Last Sadness-51

4.9K 455 16
                                    

Melangkah dengan penuh harap, pergi dengan sebuah restu, senyum yang terlukis, kini menggambarkan Raja saat ini. Pagi-pagi buta ia bangun dari mimpi indahnya, membersihkan diri lalu menemui ibunya untuk meminta sebuah restu. Kemudian kakinya melangkah menuju pedangang bunga langgangannya saat dulu ia memberikan sebuah bunga mawar untuk semangat hidup kakaknya. "Bang mawarnya 1 ya!" Pinta Raja.

Pedagang itu langsung memberikan satu bunga yang menjadi favorite Raja. "Buat kakaknya lagi ya? Memangnya kakaknya sudah kembali?" Tanya pedangang itu. Hati raja tersentuh, ia hanya membalas pedagang itu dengan senyuman, lalu pergi dengan memberikan selembar uang 20.000an.

Rumah sakit jiwa. Itulah tujuannya sekarang. Hari ini ia merelakan tidak sekolah hanya untuk menjenguknya. Menjenguk orang spesial yang membawa warna baru dalam hidupnya. "SELAMAT PAGI!" Sapa Raja saat melihat Ara duduk terdiam di tempatnya. Ara menoleh dengan bahagia. Ia menghampiri Raja dan memeluknya. "Selamat pagi juga, Raja." Jawabnya sambil melepas pelukan itu.

Raja tersenyum. Hatinya menghangat setiap kali dekat dengan gadis itu. "Kabar lo?" Tanya Raja singkat. Ara tertawa saat mendengar pertanyaan singkat itu. "Raja, dimana-mana kalau nanya kabar itu begini 'Cantik, gimana kabar lo' gitu wkwk."

Raja ikut tersenyum. "Gi-gimana kabar lo?" Tanya Raja mengulanginya susah payah. "Gue baik. Ada apa lo kesini?" Tanya Ara.

"Kangen." Ara lagi-lagi tertawa. Hal itu cukup membuat Raja gila. Menanyakan kabar lalu berkata rindu. "Maksud gue, akh lupain. Kapan lo boleh pulang?" Tanya Raja.

Ara duduk membelakangi Raja. Raja pun ikut duduk membelakangi Ara. "Sekitar 9 bulan lagi gue keluar. Gue rindu semua yang terjadi sebelum adanya masalah-masalah ini. Gue rindu Kak Alex,gue rindu semuanya. Hidup gue seakan jungkir balik saat semua ini terjadi. Gue rindu keluarga gue." Jawab Ara.

Raja mendengus. "Jangan sedih. Gue gak bisa liat lo sedih." Ucap Raja lalu keadaan kembali hening. "Ra, apa arti mencintai?" Tanya Raja.

"Mencintai merelakan. Jika cinta tak berpihak maka ia harus merelakan." Jawab Ara.

Raja memainkan bunga mawarnya. "Lalu apa arti kebersamaan kita? Apa bisa kita memiliki hubungan lebih dari seorang Teman?" Tanyanya lagi. Ara diam, namun kemudian Raja mendengar suara desahan kasar yang keluar dari bibir Ara. "Bukan kah hubungan kita lebih dari seorang teman? Ya. Karna kita memiliki hubungan layaknya adik dan kakak. Gue senang bisa bertemu lo. Setidaknya gue merasakan apa artinya adik di dunia ini." Jawab Ara yang membuat bunga yang Raja pegang jatuh. Kata-kata Adik dan Kakak membuat raut wajah Raja berubah. "Lo bawa apa?" Tanya Ara saat mendengar sesuatu terjatuh.

Raja langsung mengambil bunganya lalu ia sembunyikan dibalik saku jaketnya. "Bukan apa-apa. Ra, jaga diri lo baik! Maaf jika dalam waktu yang lama gue gak menjenguk lo. Gue harap lo mendapatkan bahagia lo." Ucap Raja.

Ara mengenggam tangan Raja. "Pergilah untuk kembali. Jangan meninggalkan gue tanpa pamit. Gue sayang lo, gue sayang lo sebagai adik gue. Gue berharap Abi mau menemui gue. Dan gue berharap lo mendapatkan cinta lo. Semangat! Jangan pernah putus asa! Semangat UNnya. Di graduation lo nanti, gue akan datang. I love you—" ucap Ara yang membuat Raja tersenyum. "My young brother." Ara tersenyum, namun Raja merasakan sesak. Ia paksakan sebuah senyuman. Lalu pergi meninggalkan Ara.

