbalut selimut biru dengan infus di tangannya.

Ara melihat lelaki yang memakai masker oksigen yang menutupi mulut serta hidungnya. Ia melihat wajah pucat lelaki yang berada di brangkar itu, lelaki yang mengingatkannya akan kejadian kecelakaan pada siang itu.

Ara menangis membayangkan lelaki itu menahan pilu sakitnya sendirian. Haruskah Ia mempertahankan cintanya disaat ada sosok lelaki yang menolongnya, dan merelakan nyawanya? Ara menggeleng. "Bukan gue yang dia cinta." Gumam Ara sebelum tangisannya meledak dan membuatnya merasa sesak.

Ceklek...

Ara melihat wanita cantik yang menggerek kopernya kearah Abi. Siapa dia?  Ara melihat wanita yang memeluk dan menangis diatas tubuh Abi. Sakit? Ara merasa sesak melihatnya. Entah mengapa ia merasa tak kuat melihatnya.

Ara meremas selimut yang menyelimutinya, menahan amarah yang menggebu di tubuh Ara. Ara menatap ke arah jendela, menumpahkan tangisnya dalam diam. Ia tak ingin wanita itu tahu bahwa ada rasa sakit yang menusuk relung hatinya.

"Hi!!" Ara menghapus airmatanya saat mendengar suara wanita yang kini berdiri di samping Ara. Ara menoleh dan memaksakan senyumnya. "My name is Aveline, you can call me Avel! Abi adalah kakak aku. You're so beautiful. I like you! And aku senang,ketika aku dengar, kakak ku sangat mencintaimu. Maaf, aku terbiasa berbahasa inggris, selama ini aku tinggal di luar negeri, tetapi aku bisa kok berbahasa Indonesia." Ucapnya.

Ara malu. Ia sudah cemburu dengan adiknya Abi. Abi tak pernah bercerita tentang gadis ini. Gadis yang sangat amat cantik. "Hei kenapa kamu diam? Kamu tidak menyukaiku?" Tanya Avel saat Ara hanya diam menatapnya.

Ara membenarkan rambutnya yang menyentuh matanya. "Akh bukan seperti itu. Aku hanya sedang memikirkan, bagaimana bisa aku melihat bidadari dihadapanku?haha." Ara tertawa melihat Avel tertawa.

"Kau tau tidak, Ara? My brother sangat menyukaimu?" Tanya Avel sambil mengelus rambut Ara. "Tapi sayang kini dia sedang dalam mimpi panjangnya. Aku merindukannya, kenapa dia belum membuka matanya?" Tanya Avel.

Ada sedikit rasa bersalah saat melihat wajah kecewa yang Ara lihat dari wajah Avel. Ini semua karnanya, karna dia, Avel belum bisa mengobati rasa rindunya. "Kau tahu tidak?" Tanya Avel. Ara hanya menggeleng.

"Tentu saja kamu tidak tahu. Karna aku belum memberitahumu. Haha." Ara tersenyum melihat Avel yang tersenyum bahagia. "Kenapa aku begitu formal? Akh maafkan aku, Ara! Aku mau menceritakan sedikit dongeng tentang lelaki itu." Ucap Avel.

"Lelaki mana?" Tanyanya.

Avel menoleh ke arah Abi yang senantiasa menutup matanya. "Dia. Kakakku. Sebenarnya kamu bukan cinta pertama kakakku." Ucap Avel. "Kakakku lebih dahulu menyukai gadis cantik bernama—"

Avel memberhentikan dongengnya setelah mata Ara telah tertutup. "Baiklah, aku akan menceritakannya di lain waktu. Semoga kau cepat sembuh, Ara!" Ucap Avel.

Avel berjalan menuju kursi disamping brangkar temat kakaknya berada. Avel melihat alat pendeteksi jantung yang menenangkan hatinya. "Cepat buka mata lo! Gue kangen tau. I miss you so much, my brother." Ucap Avel.

Ceklek

Avel yang sedang menggengam tangan kakaknya, menoleh ke arah lelaki jangkung yang baru saja masuk dan menghambur pelukan ke arah Ara. Avel menyaksikannya sangat jelas, lelaki itu menangis seperti apa yang Avel lakukan tadi. Avel kembalikan pandangannya ke arah Abi. "Lo gak cemburu apa liat orang yang lo sayang dipeluk kaya gitu? Makanya lo bangun! Lo harus buktiin cinta lo." Ucap Avel.

"Lo siapa?" Tanya lelaki jangkung yang menghampiri Avel.

"Avel. Gue adalah adik Abi." Ucapnya.

Lelaki itu hanya mengangguk. "Gue Aldi. Gue titip pacar gue ya! Gue mau pergi sebentar." Ucapnya.

Aldi?

Aldi?

Aldi?

Avel sepertinya mengingat nama itu, tapi siapa? Avel meletakkan telunjuk kanannya di dahinya. Mencoba mengingat nama lelaki yang baru saja pergi. "Tapi sayangnya dia hanya menyukai satu lelaki. Dan bukan gue, tapi Aldi."

"Akh gue ingat. Jadi yang tadi itu cinta pertamanya ka Ara? Lelaki yang sangat dicintai Ara? Uh menyebalkan. Lelaki itu sangat dingin. Lo harus menggantikan posisinya! Gue percaya kalau lo bisa dapetin wanita yang berada di brangkar itu." Ucap Avel percaya diri.

Ceklek

Banyak sekali yang masuk ke ruangan Abi dan Ara. Kini Avel melihat lelaki yang menatapnya tajam dengan mata elangnya. Apakah semua pria indonesia aneh seperti itu? Batin Avel.

Lelaki itu tak sendiri, dia bersama lelaki yang mirip dengan lelaki bermata tajam itu. "Lo siapa?" Tanya lelaki yang terlihat lebih tua sedikit dari kakaknya. "Avel. Adiknya Abi." Ucap Avel.

"Sejak kapan Abi punya adik?" Tanya lelaki itu.

Duh jadi Avel tuh yang jadi castnya ANYA di MBP [My Boy Playboy]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Duh jadi Avel tuh yang jadi castnya ANYA di MBP [My Boy Playboy]

Cantik gak? Cocoknya sama siapa kira kira nih? GENTA? GAGA? AYI? MARCO? AFGAN? ANJAR? ALEX? Hayo siapa hayo pilihan kamu?? Author mah udah punya pilihan wkwk

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YAKK!!

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now