Semuanya pupus. Harapannya pupus. Langkah kakinya tak seenergik tadi. Tubuhnya lemas. Lalu ia merogoh saku jaketnya. Mengambil bunga yang akan di berikan kepada Ara. 'Gue sayang lo, gue sayang lo sebagai adik gue' kata-kata itu membuat dada Raja sesak. 'Gue berharap Abi mau menemui gue. Dan gue berharap lo mendapatkan cinta lo' Raja menggeleng. Ia tak akan mendapatkan cintanya. Hatinya hancur, luka itu membuat Raja tak mempercayai cinta. "GUE SAYANG LO, RA! GUE SAYANG LO BUKAN SEBAGAI ADIK! GUE SAYANG LO SEBAGAI SEORANG LELAKI YANG MENCINTAI WANITA. KENAPA LO GAK PAHAM?" Teriak Raja. Raja membuang bunga yang ia beli tadi, lalu ia mengeluarkan sebuah foto sosok yang ia rindukan. Nasya. Ia merindukan Nasya, kakaknya.

 Ia merindukan Nasya, kakaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo dimana kak? Gue butuh lo. Apa gue salah mencintai wanita yang lebih tua dari gue, Kak? KENAPA DIA ANGGAP GUE GAK LEBIH DARI SEORANG ADIK, KA?! KENAPA DIA ANGGAP GUE ANAK KECIL YANG GAK NGERTI APA ARTINYA CINTA?! KENAPA DISAAT GUE JATUH CINTA? GUE MALAH MERASAKAN SAKIT?! KENAPA KAK?"  Teriak Raja frustasi.

Teriakan itu membuat sosok Ara menangis. "Maafin gue, Ja. Gue gak ingin lo masuk terlalu dalam ke sebuah kisah yang gak akan pernah bisa kita jalanin. Gue menyanyanginya, dan lo berhak bahagia." Lirih Ara.
***
Tok-tok-tok

Suara ketukan membuat seorang lelaki bangkit dari sofa. Rumahnya sepi, hanya ada dia dan televisi yang ia abaikan. Ia melangkah untuk membukakan sesorang yang mengetuk pintunya. Betapa terkejutnya ia saat melihat seorang lelaki lebih muda darinya, dengan jaket kulit, serta wajah dingin, hadir di hadapannya. "Lo-lo yang Ara selamatkan?" Tanya Abi.

Dua orang itu adalah Abi dan Raja. Betapa terkejutnya Abi saat melihat Raja datang ke rumahnya. "Ada apa?" Tanya Abi. "Pergilah! Temui dia! Dia menyanyangi lo. Seburuk apapun lo, dia tetap mencintai lo. Datanglah untuk sekedar tahu keadaanya. Dia sangat mengharapkan kehadiran lo." Ucap Raja to the point.

Abi menggeleng. "Gue gak mau dia semakin tersakiti." Jawabnya. Raja menghantam tepi bibirnya. Hingga Abi tersungkur kesakitan di lantai. "LO FIKIR DENGAN LO LARI DARI SEMUANYA? DIA AKAN BAIK-BAIK AJA?" Bentak Raja. "ENGGAK! JUSTRU KEPERGIAN LO MENYIKSANYA. DIA CINTA LO! DIA CINTA LO, BRENGSEK." Raja lagi-lagi memukul wajah Abi.

Lalu Raja pergi setelah melihat Abi meringis kesakitan. Abi menangis sejadi-jadinya. Apa yang akan ia katakan saat menemui Ara? Abi yakin Ara membencinya, Abi yakin Ara akan memarahinya? Abi yakin kehadirannya hanya menyiksa Ara. Namun lagi-lagi kata-kata Raja terngiang. 'Lo fikir dengan lo lari dari semuanya? Dia akan baik-baik aja? Dia cinta lo! Dia cinta lo, brengsek.' Abi tersiksa. Abi tersiksa dengan permainan yang ia mulai. "KENAPA RA?! KENAPA HARUS GUE YANG LO CINTAI?! GUE CUMA BISA BUAT LO TERLUKA." Teriak Abi frustasi. Abi mengungatkan dirinya, ia lantas mengambil jaketnya dan pergi meninggalkan rumahnya. Entah kemana ia akan pergi.

Halooo guyss!!! Jangan lupa vote dan comment!!! Sedikit lagi ending lohh wah kira-kira berapa chapter lagi ya?? Hehe sampai ketemu lagi😊

Follow Ig : ladybala_

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now